Hello Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Kami harap Anda dalam keadaan sehat dan selalu semangat belajar. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang cara menghitung beta saham secara manual. Tentu saja, pengetahuan tentang beta saham sangat penting untuk para investor saham. Yuk, simak artikel berikut ini!
Pengertian Beta Saham
Pertama-tama, mari kita bahas pengertian beta saham. Beta saham merupakan ukuran volatilitas suatu saham dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Dalam hal ini, pasar umumnya diwakili oleh indeks pasar, seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia.
Nilai beta saham dapat digunakan sebagai indikator risiko saham tersebut. Semakin tinggi nilai beta, maka semakin besar pula risiko yang dimiliki saham tersebut. Namun, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh.
Cara Menghitung Beta Saham Secara Manual
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung beta saham secara manual. Di antaranya adalah :
No. | Rumus | Keterangan |
---|---|---|
1 | Beta = Covariance Saham dengan Pasar / Varians Pasar | |
2 | Beta = (Ri – Rf) / (Rm – Rf) | Ri = return saham, Rf = risk free rate, Rm = return pasar |
Selanjutnya, mari kita jelaskan cara menghitung beta saham secara manual menggunakan kedua rumus di atas.
Rumus Pertama: Covariance dan Varians
Pada rumus pertama, kita akan menggunakan covariance dan varians. Berikut langkah-langkahnya :
Langkah 1: Hitung Return Saham
Untuk menghitung beta saham, kita harus terlebih dahulu menghitung return saham selama periode tertentu. Misalnya, kita akan menghitung return saham selama 1 tahun terakhir. Berikut rumusnya :
Return Saham = (Harga Akhir – Harga Awal + Dividen) / Harga Awal
Contoh: Harga Saham PT XYZ pada 1 Januari 2020 adalah Rp 1.000,-. Selama 1 tahun kemudian, harga saham PT XYZ naik menjadi Rp 1.500,- dan memberikan dividen sebesar Rp 50,-. Maka :
Return Saham = (1.500 – 1.000 + 50) / 1.000 = 0,55 atau 55%
Langkah 2: Hitung Return Pasar
Selanjutnya, kita harus menghitung return pasar selama periode yang sama. Kita dapat menggunakan IHSG sebagai representasi pasar di Indonesia. Berikut rumusnya :
Return Pasar = (IHSG Akhir – IHSG Awal) / IHSG Awal
Contoh: Harga IHSG pada 1 Januari 2020 adalah 6.000. Selama 1 tahun kemudian, harga IHSG naik menjadi 7.000. Maka :
Return Pasar = (7.000 – 6.000) / 6.000 = 0,1667 atau 16,67%
Langkah 3: Hitung Covariance dan Varians
Setelah itu, kita dapat menghitung covariance dan varians. Berikut rumusnya :
Covariance Saham dengan Pasar = Σ[(Return Saham – Rata-rata Return Saham) x (Return Pasar – Rata-rata Return Pasar)] / (Jumlah Data – 1)
Varians Pasar = Σ[(Return Pasar – Rata-rata Return Pasar) ^ 2] / (Jumlah Data – 1)
Contoh: Misalnya, terdapat data return saham PT XYZ selama 1 tahun terakhir sebanyak 12 bulan. Berikut adalah data return saham dan IHSG :
Bulan | Return Saham PT XYZ | Return IHSG |
---|---|---|
Januari | 0,05 | 0,02 |
Februari | -0,03 | 0,04 |
Maret | 0,08 | 0,03 |
April | 0,02 | 0,05 |
Mei | 0,01 | -0,01 |
Juni | 0,03 | -0,01 |
Juli | 0,06 | 0,02 |
Agustus | -0,02 | -0,03 |
September | 0,04 | 0,01 |
Oktober | -0,01 | -0,02 |
November | -0,03 | 0,03 |
Desember | 0,07 | 0,04 |
Langkah pertama adalah menghitung rata-rata return saham dan return pasar :
Rata-rata Return Saham = (0,05 – 0,03 + 0,08 + 0,02 + 0,01 + 0,03 + 0,06 – 0,02 + 0,04 – 0,01 – 0,03 + 0,07) / 12 = 0,03 atau 3%
Rata-rata Return Pasar = (0,02 + 0,04 + 0,03 + 0,05 – 0,01 – 0,01 + 0,02 – 0,03 + 0,01 – 0,02 + 0,03 + 0,04) / 12 = 0,02 atau 2%
Selanjutnya, kita dapat menghitung covariance dan varians :
