Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kamu pernah mendengar tentang BEP atau Break Even Point? Ini adalah sebuah istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis dan keuangan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang contoh soal cara menghitung BEP dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Yuk, kita simak bersama-sama!
Apa itu BEP?
Sebelum kita memulai pembahasannya, mari kita pahami terlebih dahulu tentang apa itu BEP. BEP adalah titik impas atau titik balik modal, yaitu suatu titik di mana jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Artinya, pada titik ini tidak terjadi keuntungan maupun kerugian. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui BEP-nya agar dapat mengambil keputusan dalam melakukan kegiatan bisnis.
Bagaimana Cara Menghitung BEP?
Untuk menghitung BEP, terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan, yaitu:
No | Rumus |
---|---|
1 | BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit) |
2 | BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Unit |
Cara menghitung BEP ini sangat berguna untuk menentukan target penjualan dan juga menentukan strategi bisnis pada masa yang akan datang. Selanjutnya, kita akan membahas contoh soal cara menghitung BEP agar sobat TeknoBgt dapat lebih memahami dan mengaplikasikan rumus tersebut.
Contoh Soal Cara Menghitung BEP
1. PT XYZ
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi tas. Perusahaan ini memiliki biaya tetap sebesar Rp 2.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp 50.000 per unit. Harga jual per unit tas adalah Rp 150.000.
a. Hitunglah BEP (unit) dari PT XYZ!
Jawaban:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP (unit) = 2.000.000 / (150.000 – 50.000)
BEP (unit) = 20.000 / 100.000
BEP (unit) = 200
Jadi, BEP (unit) dari PT XYZ adalah 200 unit. Artinya, perusahaan harus menjual minimal 200 unit tas agar tidak mengalami kerugian.
b. Hitunglah BEP (rupiah) dari PT XYZ!
Jawaban:
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Unit
Kontribusi Margin Per Unit = Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
Kontribusi Margin Per Unit = 150.000 – 50.000
Kontribusi Margin Per Unit = 100.000
BEP (rupiah) = 2.000.000 / 100.000
BEP (rupiah) = 20
Jadi, BEP (rupiah) dari PT XYZ adalah Rp 20.000. Artinya, perusahaan harus menjual minimal senilai Rp 20.000 untuk tidak mengalami kerugian.
2. CV ABC
CV ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penerbitan buku. Perusahaan ini memiliki biaya tetap sebesar Rp 1.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp 10.000 per buku. Harga jual per buku adalah Rp 50.000.
a. Hitunglah BEP (unit) dari CV ABC!
Jawaban:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP (unit) = 1.000.000 / (50.000 – 10.000)
BEP (unit) = 1.000.000 / 40.000
BEP (unit) = 25
Jadi, BEP (unit) dari CV ABC adalah 25 buku. Artinya, perusahaan harus menerbitkan minimal 25 buku agar tidak mengalami kerugian.
b. Hitunglah BEP (rupiah) dari CV ABC!
Jawaban:
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Unit
Kontribusi Margin Per Unit = Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
Kontribusi Margin Per Unit = 50.000 – 10.000
Kontribusi Margin Per Unit = 40.000
BEP (rupiah) = 1.000.000 / 40.000
BEP (rupiah) = 25
Jadi, BEP (rupiah) dari CV ABC adalah Rp 25.000. Artinya, perusahaan harus menerbitkan minimal senilai Rp 25.000 untuk tidak mengalami kerugian.
FAQ
Apa yang dimaksud dengan biaya tetap?
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah besarnya meskipun jumlah produksi atau penjualan bertambah atau menurun. Contoh dari biaya tetap adalah sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan lain sebagainya.
Apa yang dimaksud dengan biaya variabel?
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan. Contoh dari biaya variabel adalah bahan baku, biaya produksi, dan lain sebagainya.
Mengapa mengetahui BEP itu penting?
Mengetahui BEP sangat penting untuk menentukan target penjualan dan juga menentukan strategi bisnis pada masa yang akan datang. Selain itu, dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat menghitung laba yang diharapkan dari penjualan barang atau jasa.
Apakah BEP selalu berlaku pada setiap perusahaan?
Tidak, karena setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. BEP juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga jual, biaya variabel, dan biaya tetap.
Apakah BEP harus selalu dicapai oleh perusahaan?
Tidak selalu, karena BEP adalah titik impas atau titik balik modal. Artinya, pada titik ini tidak terjadi keuntungan maupun kerugian. Perusahaan dapat mengambil keputusan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya agar memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kesimpulan
Dalam dunia bisnis dan keuangan, BEP atau Break Even Point sangatlah penting. Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat menentukan target penjualan dan juga menentukan strategi bisnis pada masa yang akan datang. Cara menghitung BEP pun sangat mudah dilakukan dengan rumus yang telah disebutkan di atas. Sebagai seorang pengusaha atau calon pengusaha, kita harus memahami dan mengaplikasikan konsep BEP ini agar bisnis yang kita jalankan dapat berjalan dengan lancar dan menguntungkan.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!