Hello Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas cara menghitung KPR floating. Sebelum memulai, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu KPR floating. KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya kepada individu atau keluarga untuk membeli rumah. KPR floating adalah jenis KPR yang bunganya dapat berubah-ubah mengikuti pergerakan suku bunga.
Pengertian KPR Floating
KPR floating adalah salah satu jenis kredit yang bunganya mengikuti pergerakan suku bunga. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Suku bunga acuan BI ini akan berubah-ubah sesuai dengan kebijakan BI dalam mengatur ekonomi. Jadi, jika suku bunga acuan BI naik, maka bunga KPR floating juga akan naik.
Ada juga jenis KPR yang bunganya tetap atau disebut KPR fixed. Bunga KPR fixed tidak berubah selama jangka waktu yang telah disepakati. Biasanya, KPR fixed memiliki bunga yang lebih tinggi daripada KPR floating. Namun, KPR fixed memberikan kepastian bunga selama masa pinjaman, jadi lebih mudah diprediksi.
Kelebihan dan Kekurangan KPR Floating
Kelebihan KPR Floating:
- Lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kondisi pasar.
- Bisa menguntungkan jika suku bunga turun.
Kekurangan KPR Floating:
- Tidak bisa diprediksi karena bunganya berubah-ubah.
- Jika suku bunga naik, bunga KPR juga akan naik.
Cara Menghitung KPR Floating
Untuk menghitung KPR floating, kita bisa menggunakan rumus berikut:
No | Rincian | Simbol |
---|---|---|
1 | Nominal pinjaman | P |
2 | Suku bunga per tahun | B |
3 | Jangka waktu kredit | T |
4 | Angsuran per bulan | A |
Rumus KPR floating:
A = (P x B) / (1 – (1 + B/12)^(-12 x T))
Penjelasan Rumus KPR Floating
P adalah nominal pinjaman yang akan kita terima dari bank. B adalah suku bunga per tahun yang dinyatakan dalam persentase. T adalah jangka waktu kredit dalam bulan. A adalah angsuran per bulan yang harus kita bayar ke bank.
Contoh penghitungan KPR floating:
Jika kita ingin membeli rumah seharga Rp 1 miliar dengan KPR floating selama 20 tahun dengan suku bunga 8% per tahun, maka:
P = Rp 1.000.000.000
B = 8%
T = 20 x 12 = 240 bulan
Substitusikan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus:
A = (Rp 1.000.000.000 x 0,08) / (1 – (1 + 0,08/12)^(-12 x 240))
A = Rp 8.585.040
Jadi, angsuran per bulan yang harus kita bayar kepada bank adalah Rp 8.585.040.
FAQ
1. Apa bedanya KPR floating dan KPR fixed?
KPR floating adalah kredit yang bunganya mengikuti pergerakan suku bunga, sedangkan KPR fixed adalah kredit yang bunganya tetap selama jangka waktu tertentu.
2. Apa kelebihan dan kekurangan KPR floating?
Kelebihan KPR floating adalah lebih fleksibel dalam mengikuti kondisi pasar dan bisa menguntungkan jika suku bunga turun. Kekurangannya adalah tidak bisa diprediksi karena bunganya berubah-ubah dan jika suku bunga naik, bunga KPR juga akan naik.
3. Bagaimana cara menghitung KPR floating?
Untuk menghitung KPR floating, kita bisa menggunakan rumus A = (P x B) / (1 – (1 + B/12)^(-12 x T)). P adalah nominal pinjaman, B adalah suku bunga per tahun, T adalah jangka waktu kredit dalam bulan, dan A adalah angsuran per bulan yang harus dibayarkan ke bank.
Kesimpulan
Itulah cara menghitung KPR floating yang dapat Sobat TeknoBgt pelajari. Sebelum mengambil KPR, pastikan Sobat TeknoBgt sudah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan KPR floating. Selalu hitung dengan teliti sebelum memutuskan untuk mengambil KPR floating atau KPR fixed. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.