Halo Sobat TeknoBgt, dalam artikel ini kami akan membahas tentang cara menghitung aspal latasir. Aspal latasir adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam pembangunan jalan. Sebelum memulai pembangunan, perlu dilakukan perhitungan yang teliti agar aspal yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah 20 langkah cara menghitung aspal latasir yang dapat membantu Anda dalam pembangunan jalan.
1. Tentukan Jenis Aspal
Langkah pertama untuk menghitung aspal latasir adalah menentukan jenis aspal yang akan digunakan. Ada beberapa jenis aspal yang biasa digunakan, seperti aspal pen 60/70, aspal pen 80/100, dan aspal anionic. Setiap jenis aspal memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlu dipilih sesuai dengan kebutuhan proyek.
1.1 Aspal Pen 60/70
Aspal Pen 60/70 merupakan jenis aspal yang paling umum digunakan dalam pembangunan jalan. Aspal ini cocok untuk daerah dengan suhu rendah, karena memiliki titik leleh yang cukup tinggi. Selain itu, aspal Pen 60/70 juga memiliki kemampuan meresap yang baik, sehingga cocok digunakan pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
Kelebihan aspal Pen 60/70:
Kelebihan | Kelemahan |
---|---|
Cocok untuk daerah dengan suhu rendah | Kurang cocok untuk daerah dengan suhu tinggi |
Memiliki kemampuan meresap yang baik | Relatif lebih mahal dibandingkan jenis aspal lainnya |
1.2 Aspal Pen 80/100
Aspal Pen 80/100 memiliki karakteristik yang hampir sama dengan aspal Pen 60/70, namun memiliki titik leleh yang lebih rendah. Aspal ini cocok untuk daerah dengan suhu tinggi, karena dapat mengalir dengan mudah.
Kelebihan aspal Pen 80/100:
Kelebihan | Kelemahan |
---|---|
Cocok untuk daerah dengan suhu tinggi | Tidak cocok untuk daerah dengan suhu rendah |
Mudah mengalir | Kurang memiliki kemampuan meresap yang baik |
1.3 Aspal Anionic
Aspal Anionic adalah jenis aspal yang terbuat dari bahan dasar minyak bumi dan dicampur dengan bahan tambahan anionic. Aspal ini cocok digunakan pada jalan tol atau jalan bebas hambatan, karena memiliki kemampuan tahan lama yang baik.
Kelebihan aspal Anionic:
Kelebihan | Kelemahan |
---|---|
Cocok digunakan pada jalan tol | Tidak cocok untuk daerah dengan curah hujan tinggi |
Memiliki kemampuan tahan lama yang baik | Relatif lebih mahal dibandingkan jenis aspal lainnya |
2. Hitung Berat Jenis Aspal
Langkah kedua adalah menghitung berat jenis aspal. Berat jenis aspal dapat dihitung dengan menggunakan alat bernama densitasimeter. Densitasimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis suatu benda cair.
2.1 Cara Menggunakan Densitasimeter
Langkah-langkah penggunaan densitasimeter adalah sebagai berikut:
- Isi densitasimeter dengan air hingga mencapai garis batas.
- Tambahkan aspal ke dalam densitasimeter hingga mencapai garis batas.
- Kocok densitasimeter selama beberapa menit agar udara yang terperangkap dalam aspal keluar.
- Baca skala pada alat dan catat hasil pengukuran.
2.2 Rumus Menghitung Berat Jenis Aspal
Setelah melakukan pengukuran dengan densitasimeter, berat jenis aspal dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Berat jenis aspal = berat aspal / volume aspal
Dalam rumus tersebut, berat aspal dihitung menggunakan timbangan, sedangkan volume aspal dihitung menggunakan formula:
Volume aspal = berat aspal / berat jenis air
Berat jenis air dapat diambil dari tabel nilai berat jenis air pada suhu tertentu.
3. Hitung Kebutuhan Aspal
Langkah ketiga adalah menghitung kebutuhan aspal. Kebutuhan aspal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Kebutuhan aspal = luas area x tebal lapisan x berat jenis aspal x 0,001
Dalam rumus tersebut, luas area dihitung dengan mengukur panjang dan lebar jalan, sedangkan tebal lapisan dihitung dengan menyesuaikan jenis jalan yang akan dibangun.
3.1 Tabel Tebal Lapisan Berdasarkan Jenis Jalan
Jenis Jalan | Tebal Lapisan |
---|---|
Jalan Raya | 15 cm |
Jalan Kabupaten/Kota | 10 cm |
Jalan Desa | 7 cm |
3.2 Contoh Perhitungan Kebutuhan Aspal
Misalkan kita akan membangun jalan raya dengan panjang 2 km dan lebar 10 meter. Berat jenis aspal yang akan digunakan adalah 900 kg/m3. Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan aspal:
Luas area = panjang x lebar = 2 km x 10 m = 20.000 m2
Tebal lapisan = 15 cm = 0,15 m
Berat jenis aspal = 900 kg/m3
Kebutuhan aspal = luas area x tebal lapisan x berat jenis aspal x 0,001
Kebutuhan aspal = 20.000 m2 x 0,15 m x 900 kg/m3 x 0,001
Kebutuhan aspal = 2.700 kg
4. Hitung Biaya Aspal
Langkah terakhir adalah menghitung biaya aspal. Biaya aspal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Biaya aspal = kebutuhan aspal x harga aspal per kg
Harga aspal per kg dapat dilihat dari tabel harga aspal yang disediakan oleh distributor aspal.
4.1 Tabel Harga Aspal Per Kg
Jenis Aspal | Harga/Kg |
---|---|
Aspal Pen 60/70 | Rp 10.000 |
Aspal Pen 80/100 | Rp 11.000 |
Aspal Anionic | Rp 12.000 |
4.2 Contoh Perhitungan Biaya Aspal
Misalkan harga aspal Pen 60/70 adalah Rp 10.000/kg, maka biaya aspal yang diperlukan untuk membangun jalan sepanjang 2 km dan lebar 10 meter adalah sebagai berikut:
Biaya aspal = kebutuhan aspal x harga aspal per kg
Biaya aspal = 2.700 kg x Rp 10.000/kg
Biaya aspal = Rp 27.000.000
FAQ
1. Apa saja jenis aspal yang biasa digunakan dalam pembangunan jalan?
Beberapa jenis aspal yang biasa digunakan adalah aspal Pen 60/70, aspal Pen 80/100, dan aspal Anionic.
2. Bagaimana cara menghitung berat jenis aspal?
Berat jenis aspal dapat dihitung dengan menggunakan densitasimeter.
3. Bagaimana cara menghitung kebutuhan aspal?
Kebutuhan aspal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: kebutuhan aspal = luas area x tebal lapisan x berat jenis aspal x 0,001.
4. Bagaimana cara menghitung biaya aspal?
Biaya aspal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: biaya aspal = kebutuhan aspal x harga aspal per kg.