Halo Sobat TeknoBgt, pajak merupakan komponen yang harus dipenuhi oleh setiap pelaku usaha yang ingin meraih keuntungan. Bayar pajak menjadi kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap warga negara untuk membangun negara yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung pajak PPH 22 dan PPN. Simak selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Pajak PPH 22?
Sebelum masuk ke cara menghitung pajak PPH 22, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu pajak PPH 22. Pajak PPH 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari jasa yang diterima oleh Wajib Pajak (WP) dari pihak lain dalam negeri. Berikut beberapa hal yang perlu Sobat TeknoBgt ketahui tentang pajak PPH 22:
- WP yang wajib membayar pajak PPH 22 adalah badan usaha, perseorangan, atau kelompok usaha.
- Pajak PPH 22 dikenakan atas penghasilan bruto yang diterima oleh WP dalam satu bulan.
- Tarif pajak PPH 22 sebesar 2% dari penghasilan bruto yang diterima oleh WP.
Cara Menghitung Pajak PPH 22
Untuk menghitung pajak PPH 22, Sobat TeknoBgt bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Langkah 1: Hitung Penghasilan Bruto
Pertama-tama, Sobat TeknoBgt perlu menghitung penghasilan bruto yang diterima dalam satu bulan. Penghasilan bruto adalah jumlah penghasilan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Contohnya, jika penghasilan bulanan adalah Rp 20.000.000 dan biaya-biaya yang dikeluarkan bulanan adalah Rp 5.000.000, maka penghasilan bruto adalah Rp 25.000.000.
Langkah 2: Hitung Pajak PPH 22
Setelah mengetahui penghasilan bruto, Sobat TeknoBgt bisa menghitung pajak PPH 22 dengan mengalikan penghasilan bruto dengan tarif pajak PPH 22 (2%). Contohnya, jika penghasilan bruto bulanan adalah Rp 25.000.000, maka pajak PPH 22 yang harus dibayarkan adalah Rp 500.000.
Contoh Perhitungan Pajak PPH 22
Untuk lebih memahami cara menghitung pajak PPH 22, berikut adalah contoh perhitungan pajak PPH 22:
No. | Penghasilan Bruto | Tarif Pajak PPH 22 | Pajak PPH 22 |
---|---|---|---|
1 | Rp 15.000.000 | 2% | Rp 300.000 |
2 | Rp 35.000.000 | 2% | Rp 700.000 |
3 | Rp 50.000.000 | 2% | Rp 1.000.000 |
Apa Itu Pajak PPN?
Setelah mengetahui cara menghitung pajak PPH 22, selanjutnya kita akan membahas pajak PPN. Pajak PPN adalah pajak yang dikenakan atas barang dan jasa yang dikonsumsi atau digunakan di dalam negeri. Pajak PPN terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Pajak PPN Keluaran, yaitu pajak yang dikenakan atas penjualan barang atau jasa oleh pengusaha kepada konsumen akhir atau WP lain yang bukan pengusaha.
- Pajak PPN Masukan, yaitu pajak yang dikenakan atas pembelian barang atau jasa oleh pengusaha.
Cara Menghitung Pajak PPN
Untuk menghitung pajak PPN, terdapat dua cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Cara Hitung Pajak PPN Keluaran
- Cara Hitung Pajak PPN Masukan
Cara Hitung Pajak PPN Keluaran
Langkah-langkah untuk menghitung pajak PPN keluaran adalah sebagai berikut:
- Hitung Jumlah Penjualan
- Hitung Besarnya PPN Keluaran
- Hitung Total Tagihan
Perhitungan ini dilakukan dengan mengalikan harga jual dengan jumlah barang atau jasa yang terjual.
Besarnya PPN keluaran dihitung dengan mengalikan jumlah penjualan dengan tarif PPN (10%).
Total tagihan dihitung dengan menambahkan jumlah penjualan dengan besarnya PPN keluaran.
Cara Hitung Pajak PPN Masukan
Langkah-langkah untuk menghitung pajak PPN masukan adalah sebagai berikut:
- Hitung Jumlah Pembelian
- Hitung Besarnya PPN Masukan
- Hitung Total Tagihan
Perhitungan ini dilakukan dengan mengalikan harga beli dengan jumlah barang atau jasa yang dibeli.
Besarnya PPN masukan dihitung dengan mengalikan jumlah pembelian dengan tarif PPN (10%).
Total tagihan dihitung dengan menambahkan jumlah pembelian dengan besarnya PPN masukan.
Contoh Perhitungan Pajak PPN
Agar lebih memahami cara menghitung pajak PPN, berikut adalah contoh perhitungan PPN Keluaran dan Masukan:
Contoh Perhitungan Pajak PPN Keluaran
No. | Harga Jual | Jumlah Barang | Jumlah Penjualan | Tarif PPN | PPN Keluaran | Total Tagihan |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Rp 10.000 | 100 | Rp 1.000.000 | 10% | Rp 100.000 | Rp 1.100.000 |
2 | Rp 15.000 | 200 | Rp 3.000.000 | 10% | Rp 300.000 | Rp 3.300.000 |
3 | Rp 20.000 | 50 | Rp 1.000.000 | 10% | Rp 100.000 | Rp 1.100.000 |
Contoh Perhitungan Pajak PPN Masukan
No. | Harga Beli | Jumlah Barang | Jumlah Pembelian | Tarif PPN | PPN Masukan | Total Tagihan |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Rp 5.000 | 200 | Rp 1.000.000 | 10% | Rp 100.000 | Rp 1.100.000 |
2 | Rp 10.000 | 50 | Rp 500.000 | 10% | Rp 50.000 | Rp 550.000 |
3 | Rp 7.500 | 100 | Rp 750.000 | 10% | Rp 75.000 | Rp 825.000 |
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar cara menghitung pajak PPH 22 dan PPN:
1. Apakah pajak PPH 22 dan PPN harus dibayar setiap bulan?
Ya, pajak PPH 22 dan PPN harus dibayar setiap bulan.
2. Apa yang harus dilakukan jika terlambat membayar pajak PPH 22 dan PPN?
WP yang terlambat membayar pajak PPH 22 dan PPN akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang belum terbayar.
3. Apakah ada batasan penghasilan untuk membayar pajak PPH 22 dan PPN?
Ya, ada batasan penghasilan untuk membayar pajak PPH 22 dan PPN. Pengusaha yang memiliki penghasilan bruto di bawah Rp 4.800.000.000 per tahun tidak wajib membayar pajak PPH 22, sedangkan pengusaha yang memiliki penghasilan bruto di bawah Rp 4.800.000.000 per tahun tidak wajib membayar pajak PPN.
Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya
Demikianlah cara menghitung pajak PPH 22 dan PPN. Dengan mengetahui cara menghitung pajak, diharapkan WP bisa memenuhi kewajibannya dan terhindar dari sanksi administrasi yang merugikan. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia dan tetap up to date dengan informasi terbaru seputar pajak. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Sobat TeknoBgt!