Halo Sobat TeknoBgt! Dalam dunia bisnis, perusahaan pasti akan selalu memantau kesehatan keuangan mereka. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menghitung rugi laba perusahaan. Rugi laba perusahaan adalah perhitungan nilai keuntungan atau kerugian sebuah perusahaan selama periode tertentu. Pada artikel ini, kita akan membahas cara menghitung rugi laba perusahaan secara lengkap.
Pengertian Rugi Laba Perusahaan
Rugi laba perusahaan adalah perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui nilai keuntungan atau kerugian sebuah perusahaan selama periode tertentu. Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Artinya, menghitung rugi laba perusahaan sangat penting agar kita bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik di masa depan.
Ada dua jenis perusahaan, yakni perusahaan yang sudah menjual barang atau jasa dan perusahaan yang belum menjual barang atau jasa. Bagaimana cara menghitung rugi laba perusahaan untuk kedua jenis perusahaan tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.
Perusahaan yang Sudah Menjual Barang atau Jasa
Jika perusahaan sudah menjual barang atau jasa, maka perhitungan rugi laba perusahaan dilakukan dengan cara menghitung pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Pendapatan yang dihitung adalah total penjualan, sedangkan biaya yang dihitung adalah biaya produksi, biaya operasional, dan biaya administrasi. Perbedaannya adalah:
Pendapatan
Pendapatan untuk perusahaan yang sudah menjual barang atau jasa dihitung dengan rumus berikut:
Jenis Pendapatan | Rumus |
---|---|
Penjualan | Jumlah barang atau jasa x harga jual |
Harga Pokok Penjualan | Bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik |
Pendapatan Kotor | Penjualan – Harga Pokok Penjualan |
Contohnya, perusahaan A menjual 100 unit produk seharga Rp 1.000.000 per unit. Biaya produksi untuk membuat produk tersebut adalah Rp 500.000 per unit. Maka:
Penjualan = 100 x Rp 1.000.000 = Rp 100.000.000
Harga Pokok Penjualan = 100 x Rp 500.000 = Rp 50.000.000
Pendapatan Kotor = Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 50.000.000
Biaya
Untuk menghitung biaya, ada tiga jenis biaya yang harus dihitung, yakni:
1. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membuat atau memproduksi suatu barang. Biaya produksi terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Contohnya, biaya produksi untuk membuat 100 unit produk adalah Rp 50.000.000 (seperti contoh di atas).
2. Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan operasional sehari-hari, seperti biaya listrik, biaya air, biaya sewa gedung, dan sebagainya.
3. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurus administrasi, seperti biaya gaji karyawan bagian administrasi, biaya bahan tulis, dan sebagainya.
Rugi Laba
Setelah mendapatkan nilai pendapatan dan biaya, selanjutnya kita dapat menghitung nilai rugi laba perusahaan. Rumusnya adalah:
Rugi Laba = Pendapatan Kotor – Total Biaya
Dalam contoh perusahaan A di atas, total biaya adalah Rp 20.000.000 untuk biaya operasional dan biaya administrasi. Maka:
Rugi Laba = Rp 50.000.000 – (Rp 50.000.000 + Rp 20.000.000) = Rp -20.000.000
Dari perhitungan tersebut, perusahaan A mengalami kerugian sebesar Rp 20.000.000 selama periode tertentu.
Perusahaan yang Belum Menjual Barang atau Jasa
Jika perusahaan belum menjual barang atau jasa, maka perhitungan rugi laba perusahaan dilakukan dengan cara menghitung modal awal, modal akhir, dan pendapatan selama periode tertentu. Modal awal adalah jumlah modal yang diinvestasikan pada awal pendirian perusahaan, sedangkan modal akhir adalah jumlah modal yang dimiliki oleh perusahaan di akhir periode tertentu. Pendapatan adalah seluruh dana yang masuk ke perusahaan selama periode tertentu, seperti bunga bank dan investasi.
Rugi Laba
Setelah mendapatkan nilai modal awal, modal akhir, dan pendapatan, selanjutnya kita dapat menghitung nilai rugi laba perusahaan. Rumusnya adalah:
Rugi Laba = Modal Akhir – Modal Awal + Pendapatan
Contohnya, perusahaan B memiliki modal awal sebesar Rp 10.000.000 dan modal akhir sebesar Rp 15.000.000. Selama periode tertentu, perusahaan B mendapatkan pendapatan sebesar Rp 5.000.000 dari bunga bank. Maka:
Rugi Laba = Rp 15.000.000 – Rp 10.000.000 + Rp 5.000.000 = Rp 10.000.000
Dari perhitungan tersebut, perusahaan B mengalami keuntungan sebesar Rp 10.000.000 selama periode tertentu.
FAQ
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar cara menghitung rugi laba perusahaan:
1. Apa bedanya antara pendapatan dan laba?
Pendapatan adalah seluruh dana yang masuk ke perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu.
2. Apa yang harus dilakukan jika perusahaan mengalami kerugian?
Jika perusahaan mengalami kerugian, maka perusahaan harus mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah mengurangi biaya, menaikkan harga jual produk atau jasa, mencari investor baru, atau membuka peluang usaha baru yang lebih menguntungkan.
3. Apa yang harus dilakukan jika perusahaan mengalami keuntungan?
Jika perusahaan mengalami keuntungan, maka perusahaan dapat menginvestasikan keuntungannya untuk mengembangkan usaha mereka. Contohnya, perusahaan dapat membeli peralatan baru, membuka cabang baru, atau membayar karyawan lebih tinggi.
Conclusion
Nah, itulah cara menghitung rugi laba perusahaan secara lengkap untuk perusahaan yang sudah atau belum menjual barang atau jasa. Dengan menghitung rugi laba perusahaan, kita dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik di masa depan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.