Halo Sobat TeknoBgt! Siapa yang tidak ingin mempunyai rumah sendiri di kota metropolitan ini? Memiliki rumah tentu menjadi impian bagi banyak orang. Namun, seiring dengan meningkatnya harga rumah, tidak sedikit orang yang terkendala untuk membeli rumah yang diinginkan.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah bisa menjadi solusi bagi Anda yang ingin membeli rumah namun terbentur dengan biaya. Artikel ini akan membahas cara menghitung KPR Syariah untuk membantu Sobat TeknoBgt mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk mengambil KPR Syariah. Simak artikel ini sampai selesai ya saat Sobat TeknoBgt berencana untuk membeli rumah impian.
Pengertian KPR Syariah
Sebelum membahas cara menghitung KPR Syariah, Sobat TeknoBgt harus tahu dulu apa itu KPR Syariah. KPR Syariah adalah sistem pembiayaan kepemilikan rumah yang menggunakan prinsip syariah, dimana dalam hal ini Bank Syariah memberikan pinjaman kepada nasabah secara syariah yang diatur dalam dokumen akad.
Dalam KPR Syariah, Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana. Yang membedakan KPR Syariah dengan KPR konvensional adalah dalam sistem pembiayaan KPR Syariah, nasabah sebagai pemilik rumah dan Bank Syariah sebagai pemegang hipotik yang mewakili bagian uang yang dipinjamkan.
Hal ini berbeda dengan sistem pembiayaan KPR konvensional dimana nasabah membeli rumah melalui pinjaman bank dan rumah menjadi jaminan bagi bank.
Cara Hitung KPR Syariah
Setelah mengetahui pengertian KPR Syariah, mari kita bahas cara menghitung KPR Syariah. Adapun cara menghitung KPR Syariah adalah sebagai berikut:
1. Hitung Nilai Rumah
Langkah pertama yang harus Sobat TeknoBgt lakukan adalah menghitung nilai rumah yang akan dibeli. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghitung harga rumah dan biaya lainnya seperti biaya notaris, biaya balik nama dan lain-lain. Nilai ini akan menjadi nilai finansial yang dibutuhkan untuk membeli rumah.
2. Hitung Uang Muka
Selanjutnya, Sobat TeknoBgt harus menghitung uang muka yang akan diberikan. Uang muka minimal untuk pembelian rumah adalah 15% dari harga rumah untuk KPR Syariah. Oleh karena itu, Sobat TeknoBgt perlu menyiapkan uang muka minimal 15% dari harga rumah.
3. Hitung Sisa Nilai Setelah Uang Muka
Setelah menghitung uang muka, selanjutnya Sobat TeknoBgt harus menghitung sisa nilai setelah uang muka dibayarkan. Sisa nilai ini akan menjadi nilai yang akan difinansialkan oleh Bank Syariah.
4. Tentukan Tenor
Tenor atau jangka waktu adalah waktu dimana Sobat TeknoBgt harus melunasi pinjaman KPR Syariah. Jangka waktu ini dapat ditentukan sesuai kemampuan pembayaran Sobat TeknoBgt.
5. Tentukan Bunga
Setiap bank syariah memberikan besaran bunga yang berbeda-beda. Sobat TeknoBgt perlu memilih yang paling sesuai dengan kemampuan finansial. Bunga dihitung berdasarkan nilai pinjaman serta jangka waktu yang dipilih.
Tabel Angsuran KPR Syariah
No | Tenor (tahun) | Bunga (%/tahun) | Angsuran Pokok | Angsuran Bunga | Angsuran Total |
---|---|---|---|---|---|
1 | 5 | 7% | 8.18 juta | 1 juta | 9.18 juta |
2 | 10 | 8% | 4.87 juta | 1 juta | 5.87 juta |
3 | 15 | 9% | 3.77 juta | 1 juta | 4.77 juta |
Table di atas adalah tabel angsuran untuk KPR Syariah dengan tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun. Besaran angsuran tergantung pada besarnya nilai pinjaman, tenor, serta bunga yang dipilih.
FAQ Tentang KPR Syariah
1. Apakah Syarat KPR Syariah?
Syarat KPR Syariah adalah calon nasabah wajib memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk membayar angsuran. Syarat lainnya tergantung dari bank yang memberikan layanan KPR Syariah.
2. Berapa Uang Muka KPR Syariah?
Uang muka minimal untuk KPR Syariah adalah 15% dari harga properti yang dibeli.
3. Apakah Ada Hukum Syariah yang Diterapkan pada KPR Syariah?
Ya, KPR Syariah menerapkan hukum syariah dalam bentuk akad yang diatur dalam perjanjian.
4. Apa Saja Jenis Produk KPR Syariah?
Beberapa produk KPR Syariah antara lain KPR Murabahah, KPR Musyarakah, serta KPR Ijarah.
Kelebihan dan Kekurangan KPR Syariah
Kelebihan KPR Syariah
KPR Syariah memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Lebih terjangkau karena suku bunga lebih rendah
- Bebas dari riba dan transaksi spekulatif
- Adanya transparansi dalam pembiayaan
- Memiliki pilihan lebih dalam produk pembiayaan
- Adanya perlindungan asuransi
Kekurangan KPR Syariah
KPR Syariah juga memiliki kekurangan yaitu:
- Biaya administrasi lebih tinggi
- Memiliki persyaratan ketat yang harus dipenuhi oleh calon nasabah
- Proses persetujuan lebih lama
Kenali Risiko KPR Syariah
Seperti produk keuangan lainnya, KPR Syariah juga memiliki beberapa risiko yang harus Sobat TeknoBgt ketahui, yaitu:
1. Risiko Bunga Naik
Bunga KPR Syariah bisa naik sesuai kebijakan bank. Jika terjadi kenaikan bunga, maka angsuran yang harus dipikul juga akan semakin besar.
2. Risiko Nilai Properti Turun
Jika nilai properti turun, maka bank akan mengambil tindakan lewat lelang dan nasabah tidak akan menerima kembali uang muka yang telah dibayarkan.
3. Risiko Penggunaan Jaminan
Bank akan mengambil jaminan atas properti sebagai syarat pemberian KPR Syariah. Jika nasabah tidak mampu membayar angsuran, maka bank berhak untuk menjual properti untuk menutupi kerugian.
Catatan Terakhir
Itulah beberapa cara menghitung KPR Syariah yang harus Sobat TeknoBgt ketahui sebelum memutuskan untuk mengambil KPR Syariah. Sobat TeknoBgt harus teliti dalam memilih bank dan mengajukan KPR Syariah agar tidak merugikan. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.