TEKNOBGT
Cara Menghitung Persediaan Metode Average
Cara Menghitung Persediaan Metode Average

Cara Menghitung Persediaan Metode Average

Halo Sobat TeknoBgt, dalam dunia bisnis, mengelola persediaan barang yang tepat sangatlah penting. Salah satu cara mengelola persediaan yang baik adalah dengan menggunakan metode rata-rata. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang cara menghitung persediaan dengan metode rata-rata.

Pengertian Persediaan Metode Average

Persediaan metode average adalah salah satu metode penghitungan persediaan yang paling umum digunakan. Metode ini menghitung nilai rata-rata persediaan di dalam gudang perusahaan pada periode tertentu. Nilai persediaan rata-rata tersebut kemudian diakui sebagai nilai persediaan perusahaan.

Contohnya, jika persediaan barang di gudang perusahaan adalah 10 unit dengan harga Rp 50.000 per unit dan kemudian pada akhir periode tambahan 10 unit barang diakuisisi dengan harga Rp 70.000 per unit, maka nilai rata-rata persediaan dihitung dengan rumus:

Jumlah BarangHarga per BarangTotal Harga
10Rp 50.000Rp 500.000
10Rp 70.000Rp 700.000
Total Persediaan (unit)20
Total Harga PersediaanRp 1.200.000
Nilai Rata-rata PersediaanRp 60.000

FAQ

1. Apa keuntungan dari menggunakan metode rata-rata?

Jawaban: Metode rata-rata memungkinkan perusahaan untuk menghitung nilai persediaan yang lebih akurat. Ini dapat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola persediaan, seperti kapan harus memesan barang baru atau kapan harus menjual barang yang sudah ada di persediaan.

2. Apakah metode rata-rata cocok untuk semua jenis bisnis?

Jawaban: Tergantung pada jenis bisnisnya. Metode rata-rata cocok untuk bisnis yang menjual barang dengan harga yang relatif stabil dari waktu ke waktu. Namun, jika harga barang sangat fluktuatif, metode ini mungkin tidak cocok.

Cara Menghitung Persediaan Metode Average

1. Menentukan Persediaan Awal

Langkah pertama dalam menghitung persediaan dengan metode rata-rata adalah menentukan persediaan awal di awal periode. Persediaan awal biasanya dihitung pada saat periode sebelumnya berakhir.

2. Menentukan Penjualan Selama Periode

Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah barang yang dijual selama periode. Jumlah penjualan ini akan membantu kita menghitung persediaan akhir.

3. Menentukan Persediaan Akhir

Persediaan akhir adalah jumlah barang yang masih tersedia di gudang perusahaan pada akhir periode. Jumlah ini dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah penjualan dari persediaan awal.

4. Menentukan Harga Barang Terjual

Setelah mengetahui jumlah barang yang terjual selama periode, kita perlu menentukan harga rata-rata barang yang dijual. Ini dapat dilakukan dengan cara membagi total nilai persediaan dengan jumlah barang yang masih tersedia setelah periode berakhir.

5. Menghitung Persediaan Rata-rata

Setelah menentukan harga rata-rata barang yang terjual, kita bisa menghitung nilai persediaan rata-rata dengan cara mengalikan jumlah barang dengan harga per unit dan kemudian membagi totalnya dengan jumlah barang.

Contoh Kasus Menghitung Persediaan Metode Average

1. Menentukan Persediaan Awal

Pada awal periode, persediaan di gudang perusahaan sebanyak 100 unit dengan harga Rp 10.000 per unit. Oleh karena itu, persediaan awal adalah:

Persediaan Awal = Jumlah Barang x Harga per Barang = 100 x Rp 10.000 = Rp 1.000.000

2. Menentukan Penjualan Selama Periode

Selama periode, perusahaan menjual 50 unit dengan harga Rp 11.000 per unit. Oleh karena itu, penjualan selama periode adalah:

Penjualan = Jumlah Barang x Harga per Barang = 50 x Rp 11.000 = Rp 550.000

3. Menentukan Persediaan Akhir

Setelah 50 unit terjual, persediaan akhir adalah:

Persediaan Akhir = Persediaan Awal – Penjualan = Rp 1.000.000 – Rp 550.000 = Rp 450.000

4. Menentukan Harga Barang Terjual

Harga barang terjual dapat dihitung dengan cara membagi nilai persediaan awal dengan jumlah barang yang masih tersedia setelah periode berakhir:

Harga Barang Terjual = Persediaan Awal / Persediaan Akhir = Rp 1.000.000 / 50 = Rp 20.000

5. Menghitung Persediaan Rata-rata

Setelah mengetahui harga barang terjual, kita bisa menghitung nilai persediaan rata-rata dengan cara mengalikan jumlah barang dengan harga per unit dan kemudian membagi totalnya dengan jumlah barang:

Persediaan Rata-rata = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2 = (100 x Rp 10.000 + 50 x Rp 20.000) / 150 = Rp 13.333,33

Keuntungan Menggunakan Metode Average dalam Menghitung Persediaan

Metode rata-rata dalam menghitung persediaan memberikan sejumlah keuntungan bagi perusahaan, antara lain:

1. Menghindari Hambatan Biaya

Dengan menggunakan metode rata-rata, perusahaan dapat menghindari hambatan biaya yang muncul karena fluktuasi harga barang yang terjadi di pasar. Hal ini dapat membantu perusahaan mengelola persediaan dengan lebih efisien dan efektif.

2. Memperkirakan Kapan Harus Membeli atau Menjual Barang

Dengan mengetahui persediaan rata-rata, perusahaan dapat memperkirakan kapan harus memesan barang baru atau kapan harus menjual barang yang sudah ada di persediaan. Hal ini dapat membantu perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal dari bisnisnya.

3. Memudahkan Pemantauan Persediaan

Dengan menggunakan metode rata-rata, pemantauan persediaan menjadi lebih mudah karena perusahaan hanya perlu memantau nilai rata-rata persediaan saja. Hal ini dapat membantu perusahaan menghemat waktu dan sumber daya.

4. Mengurangi Risiko Kerugian Karena Penurunan Harga Barang

Dengan menggunakan metode rata-rata, perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian karena penurunan harga barang yang tiba-tiba. Metode ini memperhitungkan harga rata-rata barang selama periode tertentu, sehingga perusahaan lebih siap menghadapi fluktuasi harga.

Kesimpulan

Metode rata-rata dalam menghitung persediaan adalah metode yang mudah dan efektif digunakan oleh perusahaan. Dalam menghitung persediaan dengan metode rata-rata, perusahaan perlu menentukan persediaan awal, penjualan selama periode, persediaan akhir, harga barang terjual, dan persediaan rata-rata. Dengan menggunakan metode rata-rata, perusahaan dapat menghindari hambatan biaya, memperkirakan kapan harus membeli atau menjual barang, memudahkan pemantauan persediaan, dan mengurangi risiko kerugian karena penurunan harga barang.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Cara Menghitung Persediaan Metode Average