TEKNOBGT
Cara Menghitung Payback Period Per Bulan
Cara Menghitung Payback Period Per Bulan

Cara Menghitung Payback Period Per Bulan

Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kamu sedang merencanakan investasi di masa depan? Jika iya, maka kamu perlu mempertimbangkan berbagai faktor penting sebelum memutuskan investasi yang tepat. Salah satu faktor yang tidak kalah penting adalah payback period. Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung payback period per bulan. Simak terus ya!

Apa itu Payback Period?

Sebelum membahas cara menghitung payback period per bulan, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu apa itu payback period. Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan pada suatu investasi. Dalam investasi, semakin cepat payback period tercapai, semakin baik investasi tersebut.

Payback period umumnya dihitung dalam tahun, namun dalam artikel kali ini kita akan membahas cara menghitung payback period per bulan.

Langkah-langkah Cara Menghitung Payback Period Per Bulan

Langkah 1: Menghitung Arus Kas Masuk

Langkah pertama dalam menghitung payback period per bulan adalah dengan menghitung arus kas masuk. Arus kas masuk adalah seluruh penerimaan uang dari investasi tersebut. Arus kas masuk dapat berupa pendapatan investasi, bunga, atau keuntungan yang dihasilkan dari penjualan produk.

Untuk menghitung arus kas masuk, kamu perlu mengumpulkan semua informasi mengenai penerimaan uang dari investasi tersebut selama satu bulan. Setelah itu, masukkan informasi tersebut ke dalam tabel.

BulanPendapatan
JanuariRp 10.000.000
FebruariRp 12.000.000
MaretRp 8.000.000

Pada contoh tabel di atas, total arus kas masuk selama tiga bulan adalah Rp 30.000.000. Namun, kamu perlu menghitung arus kas masuk per bulan agar dapat menghitung payback period per bulan.

Langkah 2: Menghitung Modal Awal

Setelah menghitung arus kas masuk, langkah selanjutnya adalah menghitung modal awal. Modal awal adalah jumlah uang yang ditanamkan pada investasi tersebut pada awalnya. Modal awal dapat berupa modal sendiri atau pinjaman dari bank atau pihak lain.

Untuk menghitung modal awal, kamu perlu mengumpulkan semua informasi mengenai jumlah uang yang ditanamkan pada investasi tersebut pada awalnya. Setelah itu, masukkan informasi tersebut ke dalam tabel.

BulanModal Awal
JanuariRp 50.000.000

Pada contoh tabel di atas, modal awal pada bulan Januari adalah Rp 50.000.000.

Langkah 3: Menghitung Arus Kas Keluar

Kemudian, kamu perlu menghitung arus kas keluar. Arus kas keluar adalah seluruh pengeluaran uang yang dikeluarkan untuk investasi tersebut. Arus kas keluar dapat berupa biaya operasional, biaya pemeliharaan, atau pembelian aset.

Untuk menghitung arus kas keluar, kamu perlu mengumpulkan semua informasi mengenai pengeluaran uang yang dikeluarkan untuk investasi tersebut selama satu bulan. Setelah itu, masukkan informasi tersebut ke dalam tabel.

BulanPengeluaran
JanuariRp 5.000.000
FebruariRp 6.000.000
MaretRp 4.000.000

Pada contoh tabel di atas, total arus kas keluar selama tiga bulan adalah Rp 15.000.000. Namun, kamu perlu menghitung arus kas keluar per bulan agar dapat menghitung payback period per bulan.

Langkah 4: Menghitung Arus Kas Bersih

Setelah menghitung arus kas masuk, modal awal, dan arus kas keluar, langkah selanjutnya adalah menghitung arus kas bersih. Arus kas bersih adalah selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar.

Untuk menghitung arus kas bersih, kamu perlu menghitung selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar untuk setiap bulan. Setelah itu, masukkan informasi tersebut ke dalam tabel.

BulanArus Kas MasukArus Kas KeluarArus Kas Bersih
JanuariRp 10.000.000Rp 5.000.000Rp 5.000.000
FebruariRp 12.000.000Rp 6.000.000Rp 6.000.000
MaretRp 8.000.000Rp 4.000.000Rp 4.000.000

Pada contoh tabel di atas, total arus kas bersih selama tiga bulan adalah Rp 15.000.000.

Langkah 5: Menghitung Payback Period Per Bulan

Setelah menghitung arus kas bersih, langkah terakhir adalah menghitung payback period per bulan. Payback period per bulan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan pada investasi pada setiap bulan.

Untuk menghitung payback period per bulan, kamu perlu menghitung selisih antara arus kas bersih dan modal awal untuk setiap bulan. Setelah itu, bagi modal awal dengan arus kas bersih untuk setiap bulan tersebut.

FAQ

Apa itu Payback Period?

Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan pada suatu investasi.

Mengapa Payback Period Per Bulan Penting?

Payback period per bulan penting karena dapat membantu kamu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat. Dengan mengetahui payback period per bulan, kamu dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan pada investasi tersebut.

Apakah Semakin Cepat Payback Period Terpenuhi Semakin Baik?

Ya, semakin cepat payback period terpenuhi, semakin baik investasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa investasi tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih cepat, sehingga kamu dapat menanamkan uangmu pada investasi lainnya.

Penutup

Demikianlah cara menghitung payback period per bulan. Dengan mengetahui payback period per bulan, kamu dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan pada investasi tersebut. Pastikan kamu mempertimbangkan berbagai faktor penting sebelum memutuskan investasi yang tepat. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Payback Period Per Bulan