TEKNOBGT
Cara Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan AHP
Cara Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan AHP

Cara Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan AHP

Selamat datang Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membicarakan tentang bagaimana cara menghitung matriks perbandingan berpasangan AHP dengan mudah dan praktis. Sebelum itu, mari kita kenali dulu apa itu matriks perbandingan berpasangan AHP.

Apa itu Matriks Perbandingan Berpasangan AHP?

Matriks perbandingan berpasangan AHP adalah sebuah metode dalam pengambilan keputusan yang dipopulerkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan atau prioritas antara dua elemen atau lebih dalam sebuah hierarki keputusan.

Misalnya, dalam memilih smartphone baru, kita dapat memilih berdasarkan kriteria seperti harga, kualitas kamera, daya tahan baterai, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita perlu menentukan prioritas untuk setiap kriteria tersebut agar dapat memilih smartphone yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan AHP

Untuk menghitung matriks perbandingan berpasangan AHP, Sobat TeknoBgt dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:

LangkahDeskripsi
1Tentukan hierarki keputusan
2Tentukan kriteria dan subkriteria
3Buat matriks perbandingan berpasangan
4Hitung jumlah kolom dan baris
5Hitung jumlah total setiap baris
6Hitung nilai rata-rata setiap kolom
7Hitung matriks normalisasi
8Hitung vektor prioritas
9Hitung nilai konsistensi

Tentukan Hierarki Keputusan

Pertama-tama, Sobat TeknoBgt perlu menentukan hierarki keputusan untuk masalah yang akan dipecahkan. Contohnya, jika kita ingin memilih smartphone baru, hierarki keputusan dapat ditentukan sebagai berikut:

Dalam hierarki keputusan di atas, kita dapat melihat bahwa smartphone memiliki tiga subkriteria: kamera, baterai, dan harga. Selanjutnya, kita dapat membuat matriks perbandingan berpasangan untuk setiap subkriteria.

Tentukan Kriteria dan Subkriteria

Setelah menentukan hierarki keputusan, langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria dan subkriteria yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam contoh ini, kriteria yang digunakan adalah kamera, baterai, dan harga.

Kamera memiliki dua subkriteria yaitu kualitas foto dan kualitas video. Baterai memiliki dua subkriteria yaitu daya tahan dan waktu pengisian. Harga tidak memiliki subkriteria.

Buat Matriks Perbandingan Berpasangan

Setelah menentukan kriteria dan subkriteria, langkah selanjutnya adalah membuat matriks perbandingan berpasangan. Matriks ini digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan atau prioritas antara dua elemen atau lebih dalam sebuah hierarki keputusan.

Matriks perbandingan berpasangan direpresentasikan dalam bentuk tabel. Pada tabel ini, kita akan menilai setiap subkriteria secara berpasangan dengan menggunakan skala nilai 1-9. Skala 1-9 ini digunakan untuk mengukur tingkat perbandingan antara dua elemen.

Skala nilai 1 artinya kedua elemen memiliki tingkat kepentingan yang sama. Skala nilai 3 artinya satu elemen sedikit lebih penting daripada elemen lainnya. Skala nilai 5 artinya satu elemen lebih penting daripada elemen lainnya. Skala nilai 7 artinya satu elemen jauh lebih penting daripada elemen lainnya. Skala nilai 9 artinya satu elemen sangat jauh lebih penting daripada elemen lainnya.

Contoh matriks perbandingan berpasangan untuk kamera dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa kualitas foto lebih penting daripada kualitas video. Nilai perbandingan antara kualitas foto dan kualitas video adalah 3, artinya kualitas foto sedikit lebih penting daripada kualitas video.

Hitung Jumlah Kolom dan Baris

Setelah membuat matriks perbandingan berpasangan, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah kolom dan baris pada matriks tersebut. Jumlah kolom dan baris pada matriks perbandingan berpasangan harus sama.

Contoh matriks perbandingan berpasangan untuk baterai dapat dituliskan sebagai berikut:

Pada matriks perbandingan berpasangan di atas, terdapat dua kolom dan dua baris. Jumlah kolom dan baris harus sama agar dapat dilakukan perhitungan selanjutnya.

Hitung Jumlah Total Setiap Baris

Setelah menghitung jumlah kolom dan baris, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah total setiap baris pada matriks perbandingan berpasangan. Jumlah total setiap baris digunakan untuk menentukan nilai priority vector setiap kriteria.

Contoh matriks perbandingan berpasangan untuk harga dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam matriks perbandingan berpasangan di atas, kita dapat menghitung jumlah total setiap baris sebagai berikut:

  • Jumlah total baris 1 = 9 + 5 + 7 = 21
  • Jumlah total baris 2 = 1 + 3 + 1 = 5

Hasil perhitungan ini akan digunakan pada langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai rata-rata setiap kolom.

Hitung Nilai Rata-rata Setiap Kolom

Setelah menghitung jumlah total setiap baris, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata setiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan. Nilai rata-rata setiap kolom akan digunakan untuk menghitung matriks normalisasi.

