Selamat datang Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang cara hitung MAP hipertensi. Sebelum kita masuk ke pembahasan, mari kita pahami terlebih dahulu mengenai hipertensi.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana tekanan darah seseorang terus-menerus tinggi. Kondisi ini bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan kematian.
Berikut tabel klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee (JNC) VII :
Kelasifikas | Sistolik (mmHg) | Diastolik (mmHg) |
---|---|---|
Normal | <120 | <80 |
Prehipertensi | 120-139 | 80-89 |
Hipertensi Kelas I | 140-159 | 90-99 |
Hipertensi Kelas II | 160-179 | 100-109 |
Hipertensi Kelas III | ≥180 | ≥110 |
Apa Itu MAP?
MAP atau Mean Arterial Pressure adalah tekanan rata-rata yang terjadi pada pembuluh darah selama siklus jantung. MAP dihitung dengan cara memberikan bobot lebih pada tekanan diastolik.
Misalnya, pada tekanan darah 120/80 mmHg, diastolik mendapat bobot ⅓ sedangkan sistolik mendapat bobot ⅔. Maka rumus hitung MAP-nya adalah sebagai berikut :
MAP = (2 x diastolik + sistolik) / 3
Jika tekanan darah seseorang di atas 140/90 mmHg, maka ia dikategorikan sebagai penderita hipertensi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat menghitung MAP dengan benar.
Langkah-Langkah Cara Hitung MAP Hipertensi
Langkah 1: Ukur Tekanan Darah
Langkah pertama dalam menghitung MAP adalah dengan mengukur tekanan darah seseorang. Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat tensimeter dan stetoskop.
Untuk hasil yang lebih akurat, pastikan kondisi seseorang dalam kondisi tenang dan santai selama 5-10 menit sebelum pengukuran dilakukan. Selain itu, pastikan juga kondisi alat yang digunakan dalam keadaan baik dan bersih.
Langkah 2: Catat Sistolik dan Diastolik
Setelah alat tensimeter dan stetoskop siap digunakan, langkah selanjutnya adalah mencatat hasil pengukuran. Catatlah nilai sisitolik dan diastolik yang tertera pada alat tensimeter.
Langkah 3: Hitung MAP
Setelah nilai sistolik dan diastolik tercatat, selanjutnya kita dapat menghitung MAP dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas.
Contoh :
- Sistolik : 130 mmHg
- Diastolik : 80 mmHg
- Maka, MAP = (2 x 80 + 130) / 3 = 97 mmHg
FAQ
1. Kapan sebaiknya tekanan darah diukur?
Idealnya, tekanan darah diukur ketika seseorang dalam keadaan tenang dan santai. Selain itu, pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur atau pada sore hari menjelang makan malam.
2. Apakah tekanan darah tinggi selalu disertai gejala?
Tidak selalu. Beberapa orang mungkin mengalami tekanan darah tinggi tanpa adanya gejala yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk rutin memeriksakan tekanan darah.
3. Apakah hipertensi dapat disembuhkan?
Secara medis, hipertensi tidak dapat disembuhkan. Namun, hipertensi dapat dikontrol dengan cara mengubah pola hidup menjadi lebih sehat seperti mengurangi konsumsi garam, berolahraga secara teratur, dan rutin memeriksakan tekanan darah.
Kesimpulan
Dalam hal mengendalikan hipertensi, pengukuran MAP sangatlah penting. Dengan mengetahui cara hitung MAP hipertensi, kita dapat mengontrol tekanan darah dengan cara yang lebih baik.
Jangan lupa untuk rutin memeriksakan tekanan darah dan selalu menjaga kesehatan tubuh. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.