Cara Menghitung UCL dan LCL di Excel untuk Sobat TeknoBgt
Cara Menghitung UCL dan LCL di Excel untuk Sobat TeknoBgt

Cara Menghitung UCL dan LCL di Excel untuk Sobat TeknoBgt

Hello Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL) di Excel. Mungkin bagi sebagian orang, menghitung UCL dan LCL di Excel bisa terasa membingungkan. Namun, dengan memahami cara perhitungan yang benar, Sobat TeknoBgt akan mudah menjalankannya.

Pengertian UCL dan LCL

Sebelum lanjut pada cara menghitungnya, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu UCL dan LCL. UCL atau Upper Control Limit adalah batas atas dari suatu proses yang ditetapkan sebagai batas normal dari proses tersebut. Sedangkan LCL atau Lower Control Limit adalah batas bawah dari suatu proses yang ditetapkan sebagai batas normal dari proses tersebut. UCL dan LCL digunakan untuk membantu dalam memantau kinerja suatu proses agar tetap berada pada batas normal dan terkontrol.

Cara Menghitung UCL dan LCL di Excel

Persiapan Data

Sebelum kita mulai menghitung UCL dan LCL di Excel, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu:

  1. Data yang akan digunakan untuk menghitung UCL dan LCL harus disimpan dalam sebuah file Excel dan disusun berurutan.
  2. Data tersebut harus dihitung rata-rata (x̄) dan simpangan baku (s).
  3. Tentukan juga jumlah sampel (n) yang akan digunakan dalam penghitungan UCL dan LCL.

Dengan persiapan data yang tepat, kita dapat dengan mudah menghitung UCL dan LCL di Excel. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Langkah 1: Menghitung Rata-rata (x̄)

Langkah pertama adalah menghitung rata-rata dari data yang ada. Caranya adalah dengan menggunakan rumus berikut:

RumusKeterangan
=AVERAGE(data)data: rentang sel yang berisi data yang akan dihitung rata-ratanya

Contoh:

DataRata-rata (x̄)
1
2
3
4
5
=AVERAGE(A2:A6)

Pada contoh di atas, kita menggunakan data 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk dihitung rata-ratanya. Rumus yang kita gunakan adalah =AVERAGE(A2:A6), yang artinya kita akan menghitung rata-rata dari sel A2 sampai A6.

Langkah 2: Menghitung Simpangan Baku (s)

Langkah selanjutnya adalah menghitung simpangan baku dari data yang ada. Caranya adalah dengan menggunakan rumus berikut:

RumusKeterangan
=STDEV.S(data)data: rentang sel yang berisi data yang akan dihitung simpangan bakunya

Contoh:

DataRata-rata (x̄)Simpangan Baku (s)
1=AVERAGE(A2:A6)
2=AVERAGE(A2:A6)
3=AVERAGE(A2:A6)
4=AVERAGE(A2:A6)
5=AVERAGE(A2:A6)
=STDEV.S(A2:A6)

Pada contoh di atas, kita menggunakan data yang sama dengan contoh sebelumnya. Rumus yang kita gunakan adalah =STDEV.S(A2:A6), yang artinya kita akan menghitung simpangan baku dari sel A2 sampai A6.

Langkah 3: Menghitung UCL dan LCL

Setelah kita menghitung rata-rata dan simpangan baku dari data yang ada, langkah selanjutnya adalah menghitung UCL dan LCL. Berikut adalah rumus yang digunakan:

UCLKeterangan
=x̄ + (Z * (s/√n))x̄: rata-rata data
Z: faktor koreksi untuk jumlah sampel n tertentu
s: simpangan baku data
n: jumlah sampel
LCLKeterangan
=x̄ – (Z * (s/√n))x̄: rata-rata data
Z: faktor koreksi untuk jumlah sampel n tertentu
s: simpangan baku data
n: jumlah sampel

Faktor koreksi untuk jumlah sampel n tertentu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Jumlah Sampel (n)Faktor Koreksi (Z)
21,88
31,02
40,73
50,58
60,48
70,42
80,37
90,34
100,31

Contoh:

DataRata-rata (x̄)Simpangan Baku (s)Jumlah Sampel (n)UCLLCL
1=AVERAGE(A2:A6)=STDEV.S(A2:A6)5=A7+(0,58*(B7/SQRT(C7)))=A7-(0,58*(B7/SQRT(C7)))
2=AVERAGE(A2:A6)=STDEV.S(A2:A6)5=A8+(0,58*(B8/SQRT(C8)))=A8-(0,58*(B8/SQRT(C8)))
3=AVERAGE(A2:A6)=STDEV.S(A2:A6)5=A9+(0,58*(B9/SQRT(C9)))=A9-(0,58*(B9/SQRT(C9)))
4=AVERAGE(A2:A6)=STDEV.S(A2:A6)5=A10+(0,58*(B10/SQRT(C10)))=A10-(0,58*(B10/SQRT(C10)))
5=AVERAGE(A2:A6)=STDEV.S(A2:A6)5=A11+(0,58*(B11/SQRT(C11)))=A11-(0,58*(B11/SQRT(C11)))

Pada contoh di atas, kita menggunakan data yang sama dengan contoh sebelumnya. Setelah menghitung rata-rata dan simpangan baku dari data, kita dapat menghitung UCL dan LCL. Kita menggunakan jumlah sampel 5, sehingga faktor koreksinya adalah 0,58 (yang terdapat pada tabel faktor koreksi).

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan UCL dan LCL?

UCL atau Upper Control Limit adalah batas atas dari suatu proses yang ditetapkan sebagai batas normal dari proses tersebut. Sedangkan LCL atau Lower Control Limit adalah batas bawah dari suatu proses yang ditetapkan sebagai batas normal dari proses tersebut.

2. Mengapa perlu menghitung UCL dan LCL?

UCL dan LCL digunakan untuk membantu dalam memantau kinerja suatu proses agar tetap berada pada batas normal dan terkontrol. Dengan menghitung UCL dan LCL, kita dapat mengetahui apakah kinerja proses tersebut masih dalam batas normal atau tidak.

3. Bagaimana cara menghitung UCL dan LCL di Excel?

Cara menghitung UCL dan LCL di Excel adalah dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Menghitung rata-rata (x̄) dari data
  2. Menghitung simpangan baku (s) dari data
  3. Menghitung UCL dan LCL menggunakan rumus yang sudah ditentukan

Kesimpulan

Dalam memantau kinerja suatu proses, UCL dan LCL sangat penting untuk diperhatikan. Dengan menghitung UCL dan LCL di Excel, kita dapat dengan mudah mengetahui apakah kinerja proses tersebut masih dalam batas normal atau tidak. Selain itu, cara menghitung UCL dan LCL juga sangat mudah dipahami dengan mempersiapkan data yang tepat dan mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung UCL dan LCL di Excel untuk Sobat TeknoBgt