Cara Menghitung LVH pada EKG
Cara Menghitung LVH pada EKG

Cara Menghitung LVH pada EKG

Selamat datang Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung LVH pada EKG. Apakah Sobat TeknoBgt sudah tahu apa itu LVH? LVH atau Left Ventricular Hypertrophy adalah kondisi dimana dinding otot kiri jantung menjadi lebih tebal dari yang seharusnya. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya tekanan darah tinggi atau gangguan jantung lainnya.

Pengertian LVH pada EKG

Sebelum membahas mengenai cara menghitung LVH pada EKG, ada baiknya Sobat TeknoBgt mengetahui terlebih dahulu apa itu EKG. EKG atau Elektrokardiogram adalah tes yang digunakan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini dapat memberikan informasi tentang denyut jantung, ritme jantung, dan kondisi jantung secara keseluruhan.

Kondisi LVH pada EKG dapat terlihat dari perubahan pola gelombang pada EKG. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua perubahan pola gelombang pada EKG menunjukkan LVH. Pola gelombang pada EKG yang menunjukkan LVH adalah pola S dan R yang lebih besar dari biasanya pada lead V1 atau V2.

Perlu diingat bahwa EKG bukanlah satu-satunya tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis LVH. Tes lain seperti ekokardiogram juga dapat digunakan untuk melihat ketebalan dinding otot jantung.

Cara Menghitung LVH pada EKG

Untuk menghitung LVH pada EKG, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan. Metode yang paling umum digunakan adalah metode Sokolow-Lyon dan metode Cornell.

Metode Sokolow-Lyon

Metode Sokolow-Lyon menggunakan hasil dari dua gelombang pada EKG, yaitu S (amplitudo gelombang negatif) pada V1 atau V2 dan R (amplitudo gelombang positif) pada V5 atau V6. Jika hasil dari S + R > 35 mm, maka dianggap sebagai LVH.

Contohnya, jika S pada V1 adalah 20 mm dan R pada V5 adalah 25 mm, maka hasil dari S + R adalah 45 mm. Hal ini menunjukkan adanya LVH.

Metode Cornell

Metode Cornell menggunakan hasil dari dua gelombang pada EKG, yaitu S (amplitudo gelombang negatif) pada V3 dan R (amplitudo gelombang positif) pada aVL. Rumus yang digunakan adalah Cornell = S + Ra, dimana Ra adalah amplitudo gelombang R pada aVL dikalikan dengan 0,6. Jika hasil dari Cornell > 28 mm pada pria atau > 20 mm pada wanita, maka dianggap sebagai LVH.

Contohnya, jika S pada V3 adalah 15 mm dan R pada aVL adalah 20 mm, maka Ra adalah 20 mm x 0,6 = 12 mm. Maka hasil dari Cornell adalah 15 mm + 12 mm = 27 mm. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya LVH.

FAQ tentang LVH pada EKG

PertanyaanJawaban
Apa gejala LVH?LVH tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, jika LVH disebabkan oleh gangguan jantung lainnya seperti stenosis aorta, maka gejala yang dapat muncul adalah sesak napas, nyeri dada, dan pusing.
Bagaimana cara mencegah LVH?Cara mencegah LVH adalah dengan menjaga tekanan darah, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan menghindari konsumsi alkohol dan merokok.
Berapa besar kemungkinan seseorang dengan LVH mengalami serangan jantung?Kemungkinan seseorang dengan LVH mengalami serangan jantung lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami LVH. Untuk itu, penting untuk mencegah dan mengobati LVH secara dini.

Penutup

Demikianlah cara menghitung LVH pada EKG yang dapat Sobat TeknoBgt ketahui. Perlu diingat bahwa EKG bukanlah satu-satunya tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis LVH. Jika Sobat TeknoBgt memiliki keluhan atau gejala yang mengarah pada gangguan jantung, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung LVH pada EKG