Halo Sobat TeknoBgt, dalam artikel ini kita akan membahas tentang cara menghitung persediaan barang yang siap dijual. Persediaan barang yang tepat sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Hal ini juga sangat penting bagi pengusaha e-commerce, khususnya yang baru memulai bisnis.
1. Menghitung Persediaan Barang dengan Metode Perpetual
Metode perpetual adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam menghitung persediaan barang siap jual. Metode ini dapat membantu Anda dalam memantau stok barang secara real-time. Berikut adalah cara menghitung persediaan barang menggunakan metode perpetual:
1.1. Tentukan Jumlah Barang Awal
Pertama, Anda perlu menentukan jumlah barang awal yang Anda miliki sebelum Anda mulai menjual. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung stok barang Anda saat memulai bisnis.
1.2. Tambahkan Persediaan Masuk
Selanjutnya, tambahkan persediaan masuk ke dalam stok barang Anda. Persediaan masuk dapat berupa pembelian barang dari pemasok atau produksi barang.
1.3. Kurangi Persediaan Keluar
Kemudian, kurangi persediaan keluar dari stok barang Anda. Persediaan keluar dapat berupa penjualan barang atau barang yang telah rusak atau hilang.
1.4. Hitung Persediaan Akhir
Akhirnya, hitung persediaan akhir dengan menjumlahkan stok barang awal, persediaan masuk, dan mengurangi persediaan keluar dari stok barang. Persediaan akhir adalah jumlah barang yang tersedia untuk dijual.
1.5. Contoh Perhitungan
No | Jenis Barang | Stok Awal | Penerimaan | Pengeluaran | Stok Akhir |
---|---|---|---|---|---|
1 | Barang A | 100 | 50 | 30 | 120 |
2 | Barang B | 150 | 75 | 60 | 165 |
Pada contoh di atas, stok awal untuk barang A adalah 100, penerimaan barang A adalah 50, dan pengeluaran barang A adalah 30. Oleh karena itu, persediaan akhir untuk barang A adalah 120. Untuk barang B, stok awal adalah 150, penerimaan barang B adalah 75, dan pengeluaran barang B adalah 60. Oleh karena itu, persediaan akhir untuk barang B adalah 165.
2. Menghitung Persediaan Barang dengan Metode Periodik
Metode periodik adalah metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung persediaan barang. Metode ini memerlukan penghitungan manual pada akhir periode tertentu. Berikut adalah cara menghitung persediaan barang menggunakan metode periodik:
2.1. Tentukan Periode Penghitungan
Pertama, tentukan periode penghitungan yang ingin Anda hitung. Periode ini dapat berupa bulanan, triwulanan, atau tahunan, tergantung pada persyaratan bisnis Anda.
2.2. Tentukan Harga Pokok Barang
Selanjutnya, tentukan harga pokok barang untuk periode tersebut. Harga pokok barang dapat dihitung dengan membagi total biaya pembelian barang selama periode dengan jumlah barang yang dibeli.
2.3. Hitung Persediaan Awal
Kemudian, hitung persediaan awal dengan mencatat stok barang yang tersedia pada awal periode tersebut.
2.4. Hitung Persediaan Masuk
Hitung persediaan masuk dengan mencatat jumlah barang yang dibeli selama periode tersebut.
2.5. Hitung Persediaan Keluar
Kemudian, hitung persediaan keluar dengan mencatat jumlah barang yang dijual selama periode tersebut.
2.6. Hitung Persediaan Akhir
Akhirnya, hitung persediaan akhir dengan cara melihat stok barang yang tersedia pada akhir periode tersebut.
2.7. Contoh Perhitungan
No | Jenis Barang | Harga Pokok Barang | Persediaan Awal | Persediaan Masuk | Persediaan Keluar | Persediaan Akhir |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Barang A | Rp 10.000 | 100 | 50 | 30 | 120 |
2 | Barang B | Rp 15.000 | 150 | 75 | 60 | 165 |
Pada contoh di atas, harga pokok barang A adalah Rp 10.000 dan harga pokok barang B adalah Rp 15.000. Persediaan awal untuk barang A adalah 100 dan persediaan awal untuk barang B adalah 150. Penerimaan barang A adalah 50 dan penerimaan barang B adalah 75. Pengeluaran barang A adalah 30 dan pengeluaran barang B adalah 60. Oleh karena itu, persediaan akhir untuk barang A adalah 120 dan persediaan akhir untuk barang B adalah 165.
3. FAQ Mengenai Cara Menghitung Persediaan Barang yang Siap Dijual
3.1. Apa itu persediaan barang yang siap dijual?
Persediaan barang yang siap dijual adalah jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada waktu tertentu.
3.2. Apa yang harus dilakukan jika persediaan barang terlalu banyak atau terlalu sedikit?
Jika persediaan barang terlalu banyak, Anda dapat mempertimbangkan untuk menurunkan harga atau memberikan diskon untuk meningkatkan penjualan. Jika persediaan barang terlalu sedikit, Anda dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi atau memperoleh persediaan dari pihak lain.
3.3. Mana yang lebih baik, metode perpetual atau metode periodik?
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode perpetual dapat memberikan informasi yang lebih akurat karena dapat memantau stok barang secara real-time. Namun, metode periodik lebih mudah dilakukan dan lebih murah biayanya.
3.4. Apa yang harus dilakukan jika terjadi ketidakcocokan antara persediaan akhir yang dihitung dengan persediaan akhir yang sebenarnya?
Jika terjadi ketidakcocokan, sebaiknya lakukan pengecekan pada seluruh transaksi pembelian dan penjualan barang selama periode tersebut. Pastikan bahwa semua transaksi telah tercatat dengan benar dan tidak ada kesalahan pada penghitungan stok.
3.5. Berapa sering sebaiknya melakukan penghitungan persediaan barang?
Sebaiknya dilakukan secara teratur, setidaknya satu kali dalam sebulan atau sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Hal ini dapat membantu Anda dalam memantau stok barang dan menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan barang yang dapat merugikan bisnis Anda.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!