Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kamu tahu apa itu cash ratio? Cash ratio adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek menggunakan kas atau setara kas. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah untuk menghitung cash ratio dari laporan keuangan. Yuk, simak baik-baik!
Pengertian Cash Ratio
Cash ratio merupakan indikator keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas atau setara kas. Rasio ini juga dapat membantu menunjukkan seberapa besar perusahaan memiliki likuiditas.
Untuk menghitung cash ratio, kamu perlu mengetahui jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan, serta jumlah kewajiban jangka pendek yang harus dibayar dalam waktu dekat. Selain itu, kamu juga perlu menggunakan laporan keuangan perusahaan.
Langkah-langkah Menghitung Cash Ratio
Berikut adalah langkah-langkah menghitung cash ratio dari laporan keuangan perusahaan:
Langkah 1: Ambil Laporan Keuangan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengambil laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dapat ditemukan di website perusahaan atau dapat diminta langsung dari perusahaan.
Langkah 2: Temukan Nilai Kas dan Setara Kas
Nilai kas dan setara kas dapat ditemukan di neraca perusahaan. Kas dan setara kas termasuk dalam kelompok aset lancar, yang dapat ditemukan di sisi kiri neraca.
Contoh:
Aset Lancar | Jumlah (Rp) |
---|---|
Kas | 50.000.000 |
Investasi Jangka Pendek | 25.000.000 |
Piutang | 20.000.000 |
Total Aset Lancar | 95.000.000 |
Pada contoh di atas, nilai kas dan setara kas adalah Rp 50.000.000 (dalam bentuk kas) dan Rp 25.000.000 (dalam bentuk investasi jangka pendek), sehingga total kas dan setara kas adalah Rp 75.000.000.
Langkah 3: Temukan Nilai Kewajiban Jangka Pendek
Nilai kewajiban jangka pendek dapat ditemukan di neraca perusahaan. Kewajiban jangka pendek termasuk dalam kelompok utang lancar, yang dapat ditemukan di sisi kanan neraca.
Contoh:
Utang Lancar | Jumlah (Rp) |
---|---|
Utang Bank | 20.000.000 |
Hutang Dagang | 15.000.000 |
Pendapatan yang Diterima dimuka | 10.000.000 |
Total Utang Lancar | 45.000.000 |
Pada contoh di atas, nilai kewajiban jangka pendek adalah Rp 45.000.000.
Langkah 4: Hitung Cash Ratio
Setelah kamu mengetahui nilai kas dan setara kas, serta nilai kewajiban jangka pendek, maka kamu dapat menghitung cash ratio dengan rumus:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Jangka Pendek
Contoh:
Cash Ratio = (Rp 50.000.000 + Rp 25.000.000) / Rp 45.000.000
Cash Ratio = 1,67
Pada contoh di atas, cash ratio perusahaan adalah 1,67. Artinya, perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek sebanyak 1,67 kali dari jumlah kas dan setara kas yang dimilikinya.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan kas dan setara kas?
Kas adalah uang tunai yang dimiliki perusahaan. Sedangkan setara kas adalah investasi yang mudah dicairkan dan nilainya relatif stabil dalam jangka waktu yang pendek. Contoh setara kas adalah deposito berjangka, surat berharga, dan reksadana pasar uang.
2. Mengapa menghitung cash ratio penting?
Menghitung cash ratio penting karena dapat membantu kamu menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas atau setara kas. Cash ratio juga dapat digunakan sebagai indikator likuiditas perusahaan.
3. Apa yang harus dilakukan jika cash ratio perusahaan rendah?
Jika cash ratio perusahaan rendah, maka perusahaan dapat melakukan beberapa hal seperti menambah kas dan setara kas, mengurangi kewajiban jangka pendek, atau mencari alternatif pembiayaan.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung cash ratio dari laporan keuangan perusahaan. Cash ratio adalah indikator keuangan yang penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan menghitung cash ratio, kamu dapat mengetahui seberapa besar perusahaan memiliki likuiditas. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan laporan keuangan perusahaan dan menghitung cash ratio secara berkala. Semoga bermanfaat!