Hello Sobat TeknoBgt! Jika kamu sedang mencari informasi tentang cara menghitung sampel penelitian cross sectional, kamu berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana menghitung sampel penelitian cross sectional dengan mudah dan tepat.
Pendahuluan
Sebelum membahas tentang cara menghitung sampel penelitian cross sectional, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada suatu waktu tertentu dari individu yang telah dipilih secara acak dari populasi yang sama.
Dalam penelitian cross sectional, kita tidak mengikuti individu selama periode waktu tertentu, melainkan hanya mengambil data pada satu waktu tertentu. Oleh karena itu, penelitian cross sectional sering juga disebut dengan penelitian potong lintang.
Setelah memahami tentang penelitian cross sectional, maka kita dapat membahas tentang cara menghitung sampel penelitian cross sectional.
Pengertian Sampel Penelitian Cross Sectional
Sampel penelitian cross sectional adalah bagian dari populasi yang dipilih secara acak untuk menjadi objek penelitian. Sampel ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik populasi secara akurat dan efisien.
Sebelum menentukan ukuran sampel penelitian cross sectional, kita perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel yang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Sampel Penelitian Cross Sectional
Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel penelitian cross sectional:
- Ukuran populasi
- Tingkat kepercayaan
- Precision atau ketelitian
- Tingkat kelangkaan
1. Ukuran Populasi
Ukuran populasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan ukuran sampel penelitian cross sectional. Semakin besar ukuran populasi yang akan diteliti, maka semakin besar pula ukuran sampel yang dibutuhkan.
2. Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan atau confidence level adalah tingkat kepercayaan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi secara akurat. Tingkat kepercayaan yang umum digunakan adalah 95% atau 99%. Semakin tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan, maka semakin besar ukuran sampel yang dibutuhkan.
3. Precision atau Ketelitian
Precision atau ketelitian adalah tingkat akurasi atau margin of error yang diperbolehkan dalam penelitian. Semakin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan, maka semakin besar pula ukuran sampel yang dibutuhkan.
4. Tingkat Kelangkaan
Tingkat kelangkaan atau rarity rate adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek penelitian. Semakin tinggi tingkat kelangkaan yang diinginkan, maka semakin besar pula ukuran sampel yang dibutuhkan.
Rumus Menghitung Ukuran Sampel Penelitian Cross Sectional
Untuk menghitung ukuran sampel penelitian cross sectional, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
NO | Rumus | Keterangan |
---|---|---|
1 | n = N / (1 + N(e2)) | Jika populasi > 10.000 |
2 | n = (Z1-α/22 * p * (1-p)) / e2 | Jika populasi ≤ 10.000 |
Keterangan:
- n = Ukuran sampel
- N = Ukuran populasi
- e = Margin of error atau ketelitian
- Z1-α/2 = Z-score pada tingkat kepercayaan (misalnya 1.96 untuk tingkat kepercayaan 95%)
- p = Persentase proporsi populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek penelitian
Cara Menggunakan Rumus
Untuk menggunakan rumus tersebut, kita perlu mengetahui nilai-nilai N, e, Z1-α/2, dan p.
Nilai N dapat diperoleh dengan melakukan sensus atau survei awal untuk mengidentifikasi jumlah individu dalam populasi.
Nilai e adalah margin of error atau tingkat ketelitian yang diinginkan. Biasanya nilai e yang digunakan adalah 0.05 atau 0.01.
Nilai Z1-α/2 dapat ditemukan pada tabel distribusi normal standar atau dapat dihitung menggunakan aplikasi statistik seperti SPSS.
Nilai p dapat diperoleh dengan melakukan survei awal atau sensus untuk mengidentifikasi jumlah populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek penelitian.
Setelah mengetahui nilai-nilai tersebut, kita dapat langsung menghitung ukuran sampel menggunakan rumus yang sesuai.
Contoh Penghitungan
Untuk memperjelas tentang cara menghitung sampel penelitian cross sectional, berikut adalah contoh penghitungan:
Kasus
Sebuah penelitian ingin mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. Populasi yang akan diteliti adalah seluruh masyarakat yang tinggal di kota A sebanyak 50.000 jiwa. Penelitian akan dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%. Dalam survei awal, didapatkan bahwa 30% dari populasi memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan. Berapa ukuran sampel yang dibutuhkan?
Jawaban
Jika populasi lebih besar dari 10.000, maka menggunakan rumus pertama:
n = N / (1 + N(e2))
n = 50.000 / (1 + 50.000(0.052))
n = 377
Jika populasi kurang dari atau sama dengan 10.000, maka menggunakan rumus kedua:
n = (Z1-α/22 * p * (1-p)) / e2
n = (1.962 * 0.3 * (1-0.3)) / 0.052
n = 323
Jadi, ukuran sampel yang dibutuhkan adalah sebesar 377 atau 323, yang mana jumlah sampel terbesarlah yang dipilih sebagai ukuran sampel.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu penelitian cross sectional?
Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada suatu waktu tertentu dari individu yang telah dipilih secara acak dari populasi yang sama.
2. Apa itu sampel penelitian cross sectional?
Sampel penelitian cross sectional adalah bagian dari populasi yang dipilih secara acak untuk menjadi objek penelitian. Sampel ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik populasi secara akurat dan efisien.
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel penelitian cross sectional?
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel penelitian cross sectional antara lain: ukuran populasi, tingkat kepercayaan, precision atau ketelitian, dan tingkat kelangkaan.
4. Bagaimana rumus menghitung ukuran sampel penelitian cross sectional?
Rumus menghitung ukuran sampel penelitian cross sectional adalah sebagai berikut:
NO | Rumus | Keterangan |
---|---|---|
1 | n = N / (1 + N(e2)) | Jika populasi > 10.000 |
2 | n = (Z1-α/22 * p * (1-p)) / e2 | Jika populasi ≤ 10.000 |
5. Bagaimana cara menggunakan rumus menghitung ukuran sampel penelitian cross sectional?
Untuk menggunakan rumus tersebut, kita perlu mengetahui nilai-nilai N, e, Z1-α/2, dan p. Setelah mengetahui nilai-nilai tersebut, kita dapat langsung menghitung ukuran sampel menggunakan rumus yang sesuai.
Kesimpulan
Pada dasarnya, menghitung sampel penelitian cross sectional tidaklah sulit. Hal yang perlu dilakukan adalah memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel dan rumus yang digunakan dalam menghitung ukuran sampel. Dengan memahami cara menghitung sampel penelitian cross sectional, penelitian yang dilakukan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.