Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kalian mengetahui cara menghitung disposable income? Bagi yang belum tahu, jangan khawatir karena pada artikel kali ini saya akan membahas tentang cara menghitung disposable income dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
Pengertian Disposable Income
Sebelum kita membahas cara menghitung disposable income, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian disposable income. Disposable income adalah pendapatan yang tersisa setelah kita memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membayar pajak.
Contohnya, jika pendapatan bulanan Sobat TeknoBgt sebesar 10 juta rupiah dan setelah dipotong pajak pendapatan sebesar 2 juta rupiah, maka disposable income Sobat TeknoBgt adalah 8 juta rupiah.
Cara Menghitung Disposable Income
Untuk menghitung disposable income, Sobat TeknoBgt perlu melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:
1. Tentukan Pendapatan Bruto
Pendapatan bruto adalah jumlah pendapatan sebelum dipotong pajak. Untuk menghitung pendapatan bruto, Sobat TeknoBgt bisa menghitung total pendapatan dari seluruh sumber penghasilan yang dimiliki.
Contohnya, jika Sobat TeknoBgt memiliki pendapatan dari gaji sebesar 7 juta rupiah, pendapatan dari usaha sebesar 3 juta rupiah, dan pendapatan dari investasi sebesar 2 juta rupiah, maka pendapatan bruto Sobat TeknoBgt adalah 12 juta rupiah.
2. Potong Pajak Pendapatan
Setelah mengetahui pendapatan bruto, Sobat TeknoBgt perlu menghitung pajak pendapatan yang harus dibayarkan. Pajak pendapatan ini bisa bervariasi tergantung pada besarnya pendapatan dan tarif pajak yang berlaku pada tahun tersebut.
Contohnya, jika tarif pajak pendapatan untuk penghasilan di bawah 50 juta rupiah adalah 5%, maka pajak pendapatan yang harus dibayarkan oleh Sobat TeknoBgt adalah:
12.000.000 x 5% = 600.000
3. Kurangi Biaya Hidup Sehari-hari
Setelah potong pajak pendapatan, Sobat TeknoBgt perlu mengurangi biaya hidup sehari-hari untuk mendapatkan disposable income. Biaya hidup sehari-hari ini termasuk pengeluaran untuk makan, transportasi, rumah tangga, dan lain sebagainya.
Contohnya, jika biaya hidup Sobat TeknoBgt setiap bulan adalah 6 juta rupiah, maka disposable income Sobat TeknoBgt adalah:
12.000.000 – 600.000 – 6.000.000 = 5.400.000
Contoh Kasus Menghitung Disposable Income
Untuk memudahkan Sobat TeknoBgt dalam memahami cara menghitung disposable income, berikut adalah contoh kasus menghitung disposable income:
No | Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|---|
1 | Pendapatan dari gaji | 8.000.000 |
2 | Pendapatan dari usaha | 4.000.000 |
3 | Pendapatan dari investasi | 2.000.000 |
4 | Pajak pendapatan | 1.200.000 |
5 | Biaya hidup sehari-hari | 7.000.000 |
Dari contoh kasus di atas, maka disposable income yang diperoleh adalah:
14.000.000 – 1.200.000 – 7.000.000 = 5.800.000
FAQ
Apa bedanya disposable income dengan penghasilan bersih?
Penghasilan bersih adalah pendapatan yang diperoleh setelah dipotong biaya hidup sehari-hari dan pajak. Sedangkan disposable income adalah pendapatan yang tersisa setelah dipotong pajak pendapatan.
Apakah disposable income penting?
Disposable income sangat penting karena bisa menjadi acuan untuk menentukan kemampuan finansial seseorang. Dengan mengetahui disposable income, kita bisa mengetahui seberapa besar keleluasaan dalam membeli barang atau melakukan kegiatan finansial lainnya.
Bagaimana cara meningkatkan disposable income?
Ada beberapa cara untuk meningkatkan disposable income, antara lain:
- Meningkatkan sumber penghasilan
- Mengurangi biaya hidup sehari-hari
- Menabung dan berinvestasi
Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya
Demikianlah artikel mengenai cara menghitung disposable income untuk Sobat TeknoBgt. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Sobat TeknoBgt bisa dengan mudah menghitung disposable income dan meningkatkan kemampuan finansial. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!