TEKNOBGT

Cara Menghitung dengan Metode FIFO

Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas metode FIFO dalam perhitungan. FIFO merupakan singkatan dari First In First Out. Metode ini banyak digunakan dalam industri dan perdagangan sebagai metode pengelolaan stok atau persediaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung dengan metode FIFO secara lengkap dan detail. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Pengertian FIFO

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu metode FIFO. FIFO adalah metode pengelolaan stok atau persediaan dengan prinsip barang pertama masuk, barang pertama keluar. Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk ke dalam gudang atau toko akan menjadi barang yang pertama kali keluar untuk dijual. Metode FIFO digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan biaya barang yang terjual.

Keuntungan Menggunakan Metode FIFO

Ada berbagai keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode FIFO dalam pengelolaan stok atau persediaan. Beberapa di antaranya adalah:

No.Keuntungan
1.Menghasilkan laporan keuangan yang akurat
2.Mengurangi risiko kerugian atau kehilangan persediaan
3.Meningkatkan efisiensi pengelolaan stok
4.Membantu dalam pengambilan keputusan dalam manajemen persediaan

Selain itu, metode FIFO juga mempertimbangkan nilai waktu, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya barang yang terjual dan nilai persediaan.

Cara Menghitung dengan Metode FIFO

Untuk menghitung nilai persediaan dengan metode FIFO, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Berikut adalah cara menghitung dengan metode FIFO secara lengkap:

Langkah 1: Tentukan Persediaan Awal

Langkah pertama dalam menghitung nilai persediaan dengan metode FIFO adalah menentukan persediaan awal pada periode yang dihitung. Persediaan awal adalah jumlah barang atau produk yang masih tersedia pada akhir periode sebelumnya. Persediaan awal dapat ditemukan pada laporan stok terakhir atau pada akhir laporan keuangan pada periode sebelumnya. Contoh:

Misalkan pada akhir periode sebelumnya, persediaan barang adalah 100 unit dengan harga per unit Rp10.000,-. Maka persediaan awal pada periode saat ini adalah:

Persediaan Awal
100 x Rp10.000,-
Rp1.000.000,-

Langkah 2: Hitung Pembelian Barang

Langkah kedua adalah menghitung jumlah barang atau produk yang dibeli pada periode yang dihitung. Pembelian barang dapat ditemukan pada laporan pembelian pada periode tersebut. Contoh:

Misalkan pada periode tersebut, pembelian barang adalah 200 unit dengan harga per unit Rp12.000,-. Maka pembelian barang pada periode tersebut adalah:

Pembelian Barang
200 x Rp12.000,-
Rp2.400.000,-

Langkah 3: Tentukan Barang yang Terjual

Langkah ketiga adalah menentukan jumlah barang atau produk yang terjual pada periode tersebut. Barang yang terjual dapat ditemukan pada laporan penjualan pada periode tersebut. Contoh:

Misalkan pada periode tersebut, barang yang terjual adalah 150 unit dengan harga per unit Rp14.000,-. Maka barang yang terjual pada periode tersebut adalah:

Barang yang Terjual
150 x Rp14.000,-
Rp2.100.000,-

Langkah 4: Hitung Persediaan Akhir

Langkah keempat adalah menghitung persediaan akhir pada periode tersebut. Persediaan akhir adalah jumlah barang atau produk yang masih tersedia pada akhir periode tersebut. Persediaan akhir dapat ditemukan pada laporan stok pada akhir periode tersebut. Contoh:

Misalkan pada akhir periode tersebut, persediaan barang yang tersisa adalah 150 unit dengan harga per unit Rp14.000,-. Maka persediaan akhir pada periode tersebut adalah:

Persediaan Akhir
150 x Rp14.000,-
Rp2.100.000,-

Langkah 5: Hitung Nilai Persediaan

Langkah kelima dan terakhir adalah menghitung nilai persediaan dengan metode FIFO. Caranya adalah dengan menghitung jumlah barang yang dibeli dan masih tersedia dikurangi dengan jumlah barang yang terjual. Jumlah barang yang tersisa kemudian dikalikan dengan harga barang yang paling awal dibeli (barang pertama masuk). Contoh:

Dari contoh di atas, jumlah barang yang dibeli adalah 200 unit dan barang yang terjual adalah 150 unit. Maka jumlah barang yang tersisa adalah:

Jumlah Barang Tersisa
200 – 150
50

Barang yang tersisa tersebut adalah barang pertama yang masuk, dengan harga per unit Rp12.000,-. Maka nilai persediaan pada periode tersebut adalah:

Nilai Persediaan
50 x Rp12.000,-
Rp600.000,-

FAQ

1. Apa itu metode FIFO?

Metode FIFO adalah metode pengelolaan stok atau persediaan dengan prinsip barang pertama masuk, barang pertama keluar.

2. Apa keuntungan menggunakan metode FIFO?

Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode FIFO dalam pengelolaan stok atau persediaan adalah menghasilkan laporan keuangan yang akurat, mengurangi risiko kerugian atau kehilangan persediaan, meningkatkan efisiensi pengelolaan stok, dan membantu dalam pengambilan keputusan dalam manajemen persediaan.

3. Apa saja langkah-langkah dalam menghitung dengan metode FIFO?

Langkah-langkah dalam menghitung dengan metode FIFO adalah menentukan persediaan awal, menghitung pembelian barang, menentukan barang yang terjual, menghitung persediaan akhir, dan menghitung nilai persediaan.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan mengenai cara menghitung dengan metode FIFO. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat mengelola stok atau persediaan dengan lebih efisien dan akurat. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan informasi yang berguna bagi Sobat TeknoBgt. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman-teman lainnya. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung dengan Metode FIFO