Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kamu sedang bingung tentang cara menghitung Pph 21 yang ditanggung oleh perusahaan? Jangan khawatir, dalam artikel ini kami akan membahas secara lengkap dan detail tentang cara menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan. Yuk, simak penjelasannya!
Pendahuluan
Sebelum menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan, kamu perlu memahami terlebih dahulu apa itu Pph 21. Pph 21 atau Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh perusahaan atau pemberi kerja dari gaji karyawan sebagai pemotongan pajak penghasilan. Pph 21 ini harus dibayarkan oleh pemberi kerja ke negara sebagai kewajiban perpajakan.
Dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
No. | Faktor | Keterangan |
---|---|---|
1 | Status karyawan | Karyawan tetap maupun kontrak |
2 | Penghasilan | Gaji pokok, tunjangan, bonus, dan lain-lain |
3 | Potongan gaji | BPJS, dana pensiun, dan lain-lain |
4 | Penghasilan non-reguler | Penghasilan dari investasi, royalty, dan sebagainya |
Dalam tabel di atas, terdapat empat faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan. Selanjutnya, berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan.
Langkah-Langkah Menghitung Pph 21 Ditanggung Perusahaan
Langkah 1: Menentukan Status Karyawan
Langkah pertama dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan adalah menentukan status karyawan. Ada dua jenis status karyawan, yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak.
Untuk karyawan tetap, perusahaan harus menghitung Pph 21 setiap bulan berdasarkan penghasilan gross karyawan. Sedangkan untuk karyawan kontrak, perusahaan hanya perlu menghitung Pph 21 pada saat kontrak berakhir atau kontrak diperpanjang.
Langkah 2: Menentukan Penghasilan Karyawan
Setelah menentukan status karyawan, langkah selanjutnya adalah menentukan penghasilan karyawan. Penghasilan karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan, bonus, dan lain-lain.
Penghasilan karyawan harus dihitung secara bruto atau sebelum dipotong oleh BPJS, dana pensiun, dan lain-lain. Penghasilan karyawan bruto inilah yang akan digunakan untuk menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan.
Langkah 3: Menentukan Potongan Gaji
Selain penghasilan karyawan, perusahaan juga melakukan potongan gaji untuk BPJS, dana pensiun, dan lain-lain. Potongan gaji ini harus diperhitungkan dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan.
Perlu diingat bahwa potongan gaji yang dilakukan oleh perusahaan tidak termasuk dalam penghasilan karyawan yang digunakan untuk menghitung Pph 21.
Langkah 4: Menentukan Penghasilan Non-Reguler
Tidak hanya penghasilan dari gaji, karyawan juga bisa mendapatkan penghasilan dari investasi, royalty, dan sebagainya. Penghasilan non-reguler ini juga harus diperhitungkan dalam menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan.
Penghasilan non-reguler harus dihitung secara terpisah dari penghasilan karyawan yang telah dihitung sebelumnya. Penghasilan non-reguler ini dikenakan tarif Pph 21 sebesar 30% dan harus dibayar oleh perusahaan.
Langkah 5: Menghitung Pph 21 yang Ditanggung Perusahaan
Setelah mengetahui penghasilan bruto karyawan, potongan gaji, dan penghasilan non-reguler, langkah terakhir adalah menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan. Berikut adalah rumus untuk menghitung Pph 21:
Pph 21 = (Penghasilan bruto – Potongan gaji – Penghasilan non-reguler) x Tarif Pph 21
Untuk tarif Pph 21, terdapat beberapa tarif yang berbeda sesuai dengan penghasilan karyawan. Berikut adalah tarif Pph 21 yang berlaku pada tahun 2021:
No. | Penghasilan Tahunan | Tarif Pph 21 |
---|---|---|
1 | 0 – 50 Juta | 5% |
2 | 50 Juta – 250 Juta | 15% |
3 | 250 Juta – 500 Juta | 25% |
4 | >500 Juta | 30% |
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu Pph 21?
Pph 21 atau Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh perusahaan atau pemberi kerja dari gaji karyawan sebagai pemotongan pajak penghasilan.
2. Apa itu penghasilan bruto?
Penghasilan bruto adalah penghasilan karyawan sebelum dipotong oleh BPJS, dana pensiun, dan lain-lain.
3. Apa itu penghasilan non-reguler?
Penghasilan non-reguler adalah penghasilan dari investasi, royalty, dan sebagainya yang diterima oleh karyawan selain dari gaji.
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan lengkap tentang cara menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan. Dalam menghitung Pph 21, perlu memperhatikan status karyawan, penghasilan karyawan, potongan gaji, dan penghasilan non-reguler. Setelah itu, dapat dilakukan perhitungan Pph 21 dengan menggunakan tarif Pph 21 yang berlaku.
Harapannya, artikel ini dapat membantu kamu dalam memahami cara menghitung Pph 21 yang ditanggung perusahaan. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kewajiban perpajakan dan menjalankan sesuai dengan aturan yang berlaku. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!