Halo Sobat TeknoBgt! Dalam bisnis, ada tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Ketiga hal ini menjadi kunci keberhasilan setiap bisnis. Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dengan mudah agar kamu bisa menerapkannya dalam bisnismu sendiri. Yuk, simak cara penghitungannya berikut ini!
Apa Itu Likuiditas?
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Dalam hal ini, aset lancar meliputi kas, piutang, dan persediaan barang. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menghitung likuiditas, yaitu:
Nama Rasio | Formula | Interpretasi |
---|---|---|
Rasio Lancar | aset lancar / hutang lancar | semakin tinggi nilainya, semakin likuid perusahaan |
Rasio Kas Lancar | kas / hutang lancar | semakin tinggi nilainya, semakin likuid perusahaan |
Rasio Cepat | (kas + piutang) / hutang lancar | semakin tinggi nilainya, semakin likuid perusahaan |
Cara Menghitung Rasio Lancar
Untuk menghitung rasio lancar, kamu hanya perlu membagi jumlah aset lancar dengan jumlah hutang lancar. Contohnya, jika perusahaan memiliki aset lancar sebesar Rp. 100.000.000 dan hutang lancar sebesar Rp. 50.000.000, maka rasio lancarnya adalah:
Rasio Lancar = 100.000.000 / 50.000.000 = 2
Artinya, perusahaan memiliki dua kali lipat aset lancar dari pada hutang lancar.
Cara Menghitung Rasio Kas Lancar
Untuk menghitung rasio kas lancar, kamu hanya perlu membagi jumlah kas dengan jumlah hutang lancar. Contohnya, jika perusahaan memiliki kas sebesar Rp. 50.000.000 dan hutang lancar sebesar Rp. 25.000.000, maka rasio kas lancarnya adalah:
Rasio Kas Lancar = 50.000.000 / 25.000.000 = 2
Artinya, perusahaan memiliki dua kali lipat kas dari pada hutang lancar.
Cara Menghitung Rasio Cepat
Untuk menghitung rasio cepat, kamu hanya perlu menjumlahkan jumlah kas dan piutang kemudian membaginya dengan jumlah hutang lancar. Contohnya, jika perusahaan memiliki kas sebesar Rp. 30.000.000, piutang sebesar Rp. 20.000.000, dan hutang lancar sebesar Rp. 25.000.000, maka rasio cepatnya adalah:
Rasio Cepat = (30.000.000 + 20.000.000) / 25.000.000 = 2
Artinya, perusahaan memiliki dua kali lipat aset lancar yang dapat dijadikan sumber pembayaran hutang lancar.
Apa Itu Solvabilitas?
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh hutang jangka panjangnya dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Dalam hal ini, aset meliputi baik aset lancar maupun aset tetap. Ada dua rasio yang digunakan untuk menghitung solvabilitas, yaitu:
Nama Rasio | Formula | Interpretasi |
---|---|---|
Rasio Solvabilitas | total aset / total hutang | semakin tinggi nilainya, semakin solvabilitas perusahaan |
Rasio Hutang Ekuitas | hutang jangka panjang / ekuitas | semakin rendah nilainya, semakin solvabilitas perusahaan |
Cara Menghitung Rasio Solvabilitas
Untuk menghitung rasio solvabilitas, kamu hanya perlu membagi jumlah total aset dengan jumlah total hutang. Contohnya, jika perusahaan memiliki total aset sebesar Rp. 1.000.000.000 dan total hutang sebesar Rp. 500.000.000, maka rasio solvabilitasnya adalah:
Rasio Solvabilitas = 1.000.000.000 / 500.000.000 = 2
Artinya, perusahaan memiliki dua kali lipat aset daripada hutang.
Cara Menghitung Rasio Hutang Ekuitas
Untuk menghitung rasio hutang ekuitas, kamu hanya perlu membagi jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah ekuitas. Contohnya, jika perusahaan memiliki hutang jangka panjang sebesar Rp. 400.000.000 dan ekuitas sebesar Rp. 800.000.000, maka rasio hutang ekuitasnya adalah:
Rasio Hutang Ekuitas = 400.000.000 / 800.000.000 = 0,5
Artinya, perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang setengah dari ekuitas.
