Halo Sobat TeknoBgt, membangun sebuah proyek adalah suatu tantangan yang mengasah kemampuan kita untuk berpikir, berinovasi, dan bekerja secara efisien. Namun, ada beberapa masalah yang seringkali muncul ketika kita menjalankan sebuah proyek, salah satunya adalah menentukan total float. Total float seringkali dianggap sebagai sebuah konsep yang sulit untuk dipahami, apalagi bagi mereka yang baru memulai karir di dunia proyek. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung total float secara terperinci dan mudah dipahami. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
1. Apa itu Total Float?
Sebelum membahas tentang cara menghitung total float, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu total float. Total float, atau juga dikenal dengan slack time, adalah selisih waktu antara waktu penyelesaian suatu aktivitas dan waktu deadline yang telah ditetapkan. Total float menunjukkan berapa lama suatu aktivitas dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Total float sangat penting untuk diketahui karena akan membantu kita dalam merencanakan dan mengatur waktu dan sumber daya pada proyek tersebut.
1.1. Contoh Total Float dalam Proyek Konstruksi
Sebagai contoh, misalkan kita sedang membangun sebuah gedung dengan waktu penyelesaian 12 bulan. Ada dua aktivitas yang harus diselesaikan, yaitu pembangunan struktur dan pemasangan atap. Pembangunan struktur memerlukan waktu 8 bulan untuk diselesaikan, sedangkan pemasangan atap memerlukan waktu 3 bulan. Oleh karena itu, total float untuk pemasangan atap adalah 9 bulan (12 bulan – 3 bulan – 8 bulan). Artinya, pemasangan atap dapat ditunda hingga 9 bulan tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.
2. Mengapa Menghitung Total Float Penting?
Menghitung total float sangat penting karena akan membantu kita dalam merencanakan dan mengatur waktu dan sumber daya pada proyek tersebut. Dengan mengetahui total float, kita dapat mengidentifikasi aktivitas mana yang kritis dan mana yang tidak kritis, sehingga dapat diatur dengan lebih baik. Selain itu, total float juga dapat membantu kita dalam memprediksi waktu penyelesaian proyek, meminimalkan risiko keterlambatan, serta meningkatkan efisiensi proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak menghitung total float pada proyek yang sedang kita jalankan.
3. Cara Menghitung Total Float
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung total float, di antaranya adalah:
3.1. Metode Forward Pass
Metode forward pass digunakan untuk menentukan waktu awal dan waktu akhir suatu aktivitas pada jaringan kegiatan. Metode ini juga digunakan untuk menentukan total durasi proyek. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung total float menggunakan metode forward pass:
Langkah-langkah | Keterangan |
---|---|
1 | Tentukan aktivitas yang memiliki waktu paling awal untuk dimulai (biasanya dimulai dari node dengan tanda panah masuknya tidak ada) |
2 | Tentukan waktu awal aktivitas tersebut |
3 | Tentukan waktu akhir aktivitas tersebut dengan menjumlahkan durasi aktivitas dan waktu awal |
4 | Lakukan langkah 1-3 untuk semua aktivitas pada jaringan kegiatan |
5 | Tentukan waktu selesai proyek dengan mencari aktivitas yang memiliki waktu paling akhir dan menambahkan durasinya |
6 | Hitung total float dengan cara mencari selisih antara waktu selesai proyek dengan waktu deadline |
Contoh penerapan metode forward pass pada proyek konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut:
Aktivitas | Durasi | Waktu Awal | Waktu Akhir |
---|---|---|---|
A | 3 | 0 | 3 |
B | 4 | 3 | 7 |
C | 5 | 7 | 12 |
D | 6 | 3 | 9 |
E | 4 | 9 | 13 |
F | 5 | 12 | 17 |
G | 3 | 9 | 12 |
Dalam contoh tersebut, waktu selesai proyek adalah 17 (durasi aktivitas F) dan waktu deadline adalah 20. Oleh karena itu, total float untuk setiap aktivitas dapat dihitung seperti pada tabel berikut:
Aktivitas | Total Float |
---|---|
A | 17 – 3 – 0 = 14 |
B | 17 – 4 – 3 = 10 |
C | 17 – 5 – 7 = 5 |
D | 17 – 6 – 3 = 8 |
E | 17 – 4 – 9 = 4 |
F | 17 – 5 – 12 = 0 |
