Halo Sobat TeknoBgt, pada artikel ini kita akan membahas tentang cara menghitung RPN pada FMEA. Sebelumnya, apa itu FMEA? FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi kegagalan dalam sistem atau produk. Salah satu bagian penting dalam FMEA adalah menghitung RPN (Risk Priority Number) untuk menentukan prioritas tindakan dan pengambilan keputusan. Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung RPN pada FMEA.
Pengertian RPN pada FMEA
RPN adalah singkatan dari Risk Priority Number atau Nomor Prioritas Risiko. Menurut SAE – Society of Automotive Engineers (SAE J1739), RPN adalah produk dari tiga variabel yaitu Severity (Keparahan), Occurrence (Kemungkinan Terjadi), dan Detection (Kemampuan Deteksi). Dalam FMEA, RPN digunakan untuk menilai dan memprioritaskan risiko yang terkait dengan potensi kegagalan.
Q: Apa itu Severity, Occurrence, dan Detection pada RPN?
Variabel | Pengertian |
---|---|
Severity | Tingkat keparahan dampak dari potensi kegagalan |
Occurrence | Tingkat kemungkinan terjadinya potensi kegagalan |
Detection | Tingkat kemampuan sistem untuk mendeteksi potensi kegagalan |
Langkah-langkah Menghitung RPN pada FMEA
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung RPN pada FMEA:
Langkah 1: Tentukan Skala untuk Severity, Occurrence, dan Detection
Pertama-tama, kita perlu menentukan skala untuk Severity, Occurrence, dan Detection. Skala yang umum digunakan adalah 1-10. Semakin tinggi angka, semakin parah, sering terjadi, dan sulit dideteksi suatu kegagalan.
Langkah 2: Tentukan Nilai untuk Setiap Variabel
Setelah menentukan skala, kita perlu menentukan nilai untuk setiap variabel pada setiap mode kegagalan. Misalnya, pada suatu mode kegagalan, Severity bernilai 8, Occurrence bernilai 4, dan Detection bernilai 6.
Langkah 3: Kalikan Nilai Setiap Variabel
Selanjutnya, kalikan nilai Severity, Occurrence, dan Detection untuk setiap mode kegagalan. Misalnya, pada mode kegagalan sebelumnya, hasil perkalian adalah 8 x 4 x 6 = 192.
Langkah 4: Hitung Total RPN
Setelah menghitung nilai untuk setiap mode kegagalan, jumlahkan semua nilai RPN untuk mendapatkan total RPN. Semakin tinggi nilai RPN, semakin berisiko suatu mode kegagalan.
Langkah 5: Prioritaskan Tindakan Berdasarkan RPN
Terakhir, prioritas tindakan dan pengambilan keputusan dapat ditentukan berdasarkan nilai RPN. Mode kegagalan dengan RPN tertinggi harus menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Selain itu, kita juga dapat melihat nilai RPN sebelum dan setelah tindakan perbaikan dilakukan untuk mengukur efektivitasnya.
Contoh Penghitungan RPN pada FMEA
Untuk memahami cara menghitung RPN pada FMEA, berikut adalah contoh penghitungan untuk sistem suspensi mobil:
No | Mode Kegagalan | Severity | Occurrence | Detection | RPN |
---|---|---|---|---|---|
1 | Absorber Bocor | 9 | 3 | 6 | 162 |
2 | Per Feder Patah | 10 | 2 | 6 | 120 |
3 | Meregangnya Per | 7 | 7 | 7 | 343 |
4 | Ring Per Terlepas | 8 | 5 | 5 | 200 |
5 | Karet Per Bocor | 6 | 8 | 7 | 336 |
Total RPN | 1161 |
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa mode kegagalan dengan RPN tertinggi adalah Meregangnya Per dengan nilai 343. Oleh karena itu, kita harus memprioritaskan tindakan untuk mengatasi mode kegagalan tersebut.
Kesimpulan
Dalam FMEA, menghitung RPN adalah langkah penting untuk menentukan risiko dan prioritas tindakan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, kita dapat menghitung RPN dengan mudah dan akurat. Jangan lupa untuk memprioritaskan tindakan berdasarkan nilai RPN untuk mengoptimalkan kinerja sistem atau produk. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.