Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung aktiva tetap metode garis lurus. Aktiva tetap adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang bersifat tetap atau tidak dapat diubah menjadi uang dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah tanah, gedung, kendaraan, dan mesin. Metode garis lurus adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap. Nah, langsung saja kita simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Aktiva Tetap
Sebelum masuk ke penghitungan aktiva tetap metode garis lurus, lebih baik kita mengenal terlebih dahulu apa itu aktiva tetap. Aktiva tetap adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang bersifat tetap atau tidak dapat diubah menjadi uang dalam waktu yang singkat. Aktiva tetap meliputi:
Kategori | Contoh |
---|---|
Tanah | Lahan pabrik |
Gedung | Gedung kantor |
Kendaraan | Mobil operasional |
Mesin | Mesin produksi |
Penyusutan aktiva tetap dilakukan untuk mengakui bahwa nilai aktiva tetap akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Dalam akuntansi, penyusutan aktiva tetap dilakukan agar nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan mencerminkan nilai sebenarnya sesuai dengan usia dan kondisi aktiva tetap tersebut.
Pengertian Metode Garis Lurus
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, metode garis lurus adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap. Pengertian metode garis lurus yaitu:
Metode garis lurus adalah metode penyusutan yang menghitung nilai penyusutan aktiva tetap dengan cara menyebar jumlah penyusutan secara merata selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Dalam metode garis lurus, jumlah penyusutan yang diperoleh setiap tahun adalah sama. Contohnya, jika sebuah aktiva tetap memiliki nilai buku sebesar Rp100.000 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka nilai penyusutan per tahunnya adalah:
Penyusutan per tahun = (Nilai buku awal – Nilai residu) / Umur ekonomis
Penyusutan per tahun = (Rp100.000 – Rp0) / 5 tahun
Penyusutan per tahun = Rp20.000
Cara Menghitung Aktiva Tetap Metode Garis Lurus
Nah, sekarang kita akan masuk ke inti dari pembahasan kali ini. Bagaimana cara menghitung aktiva tetap metode garis lurus?
Langkah 1: Tentukan Nilai Perolehan Aktiva Tetap
Pertama-tama, kamu harus menentukan nilai perolehan aktiva tetap. Nilai perolehan aktiva tetap adalah harga pada saat aktiva tetap tersebut dibeli. Jika aktiva tetap tersebut diperoleh secara cicilan, maka nilai perolehan adalah jumlah seluruh cicilan tersebut.
Contohnya, perusahaan PT ABC membeli mesin produksi seharga Rp100.000.000 dengan cara dibayar tunai. Maka nilai perolehan aktiva tetap tersebut adalah Rp100.000.000.
Langkah 2: Tentukan Nilai Residu
Selanjutnya, kamu harus menentukan nilai residu. Nilai residu adalah nilai perkiraan dari aktiva tetap tersebut pada akhir umur ekonomisnya. Nilai residu biasanya ditentukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
Contohnya, PT ABC menentukan nilai residu dari mesin produksi tersebut sebesar Rp10.000.000.
Langkah 3: Tentukan Umur Ekonomis
Kemudian, tentukan umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Umur ekonomis adalah lama waktu yang diperkirakan aktiva tetap dapat memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Umur ekonomis ditentukan berdasarkan kondisi fisik aktiva tetap, kebijakan perusahaan, dan faktor lain yang mempengaruhi umur ekonomis.
Contohnya, perusahaan PT ABC menentukan umur ekonomis dari mesin produksi tersebut adalah 10 tahun.
Langkah 4: Hitung Jumlah Penyusutan Setiap Tahun
Setelah menentukan nilai perolehan, nilai residu, dan umur ekonomis, selanjutnya kamu dapat menghitung jumlah penyusutan setiap tahun. Cara menghitungnya adalah:
Penyusutan per tahun = (Nilai perolehan – Nilai residu) / Umur ekonomis
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, maka jumlah penyusutan per tahun dari mesin produksi PT ABC adalah:
Penyusutan per tahun = (Rp100.000.000 – Rp10.000.000) / 10 tahun
Penyusutan per tahun = Rp9.000.000
Langkah 5: Hitung Nilai Buku Setiap Tahun
Langkah terakhir yaitu menghitung nilai buku setiap tahun. Nilai buku adalah selisih antara nilai perolehan dengan jumlah penyusutan selama beberapa tahun. Rumusnya adalah:
Nilai buku = Nilai perolehan – Jumlah penyusutan selama beberapa tahun
Dalam contoh ini, berikut adalah tabel nilai buku setiap tahun dari mesin produksi PT ABC:
Tahun | Nilai Perolehan | Penyusutan per Tahun | Nilai Buku |
---|---|---|---|
1 | Rp100.000.000 | Rp9.000.000 | Rp91.000.000 |
2 | Rp91.000.000 | Rp9.000.000 | Rp82.000.000 |
3 | Rp82.000.000 | Rp9.000.000 | Rp73.000.000 |
4 | Rp73.000.000 | Rp9.000.000 | Rp64.000.000 |
5 | Rp64.000.000 | Rp9.000.000 | Rp55.000.000 |
6 | Rp55.000.000 | Rp9.000.000 | Rp46.000.000 |
7 | Rp46.000.000 | Rp9.000.000 | Rp37.000.000 |
8 | Rp37.000.000 | Rp9.000.000 | Rp28.000.000 |
9 | Rp28.000.000 | Rp9.000.000 | Rp19.000.000 |
10 | Rp19.000.000 | Rp9.000.000 | Rp10.000.000 |
FAQ
1. Apakah aktiva tetap dapat dijual?
Ya, aktiva tetap dapat dijual. Namun, karena nilai aktiva tetap sudah mengalami penyusutan, maka harga jualnya mungkin lebih rendah dari nilai buku.
2. Adakah metode lain selain metode garis lurus untuk menghitung penyusutan aktiva tetap?
Ya, ada beberapa metode lain seperti metode saldo menurun, metode unit produksi, dan metode angka tahun.
3. Apa itu umur ekonomis?
Umur ekonomis adalah lama waktu yang diperkirakan aktiva tetap dapat memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.
Penutup
Demikianlah pembahasan tentang cara menghitung aktiva tetap metode garis lurus. Metode ini sangat umum digunakan di seluruh dunia dan diakui oleh standar akuntansi internasional. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi yang baik bagi Sobat TeknoBgt. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!