Covariance Saham dengan Pasar = [(0,05 – 0,03) x (0,02 – 0,02) + (-0,03 – 0,03) x (0,04 – 0,02) + (0,08 – 0,03) x (0,03 – 0,02) + (0,02 – 0,03) x (0,05 – 0,02) + (0,01 – 0,03) x (-0,01 – 0,02) + (0,03 – 0,03) x (-0,01 – 0,02) + (0,06 – 0,03) x (0,02 – 0,02) + (-0,02 – 0,03) x (-0,03 – 0,02) + (0,04 – 0,03) x (0,01 – 0,02) + (-0,01 – 0,03) x (-0,02 – 0,02) + (-0,03 – 0,03) x (0,03 – 0,02) + (0,07 – 0,03) x (0,04 – 0,02)] / 11 = 0,000231818 atau 0,023%
Varians Pasar = [(0,02 – 0,02) ^ 2 + (0,04 – 0,02) ^ 2 + (0,03 – 0,02) ^ 2 + (0,05 – 0,02) ^ 2 + (-0,01 – 0,02) ^ 2 + (-0,01 – 0,02) ^ 2 + (0,02 – 0,02) ^ 2 + (-0,03 – 0,02) ^ 2 + (0,01 – 0,02) ^ 2 + (-0,02 – 0,02) ^ 2 + (0,03 – 0,02) ^ 2 + (0,04 – 0,02) ^ 2] / 11 = 0,000509091 atau 0,051%
Langkah 4: Hitung Beta Saham
Setelah mendapatkan nilai covariance dan varians, kita dapat menghitung beta saham dengan menggunakan rumus pertama :
Beta = Covariance Saham dengan Pasar / Varians Pasar = 0,000231818 / 0,000509091 = 0,455 atau 0,46
Rumus Kedua: Three-Factor Model
Pada rumus kedua, kita akan menggunakan three-factor model untuk menghitung beta saham. Berikut langkah-langkahnya :
Langkah 1: Tentukan Risk-Free Rate
Untuk menghitung beta saham dengan three-factor model, kita harus terlebih dahulu menentukan risk-free rate. Risk-free rate merupakan tingkat pengembalian investasi yang dianggap bebas dari risiko. Di Indonesia, risk-free rate umumnya diwakili oleh tingkat suku bunga obligasi negara.
Langkah 2: Hitung Excess Market Return
Selanjutnya, kita harus menghitung excess market return. Excess market return merupakan selisih antara return pasar dan risk-free rate. Berikut rumusnya :
Excess Market Return = Return Pasar – Risk-Free Rate
Contoh: Jika risk-free rate adalah 5% dan return pasar adalah 10%, maka excess market return adalah :
Excess Market Return = 10% – 5% = 5%
Langkah 3: Hitung Excess Stock Return
Setelah itu, kita dapat menghitung excess stock return. Excess stock return merupakan selisih antara return saham dan risk-free rate. Berikut rumusnya :
Excess Stock Return = Return Saham – Risk-Free Rate
Contoh: Jika return saham adalah 15% dan risk-free rate adalah 5%, maka excess stock return adalah :
Excess Stock Return = 15% – 5% = 10%
Langkah 4: Hitung Beta Saham
Setelah itu, kita dapat menghitung beta saham dengan menggunakan three-factor model :
Beta = Excess Stock Return / Excess Market Return
Contoh: Jika excess stock return adalah 10% dan excess market return adalah 5%, maka beta saham adalah :
Beta = 10% / 5% = 2
FAQ
Apa itu beta saham?
Beta saham merupakan ukuran volatilitas suatu saham dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Dalam hal ini, pasar umumnya diwakili oleh indeks pasar, seperti IHSG di Indonesia.
Kenapa penting untuk menghitung beta saham?
Nilai beta saham dapat digunakan sebagai indikator risiko saham tersebut. Semakin tinggi nilai beta, maka semakin besar pula risiko yang dimiliki saham tersebut. Namun, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh.
Bagaimana cara menghitung beta saham secara manual?
Ada dua rumus yang dapat digunakan untuk menghitung beta saham secara manual, yaitu menggunakan covariance dan varians, serta menggunakan three-factor model. Silakan simak penjelasannya pada artikel di atas.
Kesimpulan
Sekian artikel tentang cara menghitung beta saham secara manual. Kami harap artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda, khususnya para investor saham. Jangan lupa untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan Anda tentang investasi saham. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!