Halo Sobat TeknoBgt, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara menentukan r hitung pada uji validitas. Validitas merupakan ukuran sejauh mana instrumen pengukuran dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, validitas dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode salah satunya dengan uji validitas.
Apa Itu Uji Validitas?
Uji validitas adalah teknik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat mengukur konsep yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa jenis uji validitas yang dapat dilakukan diantaranya uji validitas isi, uji validitas konstruk, uji validitas kriteria, dan uji validitas teori. Pada artikel ini, kita akan membahas cara menentukan r hitung pada uji validitas konstruk.
Apa Itu Uji Validitas Konstruk?
Uji validitas konstruk adalah teknik yang digunakan untuk memastikan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan dapat mengukur konstruk atau variabel yang diinginkan dengan akurat. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan korelasi antara variabel yang diukur dengan variabel lain yang seharusnya berhubungan.
Salah satu cara untuk melakukan uji validitas konstruk adalah dengan menggunakan r hitung. R hitung merupakan nilai korelasi antara dua variabel yang diukur menggunakan skala interval atau rasio. R hitung memiliki nilai antara -1 hingga 1.
Bagaimana Cara Menentukan R Hitung?
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menentukan r hitung pada uji validitas konstruk. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Menentukan Hipotesis
Langkah pertama dalam menentukan r hitung adalah menentukan hipotesis. Hipotesis adalah sebuah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan fenomena atau masalah yang akan diteliti. Hipotesis pada uji validitas konstruk dapat dirumuskan sebagai berikut:
No | Hipotesis |
---|---|
1 | Hipotesis nol (Ho): Tidak ada hubungan antara variabel yang diukur |
2 | Hipotesis alternatif (Ha): Ada hubungan antara variabel yang diukur |
Dalam hipotesis nol, diasumsikan tidak ada hubungan antara variabel yang diukur. Sedangkan pada hipotesis alternatif, diasumsikan ada hubungan antara variabel yang diukur.
Langkah 2: Mengumpulkan Data
Langkah kedua dalam menentukan r hitung adalah mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan harus berkaitan dengan variabel yang diukur. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner atau wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah ada dan biasanya diperoleh dari sumber literatur atau database.
Langkah 3: Menentukan Skala Pengukuran
Langkah ketiga dalam menentukan r hitung adalah menentukan skala pengukuran. Skala pengukuran adalah cara pengukuran variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Skala pengukuran dapat berupa nominal, ordinal, interval, atau rasio.
Langkah 4: Melakukan Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji validitas konstruk, perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk atau uji Kolmogorov-Smirnov.
Langkah 5: Melakukan Uji Kelayakan Data
Setelah melakukan uji normalitas, perlu dilakukan uji kelayakan data. Uji kelayakan data dilakukan untuk memastikan bahwa data yang digunakan dapat diuji validitas. Uji kelayakan data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett atau uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO).
Langkah 6: Menghitung R Hitung
Setelah dilakukan uji kelayakan data, selanjutnya adalah menghitung r hitung. R hitung dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Pearson atau rumus korelasi Spearman. Rumus korelasi Pearson digunakan untuk data yang berdistribusi normal dan skala pengukurannya adalah interval atau rasio. Sedangkan rumus korelasi Spearman digunakan untuk data yang tidak berdistribusi normal dan skala pengukurannya adalah nominal atau ordinal.
FAQ
1. Apa itu uji validitas?
Uji validitas adalah teknik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat mengukur konsep yang diukur.
2. Apa itu uji validitas konstruk?
Uji validitas konstruk adalah teknik yang digunakan untuk memastikan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan dapat mengukur konstruk atau variabel yang diinginkan dengan akurat.
3. Apa itu r hitung?
R hitung merupakan nilai korelasi antara dua variabel yang diukur menggunakan skala interval atau rasio.
4. Bagaimana cara menentukan hipotesis pada uji validitas konstruk?
Hipotesis pada uji validitas konstruk dapat dirumuskan sebagai berikut:
No | Hipotesis |
---|---|
1 | Hipotesis nol (Ho): Tidak ada hubungan antara variabel yang diukur |
2 | Hipotesis alternatif (Ha): Ada hubungan antara variabel yang diukur |
5. Apa saja langkah-langkah dalam menentukan r hitung?
Langkah-langkah dalam menentukan r hitung adalah sebagai berikut:
- Menentukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menentukan skala pengukuran
- Melakukan uji normalitas
- Melakukan uji kelayakan data
- Menghitung r hitung
Kesimpulan
Dalam penelitian, uji validitas konstruk digunakan untuk memastikan bahwa instrumen pengukuran dapat mengukur konstruk atau variabel yang diinginkan dengan akurat. Salah satu cara untuk melakukan uji validitas konstruk adalah dengan menggunakan r hitung. R hitung merupakan nilai korelasi antara dua variabel yang diukur menggunakan skala interval atau rasio. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menentukan r hitung pada uji validitas konstruk diantaranya menentukan hipotesis, mengumpulkan data, menentukan skala pengukuran, melakukan uji normalitas, melakukan uji kelayakan data, dan menghitung r hitung.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!