TEKNOBGT
Cara Hitung Penyusutan Saldo Menurun
Cara Hitung Penyusutan Saldo Menurun

Cara Hitung Penyusutan Saldo Menurun

Halo Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung penyusutan saldo menurun. Penyusutan saldo menurun sendiri adalah metode penyusutan yang paling banyak digunakan dalam akuntansi. Metode ini akan memberikan nilai aset atau barang yang diperkirakan akan diambil alih dari nilai asli menjadi nol.

Apa itu Penyusutan Saldo Menurun?

Penyusutan saldo menurun sendiri adalah metode pemakaian aset yang paling umum digunakan. Pada metode ini, biaya aset akan didistribusikan berdasarkan jumlah tahun yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan dari aset tersebut.

Dalam metode penyusutan saldo menurun, nilai buku aset akan dikurangi dengan nilai penyusutan yang dihitung. Nilai penyusutan dihitung dengan mempertimbangkan harga beli, umur aset, dan nilai residu.

Penyusutan saldo menurun merupakan metode sederhana namun efektif dalam menghitung penyusutan. Penyusutan saldo menurun memberikan perhitungan yang lebih tinggi di awal penyusutan, dan perhitungan yang lebih rendah di akhir penyusutan.

Mari kita lihat langkah-langkah dalam menghitung penyusutan saldo menurun.

Langkah-langkah Menghitung Penyusutan Saldo Menurun

Langkah 1: Tentukan Harga Beli Aset

Langkah pertama adalah menentukan harga beli aset. Harga beli aset adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi aset. Harga beli aset termasuk biaya pengiriman, pajak, dan biaya lainnya yang terkait dengan pembelian aset.

Langkah 2: Tentukan Umur Ekonomis Aset

Langkah kedua adalah menentukan umur ekonomis aset. Umur ekonomis aset adalah jangka waktu yang diharapkan aset dapat digunakan dengan baik. Umur ekonomis aset dapat berbeda-beda tergantung dari jenis aset yang dimiliki.

Perusahaan biasanya membuat estimasi umur ekonomis untuk setiap jenis aset dalam neraca mereka. Umur ekonomis aset tersebut nantinya akan digunakan untuk menghitung jumlah tahun yang digunakan untuk mengalokasikan biaya aset tersebut.

Langkah 3: Tentukan Nilai Residu Aset

Langkah ketiga adalah menentukan nilai residu aset. Nilai residu aset adalah nilai aset yang diharapkan dapat dijual kembali setelah masa pakai habis. Nilai residu aset juga disebut dengan nilai sisa.

Nilai residu aset sangat tergantung pada jenis aset, kondisi pasar, dan kondisi aset pada saat penjualan. Sebagai contoh, kendaraan biasanya memiliki nilai residu sekitar 10% dari harga beli. Sedangkan mesin pabrik biasanya memiliki nilai residu sekitar 5-10% dari harga beli.

Langkah 4: Hitung Biaya Penyusutan Tahunan

Langkah keempat adalah untuk menghitung biaya penyusutan tahunan. Biaya penyusutan tahunan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Biaya Penyusutan Tahunan = (Harga Beli – Nilai Residu) / Umur Ekonomis

Contoh:

Harga BeliUmur EkonomisNilai ResiduBiaya Penyusutan Tahunan
Rp 1.000.0005 tahunRp 100.000Rp 180.000

Jadi, biaya penyusutan tahunan untuk aset dengan harga beli Rp 1.000.000, umur ekonomis 5 tahun, dan nilai residu Rp 100.000 adalah Rp 180.000.

Langkah 5: Hitung Penyusutan Saldo Menurun Setiap Tahun

Langkah kelima adalah menghitung penyusutan saldo menurun setiap tahun. Penyusutan saldo menurun dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Penyusutan Saldo Menurun = (Harga Beli – Akumulasi Penyusutan) x (2 / Umur Ekonomis)

Contoh:

TahunBiaya Penyusutan TahunanAkumulasi PenyusutanPenyusutan Saldo MenurunNilai Buku
Tahun 1Rp 180.000Rp 180.000Rp 216.000Rp 784.000
Tahun 2Rp 180.000Rp 360.000Rp 172.800Rp 611.200
Tahun 3Rp 180.000Rp 540.000Rp 103.680Rp 507.520

Pada tahun pertama, penyusutan saldo menurun adalah (Rp 1.000.000 – Rp 0) x (2/5) = Rp 400.000 x 0,4 = Rp 216.000. Nilai buku pada akhir tahun pertama adalah Rp 1.000.000 – Rp 180.000 = Rp 820.000.

Pada tahun kedua, penyusutan saldo menurun adalah (Rp 1.000.000 – Rp 180.000) x (2/5) = Rp 820.000 x 0,4 = Rp 172.800. Nilai buku pada akhir tahun kedua adalah Rp 820.000 – Rp 180.000 = Rp 640.000.

Pada tahun ketiga, penyusutan saldo menurun adalah (Rp 1.000.000 – Rp 360.000) x (2/5) = Rp 640.000 x 0,4 = Rp 103.680. Nilai buku pada akhir tahun ketiga adalah Rp 640.000 – Rp 180.000 = Rp 460.000.

FAQ

1. Apa itu penyusutan saldo menurun?

Penyusutan saldo menurun merupakan metode penyusutan yang paling banyak digunakan dalam akuntansi. Metode ini akan memberikan nilai aset atau barang yang diperkirakan akan diambil alih dari nilai asli menjadi nol.

2. Bagaimana cara menghitung penyusutan saldo menurun?

Langkah-langkah menghitung penyusutan saldo menurun meliputi menentukan harga beli aset, menentukan umur ekonomis aset, menentukan nilai residu aset, menghitung biaya penyusutan tahunan, dan menghitung penyusutan saldo menurun setiap tahun.

3. Apa bedanya antara penyusutan saldo menurun dan penyusutan garis lurus?

Penyusutan saldo menurun memberikan perhitungan yang lebih tinggi di awal penyusutan dan perhitungan yang lebih rendah di akhir penyusutan. Sedangkan penyusutan garis lurus memberikan perhitungan yang sama setiap tahun.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung penyusutan saldo menurun. Penyusutan saldo menurun merupakan metode penyusutan yang paling banyak digunakan dalam akuntansi. Langkah-langkah dalam menghitung penyusutan saldo menurun meliputi menentukan harga beli aset, menentukan umur ekonomis aset, menentukan nilai residu aset, menghitung biaya penyusutan tahunan, dan menghitung penyusutan saldo menurun setiap tahun.

Penyusutan saldo menurun memberikan perhitungan yang lebih tinggi di awal penyusutan dan perhitungan yang lebih rendah di akhir penyusutan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Hitung Penyusutan Saldo Menurun