Halo Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas cara menghitung penyusutan fiskal dan komersial. Dalam dunia akuntansi, penyusutan merupakan pengurangan nilai aset karena faktor-faktor pemakaian atau usia. Penyusutan fiskal dan komersial merupakan jenis penyusutan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara menghitung kedua jenis penyusutan ini. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian Penyusutan Fiskal dan Komersial
Penyusutan fiskal adalah pengurangan nilai aset yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan untuk memperoleh penghasilan neto atau laba kena pajak yang lebih kecil. Sedangkan penyusutan komersial adalah pengurangan nilai aset yang dihitung berdasarkan estimasi penggunaan atau usia ekonomis aset tersebut. Penyusutan komersial digunakan untuk menghitung amortisasi dalam laporan keuangan.
Cara Menghitung Penyusutan Fiskal
Penyusutan fiskal dihitung berdasarkan ketentuan yang tertera dalam undang-undang perpajakan. Pada umumnya, penyusutan fiskal dihitung berdasarkan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Berikut cara menghitung penyusutan fiskal dengan metode garis lurus:
Tahun | Nilai Buku Awal | Penyusutan | Nilai Buku Akhir |
---|---|---|---|
1 | Rp 10.000.000,- | Rp 2.000.000,- | Rp 8.000.000,- |
2 | Rp 8.000.000,- | Rp 2.000.000,- | Rp 6.000.000,- |
3 | Rp 6.000.000,- | Rp 2.000.000,- | Rp 4.000.000,- |
Perhatikan contoh tabel di atas. Pada tahun pertama, nilai buku awal adalah Rp 10.000.000,- dan lama manfaat aset tersebut ialah 5 tahun. Maka, jumlah penyusutannya setiap tahun sebesar Rp 2.000.000,-. Dalam 3 tahun, nilai buku aset tersebut akan menjadi Rp 4.000.000,-.
Selain menggunakan metode garis lurus, penyusutan fiskal juga dapat dihitung dengan metode saldo menurun. Metode ini akan menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih besar pada tahun-tahun awal penggunaan aset dan semakin kecil pada tahun-tahun berikutnya.
Cara Menghitung Penyusutan Komersial
Penyusutan komersial dihitung berdasarkan estimasi usia ekonomis dari aset tersebut. Metode yang umumnya dipakai dalam penyusutan komersial adalah metode garis lurus.
Tahun | Nilai Buku Awal | Harga Perolehan | Lama Manfaat | Penyusutan | Nilai Buku Akhir |
---|---|---|---|---|---|
1 | Rp 10.000.000,- | Rp 100.000.000,- | 10 tahun | Rp 10.000.000,- | Rp 90.000.000,- |
2 | Rp 10.000.000,- | Rp 100.000.000,- | 10 tahun | Rp 10.000.000,- | Rp 80.000.000,- |
3 | Rp 10.000.000,- | Rp 100.000.000,- | 10 tahun | Rp 10.000.000,- | Rp 70.000.000,- |
Contoh tabel di atas menunjukkan bagaimana penyusutan komersial dihitung dengan metode garis lurus. Menggunakan contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa aset dengan harga perolehan Rp 100.000.000,- dan lama manfaat 10 tahun akan disusutkan sebesar Rp 10.000.000,- setiap tahunnya.
FAQ Penyusutan Fiskal dan Komersial
Apa bedanya penyusutan fiskal dan komersial?
Penyusutan fiskal dihitung berdasarkan ketentuan yang tertera dalam undang-undang perpajakan dan digunakan untuk mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Sedangkan penyusutan komersial dihitung berdasarkan estimasi usia ekonomis aset dan digunakan untuk menghitung amortisasi dalam laporan keuangan.
Apa saja metode yang digunakan dalam penyusutan fiskal dan komersial?
Beberapa metode yang digunakan dalam penyusutan fiskal dan komersial antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode produksi.
Apakah semua jenis aset dapat disusutkan?
Ada beberapa jenis aset yang tidak dapat disusutkan, seperti tanah karena nilainya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Namun, bangunan dan kendaraan merupakan contoh jenis aset yang dapat disusutkan.
Bagaimana cara menentukan lama manfaat suatu aset?
Lama manfaat suatu aset dapat ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti usia fisik, teknologi baru yang muncul, dan kebutuhan perusahaan dalam penggunaan aset tersebut.
Apakah penyusutan fiskal harus dilaporkan dalam laporan keuangan?
Penyusutan fiskal tidak perlu dilaporkan dalam laporan keuangan, karena jumlah penyusutan fiskal akan dihitung dan dilaporkan secara otomatis oleh sistem perpajakan.
Kesimpulan
Dalam dunia akuntansi, penyusutan fiskal dan komersial merupakan jenis penyusutan yang umum digunakan. Penyusutan fiskal dihitung berdasarkan ketentuan yang tertera dalam undang-undang perpajakan dan digunakan untuk mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Sedangkan penyusutan komersial dihitung berdasarkan estimasi usia ekonomis aset dan digunakan untuk menghitung amortisasi dalam laporan keuangan. Kita dapat menggunakan beberapa metode seperti metode garis lurus dan metode saldo menurun dalam menghitung penyusutan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dalam memahami cara menghitung penyusutan fiskal dan komersial. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!