TEKNOBGT
Cara Menghitung Pajak Penghasilan Apotek
Cara Menghitung Pajak Penghasilan Apotek

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Apotek

Hello Sobat TeknoBgt, apakah kamu bekerja di apotek atau memiliki bisnis di bidang farmasi? Jika iya, maka kamu perlu mengetahui cara menghitung pajak penghasilan yang harus dibayarkan setiap tahunnya. Hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan mematuhi aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Apa Itu Pajak Penghasilan?

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang harus dibayarkan atas penghasilan yang diterima oleh seseorang atau badan usaha dalam satu tahun pajak. Setiap orang atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia wajib membayar PPh sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk apotek, pajak penghasilan yang harus dibayarkan adalah PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25. PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dipotong langsung oleh pemberi kerja atas penghasilan karyawan, sedangkan PPh Pasal 25 adalah pajak penghasilan yang dibayarkan oleh wajib pajak yang memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas.

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja atas penghasilan yang diterima oleh karyawan. Besarnya pajak yang harus dibayarkan ditentukan berdasarkan tarif yang berlaku dan penghasilan bruto yang diterima oleh karyawan.

Pada apotek, contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 21 adalah gaji, tunjangan, bonus, dan fasilitas kesehatan. Tarif PPh Pasal 21 berbeda-beda tergantung dari jumlah penghasilan bruto yang diterima oleh karyawan. Berikut adalah tabel tarif PPh Pasal 21:

Penghasilan BrutoTarif PPh Pasal 21
Kurang dari atau sama dengan 50 juta5%
Lebih dari 50 juta sampai dengan 250 juta15%
Lebih dari 250 juta sampai dengan 500 juta25%
Lebih dari 500 juta30%

Jumlah pajak yang harus dibayarkan bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

Pajak = Penghasilan Bruto x Tarif PPh Pasal 21

Sebagai contoh, jika karyawan apotek memiliki penghasilan bruto sebesar 10 juta, maka pajak yang harus dibayarkan adalah:

Pajak = 10.000.000 x 5% = 500.000

PPh Pasal 25

PPh Pasal 25 adalah pajak penghasilan yang dibayarkan oleh wajib pajak yang memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas. Pada apotek, contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 25 adalah keuntungan usaha yang diperoleh dari penjualan obat-obatan.

Besarnya pajak yang harus dibayarkan ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya operasional dan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Tarif PPh Pasal 25 adalah 2% dari penghasilan netto.

Jumlah pajak yang harus dibayarkan bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

Pajak = Penghasilan Netto x 2%

Sebagai contoh, jika apotek memiliki penghasilan bruto sebesar 100 juta dan biaya operasional sebesar 50 juta, maka penghasilan netto adalah 50 juta. Pajak yang harus dibayarkan adalah:

Pajak = 50.000.000 x 2% = 1.000.000

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Apotek

Langkah 1: Hitung PPh Pasal 21

Langkah pertama adalah menghitung PPh Pasal 21 yang harus dibayarkan atas penghasilan yang diterima oleh karyawan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Hitung penghasilan bruto karyawan.
  2. Tentukan tarif PPh Pasal 21 yang berlaku.
  3. Hitung jumlah pajak yang harus dibayarkan dengan menggunakan rumus Pajak = Penghasilan Bruto x Tarif PPh Pasal 21.
  4. Potong pajak yang harus dibayarkan dari penghasilan karyawan.
  5. Laporkan PPh Pasal 21 yang telah dipotong ke kantor pajak.

Langkah 2: Hitung PPh Pasal 25

Langkah kedua adalah menghitung PPh Pasal 25 yang harus dibayarkan atas penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Hitung penghasilan bruto dari penjualan obat-obatan.
  2. Kurangi penghasilan bruto dengan biaya operasional dan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha.
  3. Tentukan tarif PPh Pasal 25 yang berlaku.
  4. Hitung jumlah pajak yang harus dibayarkan dengan menggunakan rumus Pajak = Penghasilan Netto x 2%.
  5. Laporkan PPh Pasal 25 yang telah dibayarkan ke kantor pajak.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa saja contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 21 pada apotek?

Contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 21 pada apotek adalah gaji, tunjangan, bonus, dan fasilitas kesehatan yang diterima oleh karyawan.

2. Bagaimana cara menghitung tarif PPh Pasal 21?

Tarif PPh Pasal 21 ditentukan berdasarkan jumlah penghasilan bruto yang diterima oleh karyawan. Tarif yang berlaku dapat dilihat pada tabel tarif PPh Pasal 21.

3. Apa saja contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 25 pada apotek?

Contoh penghasilan yang terkena PPh Pasal 25 pada apotek adalah keuntungan usaha yang diperoleh dari penjualan obat-obatan.

4. Bagaimana cara menghitung penghasilan netto untuk PPh Pasal 25?

Penghasilan netto dapat dihitung dengan mengurangi penghasilan bruto dengan biaya operasional dan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha.

Penutup

Demikianlah cara menghitung pajak penghasilan apotek yang harus kamu ketahui. Dengan mengetahui cara menghitung pajak yang benar, kamu dapat menjaga keberlangsungan bisnis dan mematuhi aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Jangan lupa untuk selalu melaporkan pajak yang telah dibayarkan ke kantor pajak. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Apotek