TEKNOBGT
Cara Menghitung Statistik Non Parametrik
Cara Menghitung Statistik Non Parametrik

Cara Menghitung Statistik Non Parametrik

Halo Sobat TeknoBgt! Dalam dunia statistik, ada dua jenis pengujian statistik, yaitu uji parametrik dan uji non parametrik. Uji parametrik digunakan untuk data yang terdistribusi normal, sedangkan uji non parametrik digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghitung statistik non parametrik. Simak artikel ini sampai selesai ya, Sobat TeknoBgt!

Apa Itu Statistik Non Parametrik?

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai cara menghitung statistik non parametrik, kita perlu tahu terlebih dahulu apa itu statistik non parametrik. Statistik non parametrik atau nonparametric statistics adalah metode statistik yang tidak bergantung pada asumsi bahwa data terdistribusi normal. Metode ini sering digunakan untuk data ordinal atau data nominal. Dalam statistik non parametrik, kita tidak perlu mengetahui parameter populasi seperti mean dan variance.

Contoh Data Non Parametrik

Untuk memahami statistik non parametrik, mari kita lihat contoh data berikut:

NoNamaUsia
1Alice20
2Bob25
3Charlie18
4David30
5Eve22

Data di atas adalah contoh data non parametrik karena tidak memiliki distribusi normal. Kita tidak bisa menghitung mean dan variance dari data tersebut.

Cara Menghitung Statistik Non Parametrik

1. Uji Tanda

Uji tanda atau sign test adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan signifikan antara dua kondisi. Misalnya, kita ingin menguji apakah terdapat perbedaan signifikan antara tinggi badan laki-laki dan perempuan. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan uji tanda:

  1. Menentukan hipotesis nol dan alternatif
  2. Menetapkan alpha level atau tingkat kesalahan tipe I yang diinginkan
  3. Menghitung selisih antara kedua data
  4. Membuat tabel tanda dan menghitung jumlah tanda positif dan negatif
  5. Menghitung nilai uji tanda menggunakan rumus
  6. Melakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai uji tanda dan alpha level

2. Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon atau Wilcoxon signed-rank test adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan signifikan antara dua kondisi atau dua kelompok yang diukur pada skala ordinal. Misalnya, kita ingin menguji apakah terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan pelanggan sebelum dan sesudah penerapan program loyalitas. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan uji Wilcoxon:

  1. Menentukan hipotesis nol dan alternatif
  2. Menetapkan alpha level atau tingkat kesalahan tipe I yang diinginkan
  3. Menghitung selisih antara kedua data
  4. Menentukan rangking dari selisih yang dihitung
  5. Menghitung nilai uji Wilcoxon menggunakan rumus
  6. Melakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai uji Wilcoxon dan alpha level

3. Uji Kruskal-Wallis

Uji Kruskal-Wallis adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan signifikan antara lebih dari dua kelompok atau lebih dari dua kondisi. Misalnya, kita ingin menguji apakah terdapat perbedaan signifikan dalam pendapatan antara tiga kelompok pekerjaan: karyawan, wiraswasta, dan mahasiswa. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan uji Kruskal-Wallis:

  1. Menentukan hipotesis nol dan alternatif
  2. Menetapkan alpha level atau tingkat kesalahan tipe I yang diinginkan
  3. Menghitung nilai uji Kruskal-Wallis menggunakan rumus
  4. Melakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai uji Kruskal-Wallis dan alpha level

FAQ

1. Apa bedanya uji parametrik dan uji non parametrik?

Uji parametrik digunakan untuk data yang terdistribusi normal, sedangkan uji non parametrik digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal. Dalam uji parametrik, kita mengetahui parameter populasi seperti mean dan variance, sedangkan dalam uji non parametrik, kita tidak perlu mengetahui parameter populasi tersebut.

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari uji non parametrik?

Kelebihan dari uji non parametrik adalah dapat digunakan pada data yang tidak terdistribusi normal. Selain itu, uji non parametrik juga dapat digunakan pada data ordinal atau data nominal. Namun, kekurangan dari uji non parametrik adalah kurang efisien dalam menguji hipotesis daripada uji parametrik jika data terdistribusi normal.

3. Kapan sebaiknya menggunakan uji non parametrik?

Uji non parametrik sebaiknya digunakan jika data tidak terdistribusi normal atau data berskala ordinal atau nominal. Selain itu, uji non parametrik juga dapat digunakan jika ukuran sampel terlalu kecil untuk melakukan uji parametrik.

Penutup

Sekian artikel mengenai cara menghitung statistik non parametrik, Sobat TeknoBgt! Dalam artikel ini, kita telah membahas mengenai apa itu statistik non parametrik, contoh data non parametrik, serta cara menghitung beberapa jenis uji statistik non parametrik seperti uji tanda, uji Wilcoxon, dan uji Kruskal-Wallis. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Statistik Non Parametrik