Hello Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Pajak Penghasilan (PPh) adalah salah satu pajak yang wajib dibayarkan oleh setiap warga negara. Salah satu jenis PPh adalah PPh 21, yang biasa dipotong oleh perusahaan dari gaji karyawan. Namun, bagaimana cara menghitung PPh 21 tidak final? Berikut adalah penjelasannya.
Apa itu PPh 21 Tidak Final?
PPh 21 tidak final adalah jenis PPh yang memiliki persentase tarif 5%. PPh ini dikenakan pada penghasilan karyawan atau pegawai yang bersifat tidak tetap. Contohnya adalah honorarium atau uang lembur. PPh 21 tidak final bukanlah pajak yang harus dibayarkan oleh karyawan, namun oleh pihak yang membayarkan penghasilan tersebut.
PPh 21 tidak final dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus PPh 21 Tidak Final |
---|
PPh 21 tidak final = Tarif Pajak x (Pendapatan Bruto – (Biaya Jabatan + PTKP)) |
Keterangan:
- Tarif Pajak: 5%
- Pendapatan Bruto: Jumlah penghasilan sebulan sebelum dipotong pajak
- Biaya Jabatan: 5% dari Pendapatan Bruto, namun tidak melebihi Rp. 500.000,-
- PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak): Berdasarkan status pernikahan dan jumlah tanggungan
Cara Menghitung PPh 21 Tidak Final
Cara menghitung PPh 21 tidak final sangat mudah. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Hitung bruto penghasilan yang diterima karyawan dalam sebulan
- Hitung biaya jabatan yang dapat dikurangkan (maksimal Rp. 500.000,-)
- Kurangkan PTKP yang berlaku
- Kalikan dengan tarif Pajak 5%
- Hasilnya adalah PPh 21 tidak final yang harus dibayarkan oleh pihak yang membayar penghasilan
Berikut adalah contoh perhitungan PPh 21 tidak final:
Pendapatan Bruto | Biaya Jabatan | PTKP | Dasar Pengenaan Pajak | PPh 21 Tidak Final |
---|---|---|---|---|
Rp. 5.000.000,- | Rp. 250.000,- | Rp. 4.500.000,- | Rp. 250.000,- | Rp. 125.000,- |
Apa Saja Penghasilan yang Dikenakan PPh 21 Tidak Final?
Penghasilan yang dikenakan PPh 21 tidak final antara lain:
- Honorarium
- Uang lembur
- Bonus
- THR
- Uang penggantian kerugian
- Uang saku
- Uang sewa rumah dinas
- Uang pesangon
Apa Saja Keuntungan Menggunakan PPh 21 Tidak Final?
Menggunakan PPh 21 tidak final memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Tidak perlu membuat Surat Pemberitahuan (SPT) PPh 21 setiap tahun
- Tidak perlu membayar kurang bayar atau denda jika terjadi kesalahan perhitungan pajak
- PPh 21 tidak final sudah menjadi beban pajak bagi pihak yang membayarkan penghasilan, sehingga tidak membebani karyawan
Bagaimana Jika Terdapat Kesalahan Dalam Perhitungan PPh 21 Tidak Final?
Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan PPh 21 tidak final, maka pihak yang membayar penghasilan harus membayar kekurangan pajak yang terjadi. Kekurangan pajak harus dibayar beserta bunga dan denda.
FAQ
1. Apa itu PPh 21 tidak final?
PPh 21 tidak final adalah jenis PPh yang memiliki persentase tarif 5%. PPh ini dikenakan pada penghasilan karyawan atau pegawai yang bersifat tidak tetap.
2. Apa saja penghasilan yang dikenakan PPh 21 tidak final?
Penghasilan yang dikenakan PPh 21 tidak final antara lain: honorarium, uang lembur, bonus, THR, uang penggantian kerugian, uang saku, uang sewa rumah dinas, dan uang pesangon.
3. Apa saja keuntungan menggunakan PPh 21 tidak final?
Menggunakan PPh 21 tidak final memiliki beberapa keuntungan, antara lain: tidak perlu membuat Surat Pemberitahuan (SPT) PPh 21 setiap tahun, tidak perlu membayar kurang bayar atau denda jika terjadi kesalahan perhitungan pajak, dan PPh 21 tidak final sudah menjadi beban pajak bagi pihak yang membayarkan penghasilan, sehingga tidak membebani karyawan.
4. Bagaimana jika terdapat kesalahan dalam perhitungan PPh 21 tidak final?
Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan PPh 21 tidak final, maka pihak yang membayar penghasilan harus membayar kekurangan pajak yang terjadi. Kekurangan pajak harus dibayar beserta bunga dan denda.
5. Apakah PPh 21 tidak final harus dibayarkan oleh karyawan?
Tidak, PPh 21 tidak final bukanlah pajak yang harus dibayarkan oleh karyawan, namun oleh pihak yang membayarkan penghasilan tersebut.
Kesimpulan
Cara menghitung PPh 21 tidak final sangat mudah. PPh ini dikenakan pada penghasilan karyawan atau pegawai yang bersifat tidak tetap, seperti honorarium atau uang lembur. Penghitungan PPh 21 tidak final menggunakan rumus tarif pajak 5% dikalikan dengan jumlah pendapatan bruto dikurangi biaya jabatan dan PTKP. Menggunakan PPh 21 tidak final memiliki beberapa keuntungan, seperti tidak perlu membuat SPT PPh 21 setiap tahun dan tidak membebani karyawan. Namun, jika terdapat kesalahan dalam perhitungan PPh 21 tidak final, harus dibayar beserta bunga dan denda.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!