Halo Sobat TeknoBgt, kali ini kita akan membahas tentang Aplikasi Cara Menghitung Baja Ringan. Sebelumnya, mungkin Sobat telah familiar dengan material konstruksi yang satu ini. Baja ringan atau Light Steel Frame (LSF) adalah bahan bangunan yang mulai populer di Indonesia karena kelebihannya dalam hal kekuatan, ketahanan terhadap gempa, ringan dan mudah dalam instalasi.
Apa itu Baja Ringan?
Baja ringan adalah bahan konstruksi yang terbuat dari baja berkualitas tinggi, berbentuk c-purlin atau hollow yang digabungkan dengan baut dan mur pada balok dan kolom. Baja ringan biasanya digunakan untuk membuat rangka atap, rangka plafon, partisi dinding, dan sebagainya. Baja ringan memiliki ketebalan 0,75 mm hingga 1,2 mm dengan panjang standar 6 meter dan lebar 1,2 meter.
Banyak keuntungan menggunakan baja ringan, antara lain:
Keuntungan | Keterangan |
---|---|
Kekuatan | Baja ringan memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan terhadap beban berat. |
Ketahanan terhadap gempa | Material ini tahan terhadap gempa dan lebih aman untuk digunakan di daerah rawan gempa. |
Instalasi mudah dan cepat | Material ini lebih mudah untuk diinstalasi dan memerlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan material konstruksi lainnya. |
Tahan terhadap korosi | Baja ringan tahan terhadap korosi serta tidak mudah berkarat. |
Bagaimana Cara Menghitung Baja Ringan?
Sebelum kita membahas bagaimana menghitung baja ringan, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu beberapa istilah atau satuan yang digunakan dalam menghitungnya.
- Bentang
- Tumpuan
- Dimensi baja ringan
Bentang atau span adalah jarak antara dua kolom atau dua balok pada rangka atap atau rangka plafon.
Tumpuan adalah titik di mana balok dan kolom saling bersinggungan atau bertemu.
Baja ringan memiliki dimensi yang berbeda-beda, seperti panjang, lebar, dan ketebalan. Sebagai contoh, panjang baja ringan standar adalah 6 meter dengan lebar 1,2 meter dan ketebalan 0,75 mm.
1. Menghitung Jumlah Material Baja Ringan
Yang pertama kali harus Sobat lakukan adalah menghitung jumlah material atau baja ringan yang dibutuhkan untuk membuat rangka atap atau plafon. Berikut adalah cara menghitungnya:
- Hitung bentang atau panjang atap yang akan dibuat.
- Hitung jarak antara dua rangkaian baja ringan (biasanya 60cm).
- Hitung jumlah rangkaian baja ringan dengan cara:
- Hitung jumlah c-purlin yang dibutuhkan dengan cara:
- Hitung jumlah hollow yang dibutuhkan dengan cara:
Jumlah rangkaian = (panjang atap / antara dua rangkaian) + 1
Jumlah c-purlin = jumlah rangkaian x jumlah kolom
Jumlah hollow = (jumlah c-purlin x 2) + jumlah tumpuan
Dalam menghitung jumlah c-purlin dan hollow, pastikan untuk mengalikan dengan dua jika rangkaian yang dibuat adalah rangkaian tunggal.
2. Menghitung Panjang Baja Ringan
Setelah Sobat menghitung jumlah material atau baja ringan yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menghitung panjang tiap material baja ringan. Berikut ini adalah cara menghitungnya:
- Hitung panjang rangkaian baja ringan.
- Hitung panjang c-purlin.
- Hitung panjang hollow.
Panjang rangkaian = panjang atap + 30cm (untuk penyangga kuda-kuda).
Panjang c-purlin = panjang rangkaian – 10cm (untuk penyangga tumpuan).
Panjang hollow = panjang c-purlin + 10cm.
3. Menghitung Baut dan Mur
Selanjutnya, Sobat perlu menghitung jumlah baut dan mur yang dibutuhkan dalam membuat rangka baja ringan. Berikut adalah cara menghitungnya:
- Hitung jumlah kuda-kuda.
- Hitung jumlah siku pelat perekat.
- Hitung jumlah tumpuan (balok dan kolom).
- Hitung jumlah baut dan mur yang dibutuhkan.
FAQ Seputar Baja Ringan
1. Apa beda baja ringan dengan kayu?
Baja ringan memiliki kelebihan dalam hal kekuatan, ketahanan terhadap gempa, dan ketahanan terhadap korosi. Selain itu, baja ringan lebih mudah dalam instalasi dan memerlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kayu. Namun, kayu masih menjadi pilihan banyak orang karena harganya yang lebih terjangkau dan lebih mudah untuk ditemukan.
2. Apakah baja ringan ramah lingkungan?
Baja ringan dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya karena produksinya tidak memerlukan penggunaan kayu yang berasal dari penebangan hutan. Selain itu, baja ringan juga bisa didaur ulang setelah digunakan.
3. Apakah baja ringan tahan terhadap kebakaran?
Baja ringan memiliki ketahanan terhadap kebakaran yang cukup baik. Namun, jika terkena suhu yang terlalu tinggi, baja ringan bisa meleleh dan deformasi.
4. Berapa lama usia pakai baja ringan?
Baja ringan memiliki umur pakai yang cukup lama, yakni bisa mencapai 50 tahun atau lebih jika dirawat dengan baik. Namun, umur pakai baja ringan juga tergantung pada kondisi lingkungan dan pemakaian yang dilakukan.
5. Apakah baja ringan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat?
Baja ringan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti desain struktur dan pemilihan material yang tepat.
Penutup
Demikianlah artikel tentang Aplikasi Cara Menghitung Baja Ringan. Dengan memahami cara menghitung baja ringan, Sobat dapat memperkirakan jumlah material yang dibutuhkan, sehingga memudahkan dalam perhitungan biaya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.