G | 17 – 3 – 9 = 5 |
3.2. Metode Backward Pass
Metode backward pass digunakan untuk menentukan waktu akhir dan waktu awal suatu aktivitas pada jaringan kegiatan. Metode ini juga digunakan untuk menentukan total float. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung total float menggunakan metode backward pass:
Langkah-langkah | Keterangan |
---|---|
1 | Tentukan aktivitas yang memiliki waktu paling akhir untuk diselesaikan (biasanya dimulai dari node dengan tanda panah keluar tidak ada) |
2 | Tentukan waktu akhir aktivitas tersebut |
3 | Tentukan waktu awal aktivitas tersebut dengan mengurangi durasi aktivitas dari waktu akhir |
4 | Lakukan langkah 1-3 untuk semua aktivitas pada jaringan kegiatan |
5 | Tentukan waktu mulai proyek dengan mencari aktivitas yang memiliki waktu paling awal dan mengurangi durasinya |
6 | Hitung total float dengan cara mencari selisih antara waktu mulai proyek dengan waktu deadline |
Contoh penerapan metode backward pass pada proyek konstruksi yang sama dapat dilihat pada tabel berikut:
Aktivitas | Durasi | Waktu Awal | Waktu Akhir |
---|---|---|---|
A | 3 | 0 | 3 |
B | 4 | 13 | 17 |
C | 5 | 12 | 17 |
D | 6 | 8 | 14 |
E | 4 | 13 | 17 |
F | 5 | 10 | 15 |
G | 3 | 12 | 15 |
Dalam contoh tersebut, waktu mulai proyek adalah 0 dan waktu deadline adalah 20. Oleh karena itu, total float untuk setiap aktivitas dapat dihitung seperti pada tabel berikut:
Aktivitas | Total Float |
---|---|
A | 3 – 0 = 3 |
B | 17 – 13 – 4 = 0 |
C | 17 – 17 – 5 = 0 |
D | 14 – 8 – 6 = 0 |
E | 17 – 17 – 4 = 0 |
F | 15 – 10 – 5 = 0 |
G | 15 – 12 – 3 = 0 |
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa tidak ada aktivitas yang memiliki total float yang lebih dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas pada proyek tersebut bersifat kritis, sehingga harus dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
4. FAQ
4.1. Apa yang Dimaksud dengan Aktivitas Kritis?
Aktivitas kritis adalah aktivitas yang memiliki total float atau slack time yang sama dengan nol. Artinya, aktivitas tersebut tidak dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Aktivitas kritis sangat penting untuk dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, karena jika terlambat dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
4.2. Apa yang Harus Dilakukan Jika Ada Aktivitas yang Ketinggalan Waktu?
Jika ada aktivitas yang ketinggalan waktu, kita harus segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah mempercepat durasi aktivitas tersebut, menambah sumber daya yang digunakan pada aktivitas tersebut, atau menggeser aktivitas lain yang memiliki total float yang lebih besar. Namun, sebelum mengambil tindakan apapun, harus dipertimbangkan terlebih dahulu dampak dari setiap tindakan yang akan diambil.
4.3. Apa yang Harus Dilakukan Jika Ada Perubahan pada Proyek?
Jika ada perubahan pada proyek, seperti adanya perubahan pada jadwal atau perubahan pada durasi aktivitas, kita harus segera melakukan penyesuaian pada jaringan kegiatan dan melakukan penghitungan ulang total float. Hal ini dilakukan agar rencana proyek tetap sesuai dengan kondisi yang terbaru dan meminimalkan risiko keterlambatan proyek secara keseluruhan.
5. Kesimpulan
Demikianlah cara menghitung total float yang dapat kita lakukan pada proyek yang sedang kita jalankan. Dengan mengetahui total float, kita dapat mengatur waktu dan sumber daya dengan lebih efisien, memprediksi waktu penyelesaian proyek, meminimalkan risiko keterlambatan, serta meningkatkan efisiensi proyek secara keseluruhan. Terapkan cara menghitung total float dengan baik dan teliti, sehingga proyek yang kita jalankan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
6. Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya
Terima kasih telah membaca artikel ini, Sobat TeknoBgt. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda yang sedang menjalankan proyek ataupun yang ingin menambah pengetahuan tentang total float. Jangan lupa untuk terus mengikuti artikel menarik lainnya di website kami, dan sampai jumpa lagi!