Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kamu sudah tahu tentang PE Ratio? Bagi yang belum tahu, PE Ratio adalah salah satu metode penting dalam melakukan analisis fundamental saham. Dalam artikel ini, saya akan membahas cara menghitung PE Ratio dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
Apa itu PE Ratio?
PE Ratio adalah singkatan dari Price to Earnings Ratio, yang artinya rasio antara harga saham dengan laba bersih per saham dalam suatu periode tertentu. PE Ratio menggambarkan berapa kali investor bersedia membayar untuk membeli satu lembar saham dari perusahaan. Semakin tinggi PE Ratio suatu saham, semakin mahal harga saham tersebut.
Contoh:
Nama Perusahaan | Harga Saham | Laba Bersih | Jumlah Saham Beredar | PE Ratio |
---|---|---|---|---|
ABC | Rp 1.000,- | Rp 100 juta | 50 juta lembar | 10 |
DEF | Rp 2.000,- | Rp 200 juta | 75 juta lembar | 10,67 |
GHI | Rp 3.000,- | Rp 150 juta | 30 juta lembar | 20 |
Pada tabel di atas, kita dapat melihat bagaimana PE Ratio dihitung. Perusahaan ABC memiliki PE Ratio 10, yang artinya investor bersedia membayar 10 kali laba bersih per saham untuk membeli saham perusahaan tersebut. Begitu juga dengan perusahaan DEF. Namun, perusahaan GHI memiliki PE Ratio yang lebih tinggi daripada ABC dan DEF, yaitu 20. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan GHI relatif lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan ABC dan DEF.
Cara Menghitung PE Ratio
Langkah 1: Hitung Laba Bersih Per Saham
Langkah pertama dalam menghitung PE Ratio adalah dengan menghitung laba bersih per saham. Laba bersih per saham adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Contoh:
Perusahaan XYZ memiliki laba bersih sebesar Rp 1 miliar dan jumlah saham yang beredar sebanyak 100 juta lembar. Maka laba bersih per saham perusahaan XYZ adalah:
Laba Bersih per Saham = Laba Bersih / Jumlah Saham
Laba Bersih per Saham = Rp 1 miliar / 100 juta lembar
Laba Bersih per Saham = Rp 10,-
Langkah 2: Hitung PE Ratio
Setelah mengetahui laba bersih per saham, langkah selanjutnya adalah menghitung PE Ratio.
Contoh:
Perusahaan XYZ memiliki harga saham sebesar Rp 100,- per lembar. Maka PE Ratio perusahaan XYZ adalah:
PE Ratio = Harga Saham / Laba Bersih per Saham
PE Ratio = Rp 100,- / Rp 10,-
PE Ratio = 10
Jadi, PE Ratio perusahaan XYZ adalah 10.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi PE Ratio
PE Ratio dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah:
1. Industri
Setiap industri memiliki karakteristik dan prospek yang berbeda-beda. Oleh karena itu, PE Ratio suatu perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lainnya yang berada dalam industri yang berbeda.
2. Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar cenderung memiliki PE Ratio yang lebih rendah daripada perusahaan kecil. Hal ini karena investor lebih percaya pada perusahaan besar dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil.
3. Pertumbuhan Laba
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PE Ratio yang lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya stagnan atau menurun.
4. Risiko
Perusahaan yang memiliki risiko yang lebih tinggi akan memiliki PE Ratio yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang risikonya lebih kecil.
5. Tingkat Suku Bunga
Perusahaan yang berada di sektor yang besar mengekspor barang atau jasa akan dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang dan suku bunga yang disetel oleh bank sentral.
FAQ
1. Apa kegunaan PE Ratio dalam analisis saham?
PE Ratio digunakan untuk menentukan apakah saham tersebut mahal atau murah. Semakin tinggi PE Ratio suatu saham, semakin mahal harga saham tersebut. Sebaliknya, semakin rendah PE Ratio suatu saham, semakin murah harga saham tersebut.
2. Apa yang dimaksud dengan laba bersih per saham?
Laba bersih per saham adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Laba bersih per saham digunakan untuk menghitung PE Ratio.
3. Apakah PE Ratio suatu perusahaan harus selalu tinggi?
Tidak. PE Ratio yang tinggi tidak selalu baik karena dapat menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut sudah terlalu mahal. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam memilih saham.
4. Apakah PE Ratio selalu sama untuk semua saham di industri yang sama?
Tidak. PE Ratio dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk karakteristik dan prospek industri. Oleh karena itu, PE Ratio suatu perusahaan dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang berada dalam industri yang sama.
Tidak selalu. PE Ratio yang rendah dapat menunjukkan saham yang murah, namun juga dapat menunjukkan kondisi yang buruk pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam memilih saham.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.