TEKNOBGT
Cara Menghitung PPN dan PPH Pasal 23
Cara Menghitung PPN dan PPH Pasal 23

Cara Menghitung PPN dan PPH Pasal 23

Selamat datang Sobat TeknoBgt! Bagi para pelaku usaha, pajak menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Terdapat beberapa jenis pajak yang harus dikelola, salah satunya adalah PPN dan PPH Pasal 23. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung kedua jenis pajak tersebut dengan mudah dan tepat.

Pengertian PPN dan PPH Pasal 23

Sebelum membahas cara menghitung, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu pengertian dari PPN dan PPH Pasal 23.

PPNPPH Pasal 23
PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dibebankan atas setiap transaksi jual-beli barang atau jasa. Banyaknya PPN yang harus dibayar bergantung pada besarnya tarif PPN dan harga barang atau jasa yang dibeli.PPH Pasal 23 atau Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dibayarkan atas penghasilan dalam bentuk bunga, sewa, royalti, dan sejenisnya yang diterima dari pihak domestik.

Apa Saja Jenis Barang atau Jasa yang Kena PPN?

Sebelum kita membahas cara menghitung PPN, penting untuk mengetahui jenis barang atau jasa yang kena PPN. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Makanan dan minuman (kecuali air minum dalam kemasan)
  • Pakaian dan aksesoris
  • Obat-obatan dan alat kesehatan
  • Kendaraan bermotor
  • Perangkat elektronik

Bagaimana Cara Menghitung PPN?

Untuk menghitung PPN, kita perlu mengetahui tarif PPN yang berlaku saat ini. Tarif PPN yang berlaku untuk sebagian besar barang dan jasa adalah 10%. Adapun beberapa barang yang dikenakan tarif lebih rendah atau bahkan bebas PPN.

Contoh:

Anda membeli sebuah pakaian senilai Rp500.000. Tarif PPN yang berlaku adalah 10%. Maka, cara menghitung PPN-nya adalah sebagai berikut:

PPN = Harga Barang x Tarif PPN

PPN = Rp500.000 x 10%

PPN = Rp50.000

Jadi, Anda harus membayar PPN sebesar Rp50.000.

Apa Saja Jenis Transaksi yang Kena PPH Pasal 23?

Selain mengetahui jenis barang atau jasa yang kena PPN, penting juga untuk mengetahui jenis transaksi yang kena PPH Pasal 23. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Pembayaran bunga deposito
  • Pembayaran sewa tanah atau gedung
  • Pembayaran royalti atas hak cipta atau paten

Bagaimana Cara Menghitung PPH Pasal 23?

Untuk menghitung PPH Pasal 23, kita perlu mengetahui tarif PPH Pasal 23 yang berlaku saat ini. Tarif PPH Pasal 23 yang berlaku adalah 2%.

Contoh:

Anda menerima bunga deposito senilai Rp5.000.000 dalam satu tahun. Tarif PPH Pasal 23 yang berlaku adalah 2%. Maka, cara menghitung PPH Pasal 23-nya adalah sebagai berikut:

PPH Pasal 23 = Penghasilan x Tarif PPH Pasal 23

PPH Pasal 23 = Rp5.000.000 x 2%

PPH Pasal 23 = Rp100.000

Jadi, Anda harus membayar PPH Pasal 23 sebesar Rp100.000.

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apakah ada barang atau jasa yang bebas PPN?

Ya, ada beberapa barang atau jasa yang bebas atau dikenakan tarif PPN lebih rendah. Beberapa contohnya adalah:

  • Buku, koran, atau majalah
  • Garam
  • Sembako

2. Bagaimana cara melaporkan dan membayar PPN dan PPH Pasal 23?

PPN dan PPH Pasal 23 dilaporkan dan dibayarkan melalui SPT Masa PPN dan SPT Masa PPH Pasal 23. SPT Masa harus disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Jika tanggal 10 tersebut jatuh pada hari libur, maka batas akhir pengiriman dilanjutkan ke hari kerja berikutnya.

3. Apa konsekuensi jika tidak membayar PPN atau PPH Pasal 23?

Ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung jika tidak membayar PPN atau PPH Pasal 23, antara lain:

  • Denda administrasi
  • Sanksi administrasi berupa surat teguran, penyitaan, atau penyidikan
  • Bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang belum dibayar

Conclusion

Demikianlah beberapa tips dan cara menghitung PPN dan PPH Pasal 23. Jangan lupa untuk selalu membayar pajak dengan tepat dan benar agar tidak terkena sanksi dan denda. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung PPN dan PPH Pasal 23