Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah fixed cost dan variable cost. Dalam dunia bisnis, menghitung kedua jenis biaya tersebut sangatlah penting untuk mengetahui seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah usaha. Di artikel ini, kami akan membahas cara menghitung fixed cost dan variable cost dengan mudah dan sederhana.
Apa itu Fixed Cost?
Fixed cost atau biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari besarnya produksi atau penjualan. Biaya ini biasanya dikeluarkan untuk hal-hal seperti sewa bangunan, gaji karyawan, listrik, dan lain sebagainya.
Contoh Fixed Cost
Berikut adalah contoh beberapa fixed cost dalam sebuah bisnis:
Biaya | Jumlah |
---|---|
Sewa bangunan | Rp5.000.000/bulan |
Gaji karyawan | Rp10.000.000/bulan |
Pajak | Rp3.000.000/bulan |
Dari contoh di atas, Anda dapat melihat bahwa fixed cost akan tetap sama biayanya meskipun jumlah produksi atau penjualan berubah.
Cara Menghitung Fixed Cost
Langkah 1: Tentukan Biaya Tetap
Pertama-tama, tentukan biaya yang dianggap sebagai fixed cost dalam bisnis Anda. Biaya tetap ini biasanya bersifat rutin dan tidak tergantung pada jumlah produksi atau penjualan.
Langkah 2: Jumlahkan Semua Biaya Tetap
Selanjutnya, jumlahkan semua biaya tetap yang telah Anda tentukan pada langkah pertama.
Contoh Perhitungan Fixed Cost
Misalnya, biaya tetap dalam bisnis Anda adalah sebagai berikut:
Biaya | Jumlah |
---|---|
Sewa bangunan | Rp5.000.000/bulan |
Gaji karyawan | Rp10.000.000/bulan |
Pajak | Rp3.000.000/bulan |
Jumlahkan biaya-biaya di atas: Rp5.000.000 + Rp10.000.000 + Rp3.000.000 = Rp18.000.000
Sehingga, total fixed cost dalam bisnis Anda adalah Rp18.000.000.
Apa itu Variable Cost?
Variable cost atau biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Biaya ini biasanya dikeluarkan untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan lain sebagainya.
Contoh Variable Cost
Berikut adalah contoh beberapa variable cost dalam sebuah bisnis:
Biaya | Jumlah |
---|---|
Bahan baku | Rp5.000.000/bulan |
Tenaga kerja langsung | Rp10.000.000/bulan |
Pengiriman | Rp3.000.000/bulan |
Dari contoh di atas, Anda dapat melihat bahwa variable cost akan berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan.
Cara Menghitung Variable Cost
Langkah 1: Tentukan Biaya Variabel per Produk
Pertama-tama, tentukan biaya variabel per produk dalam bisnis Anda. Biaya variabel ini biasanya terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan lain sebagainya.
Langkah 2: Hitung Biaya Variabel Total
Selanjutnya, hitung biaya variabel total dengan mengalikan biaya variabel per produk dengan jumlah produk yang dihasilkan atau dijual.
Contoh Perhitungan Variable Cost
Misalnya, biaya variabel per produk dalam bisnis Anda adalah sebagai berikut:
Biaya | Jumlah per Produk |
---|---|
Bahan baku | Rp100.000 |
Tenaga kerja langsung | Rp50.000 |
Pengiriman | Rp10.000 |
Jumlah produk yang dihasilkan atau dijual dalam bulan tersebut adalah 1.000 unit.
Maka, biaya variabel total adalah:
Bahan baku: Rp100.000 x 1.000 unit = Rp100.000.000
Tenaga kerja langsung: Rp50.000 x 1.000 unit = Rp50.000.000
Pengiriman: Rp10.000 x 1.000 unit = Rp10.000.000
Sehingga, total variable cost dalam bisnis Anda adalah Rp160.000.000.
FAQ
1. Apa perbedaan antara fixed cost dan variable cost?
Fixed cost adalah biaya yang tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari besarnya produksi atau penjualan. Sedangkan variable cost adalah biaya yang berubah tergantung pada jumlah produksi atau penjualan.
2. Apa contoh fixed cost dan variable cost dalam sebuah bisnis?
Contoh fixed cost adalah sewa bangunan, gaji karyawan, dan pajak. Contoh variable cost adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan pengiriman.
3. Kenapa penting untuk menghitung fixed cost dan variable cost dalam bisnis?
Mengetahui fixed cost dan variable cost sangatlah penting dalam menghitung harga jual produk atau jasa yang dihasilkan. Selain itu, bisa membantu dalam mengambil keputusan bisnis seperti menentukan target penjualan atau mengoptimalkan produksi.
Kesimpulan
Demikianlah cara menghitung fixed cost dan variable cost dengan mudah dan sederhana. Setelah mengetahui kedua jenis biaya tersebut, diharapkan Anda bisa lebih optimal dalam mengatur bisnis Anda. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kedua jenis biaya tersebut dalam pengambilan keputusan bisnis.