Hello Sobat TeknoBgt, dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku akhir merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung persediaan bahan baku akhir secara sederhana dan mudah dimengerti. Simak baik-baik ya!
Pengertian Persediaan Bahan Baku Akhir
Persediaan bahan baku akhir adalah jumlah bahan baku yang tersedia di gudang atau pabrik pada akhir periode tertentu. Persediaan ini terdiri dari bahan baku yang telah diproses dan siap untuk digunakan dalam produksi barang.
Penghitungan persediaan bahan baku akhir sangat penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk produksi. Selain itu, penghitungan persediaan bahan baku akhir juga berkaitan dengan perhitungan biaya produksi.
Cara Menghitung Persediaan Bahan Baku Akhir
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung persediaan bahan baku akhir. Metode yang paling umum digunakan adalah metode fisik dan metode perpetual. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode tersebut:
Metode Fisik
Metode fisik adalah metode yang menghitung persediaan bahan baku akhir dengan cara melakukan penghitungan secara fisik. Caranya adalah dengan menghitung bahan baku yang tersedia di gudang pada akhir periode tertentu. Metode ini cukup sederhana dan mudah dilakukan, namun membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak.
Contoh perhitungan persediaan bahan baku akhir metode fisik:
Bahan Baku | Jumlah Awal | Pembelian | Penggunaan | Jumlah Akhir |
---|---|---|---|---|
Bahan A | 1000 kg | 500 kg | 800 kg | 700 kg |
Bahan B | 500 kg | 200 kg | 300 kg | 400 kg |
Pada contoh di atas, persediaan bahan baku akhir untuk bahan A adalah 700 kg, sedangkan persediaan bahan baku akhir untuk bahan B adalah 400 kg.
Metode Perpetual
Metode perpetual adalah metode yang menghitung persediaan bahan baku akhir dengan mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran bahan baku. Metode ini membutuhkan sistem akuntansi yang baik dan dilakukan secara terus-menerus. Informasi persediaan bahan baku akhir dapat diperoleh setiap saat.
Contoh perhitungan persediaan bahan baku akhir metode perpetual:
Bahan Baku | Masuk | Keluar | Saldo |
---|---|---|---|
Bahan A | 1000 kg | 800 kg | 200 kg |
Bahan B | 500 kg | 300 kg | 200 kg |
Pada contoh di atas, saldo persediaan bahan baku akhir untuk bahan A adalah 200 kg, sedangkan saldo persediaan bahan baku akhir untuk bahan B adalah 200 kg.
FAQ
1. Mengapa perhitungan persediaan bahan baku akhir penting?
Perhitungan persediaan bahan baku akhir penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk produksi sekaligus memastikan efisiensi biaya produksi.
2. Apa yang dimaksud dengan metode fisik?
Metode fisik adalah metode penghitungan persediaan bahan baku akhir dengan cara melakukan penghitungan secara fisik pada bahan baku yang tersedia di gudang pada akhir periode tertentu.
3. Apa yang dimaksud dengan metode perpetual?
Metode perpetual adalah metode penghitungan persediaan bahan baku akhir dengan mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran bahan baku dalam suatu sistem akuntansi.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas cara menghitung persediaan bahan baku akhir secara sederhana dan mudah dimengerti. Terdapat dua metode yang biasa digunakan yaitu metode fisik dan metode perpetual. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan Anda. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.