Salam hangat Sobat TeknoBgt, dalam bisnis, terdapat berbagai macam ukuran keuangan yang perlu dipahami agar bisnis bisa berjalan dengan baik dan sehat. Salah satu ukuran keuangan yang penting untuk dicermati adalah Average Collection Period. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung average collection period dengan mudah dan lengkap.
Pengertian Average Collection Period
Sebelum membahas cara menghitung average collection period, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu average collection period. Secara sederhana, average collection period adalah lama waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk mengumpulkan piutang dari pelanggan.
Kenapa Average Collection Period Penting?
Perusahaan yang memiliki average collection period yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan karena memiliki arus kas yang rendah. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki average collection period yang rendah dapat memiliki arus kas yang lebih lancar.
Karena itu, memahami bagaimana cara menghitung average collection period sangat penting agar perusahaan dapat mengoptimalkan keuangan dan arus kasnya.
Cara Menghitung Average Collection Period
Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung average collection period. Berikut adalah rumus yang paling umum digunakan:
Rumus | Keterangan |
---|---|
ACP = Jumlah hari dalam periode tertentu / Rata-rata piutang | Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung average collection period menggunakan data dalam periode tertentu. |
ACP = Jumlah hari dalam setahun / Laba kotor setahun | Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung average collection period menggunakan data selama satu tahun. |
Panduan Menghitung Average Collection Period
Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menghitung average collection period:
1. Tentukan periode yang akan digunakan
Anda harus menentukan periode waktu yang akan digunakan untuk menghitung average collection period. Misalnya, Anda ingin menghitung average collection period selama satu bulan atau satu tahun.
2. Hitung total piutang
Anda perlu menghitung total piutang yang dimiliki oleh perusahaan pada periode yang telah ditentukan.
3. Tentukan jumlah hari
Tentukan jumlah hari dalam periode waktu yang telah ditentukan. Misalnya, jika Anda ingin menghitung average collection period dalam satu bulan, maka jumlah hari yang harus digunakan adalah 30 hari.
4. Hitung rata-rata piutang harian
Untuk menghitung rata-rata piutang harian, Anda perlu membagi total piutang dengan jumlah hari dalam periode waktu yang telah ditentukan.
5. Hitung Average Collection Period
Terakhir, Anda dapat menghitung average collection period dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya.
FAQ
Apa yang dimaksud dengan piutang?
Piutang adalah uang yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggannya.
Kenapa perusahaan perlu memantau average collection period?
Perusahaan perlu memantau average collection period untuk memastikan bahwa arus kas perusahaan tetap lancar dan keuangan perusahaan sehat.
Apa yang harus dilakukan jika average collection period tinggi?
Jika average collection period tinggi, perusahaan dapat melakukan beberapa strategi untuk memperbaiki situasi ini, seperti memperbaiki sistem pengiriman faktur, memberikan insentif pembayaran lebih cepat, atau mengirimkan teguran pembayaran kepada pelanggan yang terlambat membayar.
Kesimpulan
Dalam bisnis, average collection period adalah ukuran keuangan yang penting untuk dipahami dan dipantau oleh setiap perusahaan. Dengan memahami cara menghitung average collection period, perusahaan dapat mengoptimalkan arus kas dan menjaga keuangan perusahaan tetap sehat.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.