TEKNOBGT

Cara Menghitung Diagram Pareto

Halo Sobat TeknoBgt! Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang Diagram Pareto, namun belum tahu bagaimana cara menghitungnya. Pada artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah untuk menghitung Diagram Pareto secara lengkap dan mudah dipahami.

Apa itu Diagram Pareto?

Diagram Pareto adalah sebuah diagram yang digunakan untuk menunjukkan distribusi dari suatu permasalahan. Diagram ini ditemukan oleh seorang ekonom bernama Vilfredo Pareto pada abad ke-19. Diagram Pareto menunjukkan bahwa sebagian kecil dari suatu permasalahan dapat menyebabkan sebagian besar kerugian. Oleh karena itu, diagram ini sangat berguna dalam manajemen kualitas dan manajemen risiko.

Bagaimana Cara Menghitung Diagram Pareto?

Untuk menghitung Diagram Pareto, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

Langkah 1: Tentukan Permasalahan

Langkah pertama adalah menentukan permasalahan yang akan dihitung. Misalnya, Anda memiliki permasalahan dalam produksi, seperti cacat dalam produk. Anda ingin menemukan jenis cacat yang paling sering terjadi sehingga dapat memperbaiki proses produksi.

Langkah 2: Kumpulkan Data

Setelah menentukan permasalahan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data dapat berupa jumlah cacat dalam produk selama periode waktu tertentu. Penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan lengkap.

Langkah 3: Buat Tabel Frekuensi

Setelah data dikumpulkan, buat tabel frekuensi untuk mengetahui jumlah cacat pada setiap jenis produk. Tabel frekuensi harus mencantumkan jumlah cacat dan persentase dari total cacat.

Jenis CacatJumlah CacatPersentase
Cacat A1025%
Cacat B2050%
Cacat C1025%
Total40100%

Langkah 4: Hitung Persentase Kumulatif

Persentase kumulatif adalah persentase dari total cacat yang dihitung secara bertahap. Untuk menghitung persentase kumulatif, gunakan rumus berikut:

Persentase Kumulatif = Persentase pada Tabel Frekuensi sebelumnya + Persentase Baru

Dalam contoh di atas, persentase kumulatif cacat A adalah 25%, cacat B adalah 75%, dan cacat C adalah 100%.

Langkah 5: Buat Diagram Pareto

Setelah persentase kumulatif dihitung, buatlah diagram Pareto dengan menggunakan data dari tabel frekuensi. Diagram Pareto harus menunjukkan jumlah cacat dan persentase kumulatif.

Diagram Pareto untuk contoh di atas dapat dilihat pada gambar berikut:

FAQ

1. Apakah Diagram Pareto hanya digunakan dalam produksi?

Tidak, Diagram Pareto dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti manajemen kualitas, manajemen risiko, pemasaran, dan lain-lain.

2. Apakah selalu ada satu jenis masalah yang paling dominan dalam Diagram Pareto?

Tidak selalu. Kadang-kadang, beberapa jenis masalah memiliki persentase yang sama dan harus diperbaiki secara bersama-sama.

3. Apa manfaat dari menggunakan Diagram Pareto?

Diagram Pareto dapat membantu Anda memfokuskan upaya pada masalah utama dan meningkatkan efisiensi proses. Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan.

Kesimpulan

Sekarang Anda sudah mengetahui cara menghitung Diagram Pareto secara lengkap dan mudah dipahami. Ingatlah untuk menentukan permasalahan, mengumpulkan data, membuat tabel frekuensi, menghitung persentase kumulatif, dan membuat Diagram Pareto. Dengan menggunakan Diagram Pareto, Anda dapat memperbaiki proses produksi dan memperbaiki manajemen risiko. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Diagram Pareto