Hai Sobat TeknoBgt! Setiap orang pasti memiliki ambisi dan keinginan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Terkadang kita membutuhkan uang tambahan untuk mencapai hal tersebut, namun tidak selalu mempunyai cukup uang tunai. Oleh karena itu, kredit menjadi salah satu cara untuk mencapai impian kita. Namun, sebelum Anda mengajukan kredit, Anda harus menghitung rasio kredit terlebih dahulu. Sebab, penghitungan rasio kredit ini menjadi penentu apakah Anda layak untuk mendapatkan kredit atau tidak. Bagaimana cara menghitung rasio kredit? Yuk, simak artikel ini dengan baik dan teliti!
Apa itu Rasio Kredit?
Sebelum kita membahas cara menghitung rasio kredit, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu rasio kredit. Rasio kredit merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang Anda ajukan dengan penghasilan bulanan Anda. Rasio kredit ini menjadi tolok ukur bank untuk menentukan seberapa besar kemampuan Anda untuk membayar cicilan kredit setiap bulannya.
Setiap bank memiliki ketentuan yang berbeda-beda dalam menghitung rasio kredit. Umumnya, rasio kredit yang dianggap sehat oleh bank adalah 30% – 40%. Artinya, jumlah cicilan kredit per bulannya tidak melebihi 30% – 40% dari penghasilan bulanan Anda. Jika rasio kredit Anda melebihi batas tersebut, kemungkinan besar pengajuan kredit Anda akan ditolak.
Cara Menghitung Rasio Kredit
Terdapat dua jenis rasio kredit, yaitu Debt Service Ratio (DSR) dan Loan to Value (LTV). Berikut ini adalah cara menghitung kedua jenis rasio kredit tersebut.
Debt Service Ratio (DSR)
DSR menghitung kemampuan Anda untuk membayar cicilan kredit setiap bulannya dengan melihat jumlah penghasilan bulanan Anda dan cicilan kredit bulanan Anda.
Perhitungan DSR | Rumus |
---|---|
Penghasilan Bulanan Anda | Rp. 10.000.000,- |
Cicilan Kredit Anda | Rp. 3.000.000,- |
DSR Anda | (Rp. 3.000.000,- / Rp. 10.000.000,-) x 100% = 30% |
Dari perhitungan di atas, DSR Anda adalah 30%. Artinya, cicilan kredit bulanan Anda adalah 30% dari penghasilan bulanan Anda. Rasio kredit ini masih dianggap sehat oleh bank.
Loan to Value (LTV)
LTV menghitung rasio kredit dengan melihat besaran kredit yang Anda ajukan dan nilai jaminan yang Anda berikan.
Perhitungan LTV | Rumus |
---|---|
Besaran Kredit yang Anda Ajukan | Rp. 50.000.000,- |
Nilai Jaminan Anda | Rp. 75.000.000,- |
LTV Anda | (Rp. 50.000.000,- / Rp. 75.000.000,-) x 100% = 66,67% |
Dari perhitungan di atas, LTV Anda adalah 66,67%. Artinya, besaran kredit yang Anda ajukan adalah 66,67% dari nilai jaminan yang Anda berikan. Rasio kredit ini juga masih dianggap sehat oleh bank.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan rasio kredit?
Rasio kredit adalah perbandingan antara jumlah kredit yang Anda ajukan dengan penghasilan bulanan Anda. Rasio kredit ini menjadi tolok ukur bank untuk menentukan seberapa besar kemampuan Anda untuk membayar cicilan kredit setiap bulannya.
2. Bagaimana cara menghitung rasio kredit?
Terdapat dua jenis rasio kredit, yaitu Debt Service Ratio (DSR) dan Loan to Value (LTV). DSR menghitung kemampuan Anda untuk membayar cicilan kredit setiap bulannya dengan melihat jumlah penghasilan bulanan Anda dan cicilan kredit bulanan Anda. Sedangkan LTV menghitung rasio kredit dengan melihat besaran kredit yang Anda ajukan dan nilai jaminan yang Anda berikan.
3. Berapa rasio kredit yang dianggap sehat oleh bank?
Umumnya, rasio kredit yang dianggap sehat oleh bank adalah 30% – 40%. Artinya, jumlah cicilan kredit per bulannya tidak melebihi 30% – 40% dari penghasilan bulanan Anda.
4. Apa yang terjadi jika rasio kredit saya melebihi batas yang ditentukan oleh bank?
Jika rasio kredit Anda melebihi batas yang ditentukan oleh bank, kemungkinan besar pengajuan kredit Anda akan ditolak.
Kesimpulan
Sekian artikel mengenai cara menghitung rasio kredit. Dengan menghitung rasio kredit, Anda bisa mengetahui seberapa besar kemampuan Anda untuk membayar cicilan kredit setiap bulannya. Jangan lupa, sebelum mengajukan kredit, pastikan rasio kredit Anda masih dianggap sehat oleh bank agar pengajuan kredit Anda dapat disetujui. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!