Contoh matriks perbandingan berpasangan untuk baterai dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam matriks perbandingan berpasangan di atas, kita dapat menghitung nilai rata-rata setiap kolom sebagai berikut:

  • Nilai rata-rata kolom 1 = (3/10) + (3/7) = 0.604
  • Nilai rata-rata kolom 2 = (7/10) + (4/7) = 0.970

Hasil perhitungan ini akan digunakan pada langkah selanjutnya yaitu menghitung matriks normalisasi.

Hitung Matriks Normalisasi

Setelah menghitung nilai rata-rata setiap kolom, langkah selanjutnya adalah menghitung matriks normalisasi. Matriks normalisasi digunakan untuk menghitung vektor prioritas setiap kriteria.

Matriks normalisasi dihitung dengan cara membagi setiap item dalam matriks perbandingan berpasangan dengan nilai rata-rata setiap kolom.

Contoh matriks normalisasi untuk kamera dapat dituliskan sebagai berikut:

Pada matriks normalisasi di atas, kita dapat melihat bahwa setiap item dalam matriks perbandingan berpasangan telah dibagi dengan nilai rata-rata setiap kolom. Hasil perhitungan ini akan digunakan pada langkah selanjutnya yaitu menghitung vektor prioritas.

Hitung Vektor Prioritas

Setelah menghitung matriks normalisasi, langkah selanjutnya adalah menghitung vektor prioritas. Vektor prioritas digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan atau prioritas setiap kriteria.

Untuk menghitung vektor prioritas, kita perlu menjumlahkan setiap baris pada matriks normalisasi dan kemudian membagi dengan jumlah baris. Hasil perhitungan ini akan menghasilkan sebuah vektor prioritas yang menunjukkan tingkat kepentingan atau prioritas setiap kriteria.

Contoh vektor prioritas untuk baterai dapat dituliskan sebagai berikut:

Pada contoh di atas, kita dapat melihat bahwa nilai vektor prioritas untuk kamera adalah 0,438 dan nilai vektor prioritas untuk baterai adalah 0,339. Hal ini menunjukkan bahwa kamera lebih penting daripada baterai dalam memilih smartphone baru.

Hitung Nilai Konsistensi

Setelah menghitung vektor prioritas, langkah terakhir adalah menghitung nilai konsistensi. Nilai konsistensi digunakan untuk menentukan apakah matriks perbandingan berpasangan yang telah dibuat konsisten atau tidak.

Nilai konsistensi dinyatakan dalam bentuk indeks konsistensi (CI) dan rasio konsistensi (CR). Nilai CI digunakan untuk menentukan tingkat konsistensi matriks perbandingan berpasangan. Nilai CR digunakan untuk membandingkan nilai CI dengan nilai CR acak yang telah ditentukan.

Jika nilai CR lebih kecil daripada 0,10, maka matriks perbandingan berpasangan dianggap konsisten. Jika nilai CR lebih besar daripada 0,10, maka matriks perbandingan berpasangan dianggap tidak konsisten dan perlu direvisi.

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa itu matriks perbandingan berpasangan AHP?

Matriks perbandingan berpasangan AHP adalah sebuah metode dalam pengambilan keputusan yang dipopulerkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan atau prioritas antara dua elemen atau lebih dalam sebuah hierarki keputusan.

2. Bagaimana cara menghitung matriks perbandingan berpasangan AHP?

Untuk menghitung matriks perbandingan berpasangan AHP, Sobat TeknoBgt dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:

LangkahDeskripsi
1Tentukan hierarki keputusan
2Tentukan kriteria dan subkriteria
3Buat matriks perbandingan berpasangan
4Hitung jumlah kolom dan baris
5Hitung jumlah total setiap baris
6Hitung nilai rata-rata setiap kolom
7Hitung matriks normalisasi
8Hitung vektor prioritas
9Hitung nilai konsistensi

3. Apa itu nilai rata-rata setiap kolom?

Nilai rata-rata setiap kolom adalah jumlah total setiap item dalam suatu kolom pada matriks perbandingan berpasangan, yang kemudian dibagi dengan jumlah item dalam kolom tersebut. Nilai rata-rata setiap kolom digunakan untuk menghitung matriks normalisasi.

4. Mengapa perlu menghitung nilai konsistensi?

Perhitungan nilai konsistensi dilakukan untuk memastikan bahwa matriks perbandingan berpasangan yang telah dibuat konsisten. Nilai konsistensi dinyatakan dalam bentuk indeks konsistensi (CI) dan rasio konsistensi (CR). Jika nilai CR lebih kecil daripada 0,10, maka matriks perbandingan berpasangan dianggap konsisten.

5. Apa yang terjadi jika nilai CR lebih besar daripada 0,10?

Jika nilai CR lebih besar daripada 0,10, maka matriks perbandingan berpasangan dianggap tidak konsisten dan perlu direvisi.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Demikianlah cara menghitung matriks perbandingan berpasangan AHP dengan mudah dan praktis. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, Sobat TeknoBgt dapat memilih alternatif yang terbaik dengan lebih mudah dan cepat.

Jangan lupa untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dengan membaca artikel menarik

Cara Menghitung Matriks Perbandingan Berpasangan AHP