Halo Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung modal akhir pada perusahaan dagang. Modal akhir ini memang sangat penting untuk diketahui karena dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting di masa depan. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita simak pembahasannya di bawah ini.
Pengertian Modal Akhir
Sebelum membahas lebih jauh mengenai cara menghitung modal akhir pada perusahaan dagang, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan modal akhir itu sendiri. Modal akhir adalah jumlah seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Jadi, dalam perhitungan modal akhir, kita harus mempertimbangkan seluruh kewajiban perusahaan seperti hutang bank, hutang usaha, gaji karyawan, dan sebagainya. Selain itu juga harus diperhitungkan seluruh aktiva perusahaan seperti kas, piutang, inventaris, dan lain sebagainya.
Cara Menghitung Modal Akhir
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghitung modal akhir pada perusahaan dagang. Berikut ini adalah beberapa metode perhitungan yang biasa digunakan:
1. Metode Penghitungan Sederhana
Metode penghitungan sederhana ini biasanya dilakukan oleh perusahaan kecil atau pemilik bisnis individu. Caranya adalah dengan mengurangkan seluruh kewajiban perusahaan dari seluruh aktiva perusahaan:
Seluruh Aktiva | Jumlah (Rp) |
---|---|
Kas | 10.000.000 |
Bank | 20.000.000 |
Piutang | 15.000.000 |
Inventaris | 30.000.000 |
Modal Sendiri | 50.000.000 |
Jumlah Seluruh Aktiva | 125.000.000 |
Seluruh Kewajiban | Jumlah (Rp) |
---|---|
Hutang Bank | 5.000.000 |
Hutang Usaha | 10.000.000 |
Gaji Karyawan | 2.000.000 |
Jumlah Seluruh Kewajiban | 17.000.000 |
Dengan menggunakan metode sederhana ini, maka modal akhir perusahaan dagang tersebut adalah:
Modal Akhir = Seluruh Aktiva – Seluruh Kewajiban
Modal Akhir = Rp 125.000.000 – Rp 17.000.000
Modal Akhir = Rp 108.000.000
2. Metode Penghitungan per Komponen
Metode penghitungan per komponen ini lebih detail dalam menghitung seluruh aktiva dan kewajiban perusahaan. Caranya adalah dengan menghitung masing-masing komponen aktiva dan kewajiban, kemudian dikurangkan satu per satu:
Komponen Aktiva | Jumlah (Rp) |
---|---|
Kas | 10.000.000 |
Bank | 20.000.000 |
Piutang | 15.000.000 |
Inventaris | 30.000.000 |
Jumlah | 75.000.000 |
Komponen Kewajiban:
Komponen Kewajiban | Jumlah (Rp) |
---|---|
Hutang Bank | 5.000.000 |
Hutang Usaha | 10.000.000 |
Gaji Karyawan | 2.000.000 |
Jumlah | 17.000.000 |
Dengan menggunakan metode per komponen, maka modal akhir perusahaan dagang tersebut adalah:
Modal Akhir = (Kas + Bank + Piutang + Inventaris) – (Hutang Bank + Hutang Usaha + Gaji Karyawan)
Modal Akhir = (Rp 10.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 15.000.000 + Rp 30.000.000) – (Rp 5.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 2.000.000)
Modal Akhir = Rp 58.000.000
FAQ Mengenai Menghitung Modal Akhir
1. Apa itu modal akhir?
Modal akhir adalah jumlah seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Mengapa menghitung modal akhir penting?
Menghitung modal akhir penting karena dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting di masa depan.
3. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menghitung modal akhir?
Dalam perhitungan modal akhir, harus dipertimbangkan seluruh kewajiban perusahaan seperti hutang bank, hutang usaha, gaji karyawan, dan sebagainya. Selain itu juga harus diperhitungkan seluruh aktiva perusahaan seperti kas, piutang, inventaris, dan lain sebagainya.
4. Apa saja metode yang digunakan dalam menghitung modal akhir?
Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam menghitung modal akhir seperti metode penghitungan sederhana dan metode penghitungan per komponen.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa modal akhir penting untuk diketahui oleh perusahaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting di masa depan. Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam menghitung modal akhir seperti metode penghitungan sederhana dan metode penghitungan per komponen.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!