Cara Menghitung Safety Stock dan Reorder Point
Cara Menghitung Safety Stock dan Reorder Point

Cara Menghitung Safety Stock dan Reorder Point

Halo Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung safety stock dan reorder point. Safety stock dan reorder point sangat penting dalam manajemen persediaan. Dengan menghitung kedua hal ini dengan benar, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan dan menghindari kekurangan stok atau overstocking yang berlebihan. Yuk, mari kita mulai!

Apa itu Safety Stock?

Safety stock adalah stok tambahan yang disimpan di gudang untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tiba-tiba atau keterlambatan pengiriman dari supplier. Safety stock juga dapat digunakan untuk menghindari out of stock dan mempertahankan level pelayanan yang tinggi. Bagaimana cara menghitung safety stock? Simak penjelasannya di bawah ini.

Menghitung Rata-rata Permintaan

Langkah pertama untuk menghitung safety stock adalah dengan menghitung rata-rata permintaan. Rata-rata permintaan dapat dihitung dengan cara:

MingguJumlah Permintaan
1100
2150
3200
4125

Dalam tabel di atas, rata-rata permintaan selama 4 minggu adalah:

Rata-rata permintaan = (100 + 150 + 200 + 125) / 4 = 143,75

Jadi, rata-rata permintaan selama 4 minggu adalah 143,75.

Menghitung Standar Deviasi

Setelah menghitung rata-rata permintaan, langkah berikutnya adalah menghitung standar deviasi. Standar deviasi mengukur seberapa jauh data berkisar dari rata-rata. Semakin tinggi standar deviasi, semakin besar fluktuasi permintaan.

Standar deviasi dapat dihitung dengan cara:

MingguJumlah Permintaan
1100
2150
3200
4125

Dalam tabel di atas, standar deviasi selama 4 minggu adalah:

Standar deviasi = SQRT(((100 – 143,75)^2 + (150 – 143,75)^2 + (200 – 143,75)^2 + (125 – 143,75)^2) / (4 – 1)) = 38,19

Jadi, standar deviasi selama 4 minggu adalah 38,19.

Menghitung Safety Stock

Setelah menghitung rata-rata permintaan dan standar deviasi, langkah terakhir adalah menghitung safety stock. Safety stock dapat dihitung dengan rumus:

Safety stock = (Standar deviasi x Z) + (Rata-rata permintaan x Lead time)

Di mana Z adalah faktor Z-score sesuai dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tingkat kepercayaan sebesar 95%, maka Z-score adalah 1,65.

Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang dari supplier setelah melakukan pemesanan.

Contoh perhitungan safety stock:

Rata-rata permintaan = 143,75

Standar deviasi = 38,19

Z-score (95%) = 1,65

Lead time = 1 minggu

Safety stock = (38,19 x 1,65) + (143,75 x 1) = 104,18

Jadi, safety stock yang dibutuhkan adalah sebesar 104,18.

Apa itu Reorder Point?

Reorder point adalah titik di mana perusahaan harus melakukan pemesanan ulang untuk menghindari kekurangan stok. Reorder point dapat dihitung dengan cara:

Reorder point = (Rata-rata permintaan x Lead time) + Safety stock

Contoh perhitungan reorder point:

Rata-rata permintaan = 143,75

Lead time = 1 minggu

Safety stock = 104,18

Reorder point = (143,75 x 1) + 104,18 = 247,93

Jadi, reorder point yang dibutuhkan adalah sebesar 247,93.

FAQ tentang Safety Stock dan Reorder Point

1. Mengapa safety stock penting?

Safety stock sangat penting untuk menghindari kekurangan stok atau out of stock. Dengan memiliki safety stock, perusahaan dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan atau keterlambatan pengiriman dari supplier.

2. Bagaimana cara menentukan faktor Z-score?

Faktor Z-score dapat ditentukan menggunakan tabel distribusi normal standar atau dengan menggunakan kalkulator statistik.

3. Apa yang harus dilakukan jika safety stock terlalu tinggi?

Jika safety stock terlalu tinggi, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan dengan memperhitungkan faktor-faktor lain seperti biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya pengiriman.

4. Apa yang harus dilakukan jika reorder point terlalu rendah?

Jika reorder point terlalu rendah, perusahaan dapat mengalami kekurangan stok dan hal ini dapat mempengaruhi level pelayanan yang diberikan pada konsumen. Perusahaan dapat menyesuaikan reorder point dengan mempertimbangkan lead time dan safety stock.

5. Apa yang harus dilakukan jika permintaan fluktuatif?

Jika permintaan fluktuatif, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan dengan menghitung safety stock dan reorder point secara berkala dan menyesuaikannya dengan fluktuasi permintaan.

Kesimpulan

Safety stock dan reorder point memainkan peranan yang sangat penting dalam manajemen persediaan. Dengan menghitung kedua hal ini dengan benar, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan dan menghindari kekurangan stok atau overstocking yang berlebihan. Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung safety stock dan reorder point. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan terima kasih telah membaca artikel ini.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Safety Stock dan Reorder Point