Halo Sobat TeknoBgt! Kita akan membahas tentang cara menghitung overhead pabrik, yang merupakan salah satu hal yang penting dalam mengelola bisnis manufaktur. Overhead pabrik adalah biaya-biaya umum yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu, seperti biaya listrik, gas, dan sewa gedung. Untuk menghitung overhead pabrik, kita harus memahami beberapa konsep dasar dan menggunakan beberapa rumus matematika sederhana.
Apa itu Overhead Pabrik?
Overhead pabrik adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pabrik untuk memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu. Biaya-biaya ini dapat mencakup:
- Biaya penyusutan mesin dan peralatan
- Biaya perawatan mesin dan peralatan
- Biaya listrik, gas, dan air
- Biaya sewa gedung dan tanah
- Biaya gaji dan upah
Overhead pabrik sering kali dihitung sebagai persentase dari total biaya produksi. Misalnya, jika overhead pabrik adalah 20% dari total biaya produksi, dan biaya produksi suatu produk adalah Rp 1.000.000,-, maka overhead pabrik untuk produk tersebut adalah Rp 200.000,-.
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Ada beberapa cara untuk menghitung biaya overhead pabrik, antara lain:
Menghitung Overhead Pabrik dengan Biaya Langsung
Metode pertama adalah dengan menggunakan biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke suatu produk tertentu. Misalnya, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk menggunakan metode ini, kita harus menghitung persentase overhead pabrik yang dapat diatribusikan ke setiap biaya langsung. Kemudian, kita dapat menghitung biaya overhead pabrik untuk setiap produk dengan mengalikan persentase overhead pabrik dengan biaya langsung untuk produk tersebut.
Menghitung Overhead Pabrik dengan Biaya Tidak Langsung
Metode kedua adalah dengan menggunakan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke suatu produk tertentu, seperti biaya listrik, gas, dan sewa gedung. Untuk menggunakan metode ini, kita harus menghitung total biaya overhead pabrik dan membaginya dengan total biaya produksi. Dalam hal ini, total biaya produksi mencakup biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Cara Menghitung Persentase Overhead Pabrik
Untuk menghitung persentase overhead pabrik yang dapat diatribusikan ke setiap biaya langsung, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Persentase Overhead Pabrik = Biaya Overhead Pabrik / Total Biaya Langsung x 100%
Sebagai contoh, jika biaya overhead pabrik adalah Rp 200.000,- dan total biaya langsung adalah Rp 800.000,-, maka persentase overhead pabrik adalah:
Persentase Overhead Pabrik = Rp 200.000,- / Rp 800.000,- x 100% = 25%
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik untuk Satu Produk
Setelah kita mengetahui persentase overhead pabrik untuk setiap biaya langsung, kita dapat menghitung biaya overhead pabrik untuk setiap produk dengan mengalikan persentase overhead pabrik dengan biaya langsung untuk produk tersebut.
Misalnya, jika biaya overhead pabrik untuk bahan baku adalah 10% dan biaya bahan baku untuk suatu produk adalah Rp 50.000,-, maka biaya overhead pabrik untuk produk tersebut adalah:
Biaya Overhead Pabrik = 10% x Rp 50.000,- = Rp 5.000,-
Cara Menghitung Total Biaya Produksi
Untuk menghitung total biaya produksi suatu produk, kita harus menghitung biaya langsung dan biaya overhead pabrik untuk produk tersebut, kemudian menambahkan biaya-biaya lain yang terkait dengan produksi produk tersebut. Rumus untuk menghitung total biaya produksi adalah:
Total Biaya Produksi = Biaya Langsung + Overhead Pabrik + Biaya Lain-lain
Cara Menghitung Harga Jual Produk
Setelah kita mengetahui total biaya produksi suatu produk, kita dapat menetapkan harga jual produk dengan menambahkan markup ke total biaya produksi. Markup adalah keuntungan yang ingin kita dapatkan dari penjualan produk. Rumus untuk menghitung harga jual produk adalah:
Harga Jual Produk = Total Biaya Produksi + Markup
Misalnya, jika total biaya produksi untuk suatu produk adalah Rp 100.000,- dan markup yang ingin kita dapatkan adalah 20%, maka harga jual produk tersebut adalah:
Harga Jual Produk = Rp 100.000,- + (20% x Rp 100.000,-) = Rp 120.000,-
Tabel Overhead Pabrik
Untuk mempermudah pemahaman tentang overhead pabrik, berikut adalah contoh tabel overhead pabrik:
Jenis Overhead | Total Biaya | Persentase |
---|---|---|
Penyusutan Mesin | Rp 500.000,- | 10% |
Perawatan Mesin | Rp 300.000,- | 6% |
Listrik, Gas, dan Air | Rp 700.000,- | 14% |
Sewa Gedung | Rp 1.000.000,- | 20% |
Gaji dan Upah | Rp 1.500.000,- | 30% |
Total | Rp 4.000.000,- | 80% |
FAQ tentang Overhead Pabrik
1. Apa yang dimaksud dengan overhead pabrik?
Overhead pabrik adalah biaya-biaya umum yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu, seperti biaya listrik, gas, dan sewa gedung.
2. Bagaimana cara menghitung overhead pabrik?
Ada beberapa cara untuk menghitung overhead pabrik, antara lain dengan menggunakan biaya langsung atau biaya tidak langsung.
3. Apa yang dimaksud dengan biaya langsung?
Biaya langsung adalah biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke suatu produk tertentu, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Bagaimana cara menghitung persentase overhead pabrik?
Untuk menghitung persentase overhead pabrik yang dapat diatribusikan ke setiap biaya langsung, kita dapat menggunakan rumus Persentase Overhead Pabrik = Biaya Overhead Pabrik / Total Biaya Langsung x 100%.
5. Apa yang dimaksud dengan markup?
Markup adalah keuntungan yang ingin kita dapatkan dari penjualan produk.