Apa Itu Rentabilitas?
Rentabilitas adalah tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan atas aset yang diinvestasikan dalam bisnisnya. Dalam hal ini, aset yang dimaksud meliputi baik aset lancar maupun aset tetap. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menghitung rentabilitas, yaitu:
Nama Rasio | Formula | Interpretasi |
---|---|---|
Rasio Profitabilitas | keuntungan bersih / total aset | semakin tinggi nilainya, semakin rentabilitas perusahaan |
Rasio Return On Equity (ROE) | keuntungan bersih / ekuitas | semakin tinggi nilainya, semakin rentabilitas perusahaan |
Rasio Return On Investment (ROI) | keuntungan kotor / total investasi | semakin tinggi nilainya, semakin rentabilitas perusahaan |
Cara Menghitung Rasio Profitabilitas
Untuk menghitung rasio profitabilitas, kamu hanya perlu membagi keuntungan bersih dengan total aset. Contohnya, jika perusahaan memiliki keuntungan bersih sebesar Rp. 200.000.000 dan total aset sebesar Rp. 1.000.000.000, maka rasio profitabilitasnya adalah:
Rasio Profitabilitas = 200.000.000 / 1.000.000.000 = 0,2
Artinya, perusahaan mendapatkan keuntungan sebanyak 20% dari total aset yang dimiliki.
Cara Menghitung Rasio Return On Equity (ROE)
Untuk menghitung rasio ROE, kamu hanya perlu membagi keuntungan bersih dengan ekuitas. Contohnya, jika perusahaan memiliki keuntungan bersih sebesar Rp. 200.000.000 dan ekuitas sebesar Rp. 400.000.000, maka rasio ROE-nya adalah:
Rasio ROE = 200.000.000 / 400.000.000 = 0,5
Artinya, perusahaan mendapatkan keuntungan sebanyak 50% dari ekuitas yang dimiliki.
Cara Menghitung Rasio Return On Investment (ROI)
Untuk menghitung rasio ROI, kamu hanya perlu membagi keuntungan kotor dengan total investasi. Contohnya, jika perusahaan memiliki keuntungan kotor sebesar Rp. 300.000.000 dan total investasi sebesar Rp. 2.000.000.000, maka rasio ROInya adalah:
Rasio ROI = 300.000.000 / 2.000.000.000 = 0,15
Artinya, perusahaan mendapatkan keuntungan sebanyak 15% dari total investasi yang telah dilakukan.
FAQ
1. Apakah rasio lancar dan rasio cepat sama?
Tidak, rasio lancar mencakup seluruh aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan rasio cepat hanya mencakup kas dan piutang saja.
2. Apa beda keuntungan bersih dan keuntungan kotor?
Keuntungan bersih adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi semua biaya, termasuk pajak. Sementara keuntungan kotor adalah keuntungan sebelum dikurangi biaya dan pajak.
3. Apakah semakin rendah rasio hutang ekuitas berarti semakin baik?
Ya, semakin rendah rasio hutang ekuitas berarti semakin baik karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang kecil dibandingkan dengan ekuitasnya.
Kesimpulan
Dalam bisnis, kamu perlu memperhatikan tiga hal penting yaitu likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Ketiga hal ini dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio. Untuk menghitung likuiditas, kamu dapat menggunakan rasio lancar, rasio kas lancar, dan rasio cepat. Sedangkan untuk menghitung solvabilitas, kamu dapat menggunakan rasio solvabilitas dan rasio hutang ekuitas. Terakhir, untuk menghitung rentabilitas, kamu dapat menggunakan rasio profitabilitas, rasio ROE, dan rasio ROI. Dengan memahami ketiga hal ini, kamu dapat meningkatkan kinerja bisnismu dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!