Hello, Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung KPR syariah. Sebagai salah satu bentuk pembiayaan rumah, KPR syariah memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan KPR konvensional. Oleh karena itu, kita perlu memahami cara menghitung KPR syariah dengan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut adalah penjelasannya!
Pengertian KPR Syariah
KPR syariah adalah program pembiayaan rumah yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam. Jadi, dalam pembayaran cicilan, tidak ada unsur riba atau bunga. Selain itu, KPR syariah juga menghindari praktek gharar atau spekulasi dan maysir atau perjudian. Pembiayaan ini juga melibatkan harta yang nyata dan jelas, sehingga tidak ada unsur tipu-tipu.
Keunggulan KPR Syariah
Sebagai pembiayaan rumah yang mengacu pada prinsip syariah, KPR syariah memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
- Tidak ada unsur riba atau bunga dalam pembayaran cicilan
- Persyaratan pengajuan yang mudah dan proses yang cepat
- Menjamin hak-hak nasabah dan menghindari praktek-praktek spekulatif
Cara Menghitung KPR Syariah
Untuk menghitung KPR syariah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Jumlah pembiayaan yang diajukan
- Lama waktu pembiayaan
- Besar margin keuntungan bank
- Pembayaran cicilan atau angsuran
Jumlah Pembiayaan yang Diajukan
Jumlah pembiayaan yang diajukan adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli rumah atau properti yang diinginkan. Jumlah ini bisa mencakup harga rumah, biaya-biaya lain, dan biaya administrasi. Misalnya, jika harga rumah yang diinginkan sebesar Rp1 miliar, sedangkan biaya-biaya lain dan biaya administrasi sebesar Rp200 juta, maka jumlah pembiayaan yang diajukan adalah Rp1,2 miliar.
Kapasitas Membayar Nasabah
Sebelum mengajukan KPR syariah, nasabah juga harus memperhatikan kapasitas finansial mereka. Jangan sampai jumlah pembiayaan yang diajukan melebihi kemampuan membayar nasabah. Bank akan mengevaluasi kemampuan finansial nasabah sebelum menyetujui permohonan pembiayaan.
Lama Waktu Pembiayaan
Lama waktu pembiayaan adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang atau cicilan. Jangka waktu yang biasa diberikan untuk KPR syariah adalah antara 5 hingga 25 tahun. Semakin lama waktu pembiayaan, maka semakin besar pula besar cicilan yang harus dibayar setiap bulannya.
Faktor yang Mempengaruhi Lama Waktu Pembiayaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi lama waktu pembiayaan antara lain:
- Kemampuan membayar nasabah
- Umur nasabah
- Masa kerja nasabah
- Sisa masa kredit
Besar Margin Keuntungan Bank
Besar margin keuntungan bank adalah selisih antara suku bunga pinjaman dengan biaya dana. Margin keuntungan bank pada KPR syariah sekitar 1-2%, yang dihitung dari jumlah pembiayaan yang diajukan.
Perhitungan Margin Keuntungan Bank
Misalnya, jika jumlah pembiayaan yang diajukan sebesar Rp1,2 miliar, dan margin keuntungan bank sebesar 2%, maka besar margin keuntungan bank adalah Rp24 juta. Besar margin ini akan dihitung dalam cicilan atau angsuran selama masa pembiayaan.
Pembayaran Cicilan atau Angsuran
Pembayaran cicilan atau angsuran adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan nasabah setiap bulannya selama masa pembiayaan. Besar cicilan ini biasanya dihitung dari jumlah pembiayaan, lama waktu pembiayaan, dan besar margin keuntungan bank.
Perhitungan Pembayaran Cicilan atau Angsuran
Misalnya, jika jumlah pembiayaan yang diajukan sebesar Rp1,2 miliar, lama waktu pembiayaan 15 tahun, dan margin keuntungan bank sebesar 2%, maka besar angsuran yang harus dibayar setiap bulannya adalah sebesar Rp9,4 juta.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang cara menghitung KPR syariah:
1. Apa perbedaan antara KPR syariah dan KPR konvensional?
KPR syariah mengacu pada prinsip syariah atau hukum Islam, sehingga tidak ada unsur riba atau bunga dalam pembayaran cicilan. Sedangkan KPR konvensional adalah pembiayaan rumah yang menggunakan sistem bunga, dan rentan terhadap praktek-praktek spekulatif.
2. Apa keunggulan KPR syariah?
KPR syariah memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak ada unsur riba atau bunga dalam pembayaran cicilan, persyaratan pengajuan yang mudah dan proses yang cepat, serta menghindari praktek-praktek spekulatif.
3. Bagaimana cara menghitung KPR syariah?
Cara menghitung KPR syariah meliputi jumlah pembiayaan yang diajukan, lama waktu pembiayaan, besar margin keuntungan bank, dan pembayaran cicilan atau angsuran. Semua faktor ini akan dihitung oleh pihak bank sebelum menyetujui permohonan pembiayaan.
4. Apakah KPR syariah hanya untuk muslim?
Tidak. KPR syariah dapat diakses oleh siapa saja, tidak terbatas pada agama atau ras. Namun, nasabah harus memahami prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam yang menjadi dasar pembiayaan ini.
5. Apa saja prinsip syariah dalam KPR syariah?
Prinsip syariah dalam KPR syariah meliputi tidak ada unsur riba atau bunga dalam pembayaran cicilan, menghindari praktek-praktek spekulatif, dan melibatkan harta yang nyata dan jelas dalam pembiayaan.
Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya
Demikian pembahasan tentang cara menghitung KPR syariah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari informasi mengenai KPR syariah. Jangan lupa berhati-hati dalam memilih pembiayaan rumah, dan pastikan memilih pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!