Cara Menghitung NPV Studi Kelayakan Bisnis
Cara Menghitung NPV Studi Kelayakan Bisnis

Cara Menghitung NPV Studi Kelayakan Bisnis

Selamat datang Sobat TeknoBgt! Dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung NPV studi kelayakan bisnis. NPV atau Net Present Value dapat membantu kita dalam mengevaluasi apakah suatu proyek atau investasi memiliki potensi keuntungan yang baik atau tidak. Mari kita simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu Studi Kelayakan Bisnis?

Studi kelayakan bisnis adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek atau investasi layak dilakukan atau tidak. Studi ini melibatkan analisis pasar, konsumen, kompetitor, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis tersebut.

Studi kelayakan bisnis juga melibatkan perhitungan finansial untuk menentukan apakah bisnis tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang memadai dan apakah nilai investasi tersebut sebanding dengan potensi pengembalian yang diperoleh.

Apa itu Net Present Value (NPV)?

Net Present Value atau NPV adalah metode perhitungan finansial yang digunakan untuk mengevaluasi potensi keuntungan dari sebuah investasi atau proyek. NPV menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang diterima dengan nilai investasi awal. Jika NPV bernilai positif, maka investasi tersebut layak dan sebaliknya jika negatif maka investasi tersebut tidak layak dilakukan.

Bagaimana Cara Menghitung NPV?

Perhitungan NPV melibatkan beberapa faktor, di antaranya adalah:

  1. Arus kas masuk (Cash Inflow)
  2. Arus kas keluar (Cash Outflow)
  3. Tingkat suku bunga (Discount Rate)
  4. Periode investasi (Investment Period)

Untuk menghitung NPV kita perlu mengikuti beberapa langkah berikut:

Langkah 1: Menentukan Arus Kas Masuk dan Keluar

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan arus kas masuk dan keluar dari investasi tersebut. Arus kas masuk dapat berupa pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari investasi tersebut, sedangkan arus kas keluar dapat berupa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan investasi tersebut.

Sebagai contoh, misalnya kita berniat untuk memulai bisnis berjualan pulsa. Dalam melakukan studi kelayakan bisnis, kita harus memperkirakan arus kas masuk berupa pendapatan dari penjualan pulsa dan arus kas keluar berupa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli pulsa, membayar listrik, sewa tempat, dan sebagainya.

Langkah 2: Menentukan Tingkat Suku Bunga

Langkah kedua adalah menentukan tingkat suku bunga yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung NPV. Tingkat suku bunga ini dapat bervariasi tergantung dari risiko investasi, inflasi, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar keuangan.

Sebagai contoh, misalnya kita menggunakan tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun sebagai acuan dalam menghitung NPV bisnis berjualan pulsa tersebut.

Langkah 3: Menentukan Periode Investasi

Langkah ketiga adalah menentukan periode investasi. Periode investasi ini dapat berupa tahun, bulan, atau periode lainnya yang sesuai dengan karakteristik dari investasi tersebut. Sebagai contoh, misalnya kita berniat untuk melakukan investasi dalam bisnis berjualan pulsa selama 3 tahun.

Langkah 4: Menghitung NPV

Setelah semua faktor yang diperlukan telah ditentukan, maka kita dapat menghitung NPV dengan rumus sebagai berikut:

NPV =(Cash Inflow1 / (1 + Discount Rate)1) + (Cash Inflow2 / (1 + Discount Rate)2) + … + (Cash Inflown / (1 + Discount Rate)n) – Investment

Dalam rumus di atas, NPV dihitung dengan menjumlahkan arus kas masuk yang telah diskon dengan tingkat suku bunga dan meminjamkan ke investasi tersebut. Kemudian hasil penjumlahan tersebut dikurangi dengan investasi awal yang dikeluarkan.

Sebagai contoh, misalnya kita memproyeksikan bahwa bisnis berjualan pulsa memiliki arus kas masuk sebesar Rp 50.000.000,- pada tahun pertama, Rp 60.000.000,- pada tahun kedua, dan Rp 70.000.000,- pada tahun ketiga. Sedangkan arus kas keluar sebesar Rp 30.000.000,- pada tahun pertama, Rp 35.000.000,- pada tahun kedua, dan Rp 40.000.000,- pada tahun ketiga.

Sehingga NPV dapat dihitung sebagai berikut:

NPV = (Rp 50.000.000,- / (1 + 10%)1) + (Rp 60.000.000,- / (1 + 10%)2) + (Rp 70.000.000,- / (1 + 10%)3)– (Rp 30.000.000,- + Rp 35.000.000,- + Rp 40.000.000,-)= Rp 25.075.981,-

Dalam contoh di atas, NPV bernilai positif sebesar Rp 25.075.981,-, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bisnis berjualan pulsa tersebut layak untuk diinvestasikan.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu WACC?

WACC atau Weighted Average Cost of Capital adalah metode perhitungan rata-rata biaya modal yang diperoleh dari sumber dana investor. WACC digunakan untuk menentukan tingkat diskonto dalam menghitung NPV.

2. Apa perbedaan antara NPV dan IRR?

NPV dan IRR sama-sama digunakan dalam menghitung potensi keuntungan dari suatu investasi atau proyek. Namun, perbedaan utama antara kedua metode tersebut terletak pada cara perhitungannya. NPV menghitung nilai present value dari arus kas yang dihasilkan, sedangkan IRR mencoba mencari tingkat suku bunga yang menyamakan arus kas masuk dan keluar dari investasi tersebut.

3. Apa yang harus dilakukan jika NPV bernilai negatif?

Jika NPV bernilai negatif, maka investasi tersebut tidak layak dilakukan karena nilai investasi yang dikeluarkan lebih besar dari pada potensi keuntungan yang diperoleh.

4. Apa yang harus dilakukan jika NPV bernilai nol?

Jika NPV bernilai nol, maka investasi tersebut dapat dipertimbangkan karena investasi tersebut tidak memberikan keuntungan atau kerugian.

5. Apa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan studi kelayakan bisnis?

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan studi kelayakan bisnis antara lain adalah analisis pasar, analisis konsumen, analisis kompetitor, analisis sumber daya dan kapasitas produksi, analisis finansial, dan analisis risiko.

Kesimpulan

Dalam melakukan investasi atau proyek, perlu dilakukan studi kelayakan bisnis untuk menentukan apakah investasi tersebut layak dilakukan atau tidak. Dalam melakukan studi kelayakan bisnis, perhitungan NPV sangat penting untuk mengevaluasi apakah investasi tersebut memiliki potensi keuntungan yang memadai atau tidak. Dalam melakukan perhitungan NPV, perlu memperhitungkan arus kas masuk dan keluar, tingkat suku bunga, dan periode investasi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt dan dapat membantu dalam menjalankan bisnis atau investasi di masa depan.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung NPV Studi Kelayakan Bisnis