Halo Sobat TeknoBgt! Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung laba komprehensif. Laba komprehensif adalah hasil keuntungan yang didapat perusahaan dari seluruh aktivitas bisnisnya, termasuk laba atau rugi dari penjualan saham, penjualan obligasi, kenaikan atau penurunan nilai tukar, dan lain sebagainya. Dalam dunia akuntansi, laba komprehensif juga dikenal sebagai Net Income atau hasil bersih. Mari kita simak cara menghitung laba komprehensif berikut ini.
1. Tentukan Pendapatan Perusahaan
Pendapatan perusahaan adalah semua penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Pendapatan ini bisa berasal dari satu atau beberapa produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Pendapatan juga bisa berasal dari penjualan aset perusahaan seperti tanah atau bangunan.
Contohnya, perusahaan ABC menjual produk A sebanyak 500 unit dengan harga Rp 1.000.000 per unit. Maka pendapatan perusahaan ABC adalah 500 x Rp 1.000.000 = Rp 500.000.000.
1.1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan perusahaan?
Pendapatan perusahaan adalah semua penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa.
1.2. Apa yang dimaksud dengan produk A?
Produk A adalah salah satu produk yang dijual oleh perusahaan ABC.
2. Tentukan Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Biaya produksi bisa berasal dari bahan baku, tenaga kerja, listrik, air, dan lain sebagainya.
Contohnya, biaya produksi perusahaan ABC untuk membuat produk A adalah Rp 300.000 per unit. Maka biaya produksi untuk 500 unit produk A adalah 500 x Rp 300.000 = Rp 150.000.000.
2.1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan.
2.2. Apa yang dimaksud dengan bahan baku?
Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk membuat produk.
3. Tentukan Beban-Beban Operasional
Beban-beban operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan, seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung, biaya telepon, dan lain sebagainya.
Contohnya, beban operasional perusahaan ABC adalah Rp 50.000.000 per bulan. Maka beban operasional perusahaan ABC selama 1 tahun adalah Rp 50.000.000 x 12 = Rp 600.000.000.
3.1. Apa yang dimaksud dengan beban operasional?
Beban operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan, seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung, biaya telepon, dan lain sebagainya.
3.2. Apa yang dimaksud dengan gaji karyawan?
Gaji karyawan adalah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan.
4. Hitung Laba Bersih atau Rugi Bersih
Laba bersih atau rugi bersih adalah hasil dari selisih antara pendapatan perusahaan dengan biaya produksi dan beban-beban operasional.
Rumusnya sebagai berikut:
Laba Bersih atau Rugi Bersih = Pendapatan Perusahaan – Biaya Produksi – Beban-beban Operasional
Contohnya, laba bersih perusahaan ABC adalah:
Pendapatan Perusahaan = Rp 500.000.000
Biaya Produksi = Rp 150.000.000
Beban-beban Operasional = Rp 600.000.000
Laba Bersih atau Rugi Bersih = Rp 500.000.000 – Rp 150.000.000 – Rp 600.000.000
Laba Bersih atau Rugi Bersih = – Rp 250.000.000
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa perusahaan ABC mengalami kerugian sebesar Rp 250.000.000.
4.1. Apa yang dimaksud dengan laba bersih?
Laba bersih adalah hasil dari selisih antara pendapatan perusahaan dengan biaya produksi dan beban-beban operasional.
4.2. Apa yang dimaksud dengan selisih?
Selisih adalah hasil pengurangan antara dua nilai.
Pendapatan Perusahaan | Biaya Produksi | Beban-beban Operasional | Laba Bersih atau Rugi Bersih |
---|---|---|---|
Rp 500.000.000 | Rp 150.000.000 | Rp 600.000.000 | – Rp 250.000.000 |
Table 1. Perhitungan Laba Bersih atau Rugi Bersih
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.