Halo Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung modal kerja fungsional. Mungkin bagi sebagian orang istilah ini terdengar asing, tapi sebenarnya modal kerja fungsional sangat penting dalam mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan. Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Modal Kerja Fungsional
Sebelum kita membahas tentang cara menghitung modal kerja fungsional, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu modal kerja fungsional. Modal kerja fungsional merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar suatu perusahaan. Dengan kata lain, modal kerja fungsional menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek.
Modal kerja fungsional juga mencerminkan likuiditas perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo.
Komponen Modal Kerja Fungsional
Untuk dapat menghitung modal kerja fungsional, kita perlu memahami komponen-komponen yang terkait dengan modal kerja fungsional. Berikut ini adalah beberapa komponen modal kerja fungsional:
Komponen | Keterangan |
---|---|
Aktiva Lancar | Merupakan aktiva yang dapat diubah menjadi kas dalam jangka waktu pendek. |
Kewajiban Lancar | Merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu pendek. |
Modal Kerja Fungsional | Selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. |
Cara Menghitung Modal Kerja Fungsional
Sekarang, kita sudah memahami pengertian dan komponen modal kerja fungsional. Selanjutnya, kita akan membahas tentang cara menghitung modal kerja fungsional. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung modal kerja fungsional, di antaranya adalah:
Metode Persentase
Metode persentase adalah metode yang paling sederhana dalam menghitung modal kerja fungsional. Metode ini hanya menghitung persentase aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Berikut ini rumusnya:
Modal Kerja Fungsional = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Contoh:
PT ABC memiliki aktiva lancar sebesar Rp 500 juta dan kewajiban lancar sebesar Rp 400 juta. Berapakah modal kerja fungsional PT ABC?
Modal Kerja Fungsional = Rp 500 juta – Rp 400 juta = Rp 100 juta
Dalam contoh ini, modal kerja fungsional PT ABC adalah Rp 100 juta.
Metode Umur Piutang
Metode umur piutang digunakan untuk menghitung modal kerja fungsional dengan memperhitungkan umur piutang. Berikut ini rumusnya:
Modal Kerja Fungsional = Aktiva Lancar – (Kewajiban Lancar – Piutang Usaha Lebih dari 90 Hari)
Contoh:
PT XYZ memiliki aktiva lancar sebesar Rp 800 juta, kewajiban lancar sebesar Rp 600 juta, dan piutang usaha lebih dari 90 hari sebesar Rp 100 juta. Berapakah modal kerja fungsional PT XYZ?
Modal Kerja Fungsional = Rp 800 juta – (Rp 600 juta – Rp 100 juta) = Rp 300 juta
Dalam contoh ini, modal kerja fungsional PT XYZ adalah Rp 300 juta.
FAQ
Apa itu modal kerja fungsional?
Modal kerja fungsional merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar suatu perusahaan.
Mengapa modal kerja fungsional penting?
Modal kerja fungsional penting dalam mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan, karena modal kerja fungsional mencerminkan likuiditas perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo.
Apa saja komponen modal kerja fungsional?
Komponen modal kerja fungsional adalah aktiva lancar, kewajiban lancar, dan modal kerja fungsional.
Bagaimana cara menghitung modal kerja fungsional?
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung modal kerja fungsional, di antaranya adalah metode persentase dan metode umur piutang.
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan tentang cara menghitung modal kerja fungsional. Dengan memahami modal kerja fungsional, kita dapat mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya!
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.