Halo Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung break event point atau BEP. BEP adalah salah satu indikator penting dalam mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat mengetahui berapa banyak produk yang harus terjual agar tidak mengalami kerugian dan bisa mencapai keuntungan.
Apa itu Break Event Point?
Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Break Event Point. BEP adalah titik impas atau titik dimana pendapatan dan biaya sama besar. Artinya, BEP adalah saat perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapat keuntungan. Sehingga, perusahaan perlu menaikkan jumlah penjualan agar bisa mendapatkan keuntungan.
Bagaimana cara menghitung BEP?
Ada beberapa cara untuk menghitung BEP, diantaranya adalah:
No. | Cara Menghitung BEP |
---|---|
1 | Menggunakan Rumus BEP 1 |
2 | Menggunakan Rumus BEP 2 |
3 | Menggunakan Rumus BEP 3 |
Penjelasan tentang cara menghitung BEP akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab berikutnya.
Rumus Cara Menghitung BEP
Rumus BEP 1
Rumus BEP 1 adalah cara paling sederhana dalam menghitung BEP. Rumusnya adalah :
BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Contoh :
Jika perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp. 10.000.000,- dan harga jual per unit sebesar Rp. 50.000,- dengan biaya variabel per unit sebesar Rp. 20.000,- maka :
BEP = 10.000.000 / (50.000 – 20.000) = 400 unit
Artinya, perusahaan harus menjual minimal 400 unit untuk mencapai BEP.
Rumus BEP 2
Rumus BEP 2 adalah cara yang lebih kompleks daripada rumus BEP 1. Rumusnya adalah :
BEP = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Unit
Contoh :
Jika perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp. 10.000.000,- dengan harga jual per unit sebesar Rp. 50.000,- dan biaya variabel per unit sebesar Rp. 20.000,- maka :
Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit = 50.000 – 20.000 = 30.000
BEP = 10.000.000 / 30.000 = 333,33 unit
Artinya, perusahaan harus menjual minimal 334 unit untuk mencapai BEP.
Rumus BEP 3
Metode terakhir dalam menghitung BEP adalah menggunakan rumus BEP 3. Rumusnya adalah :
BEP = Total Biaya Tetap / Persentase Kontribusi Margin
Contoh :
Jika perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp. 10.000.000,- dengan harga jual per unit sebesar Rp. 50.000,- dan biaya variabel per unit sebesar Rp. 20.000,- maka :
Persentase Kontribusi Margin = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) / Harga Jual per Unit * 100% = (50.000 – 20.000) / 50.000 * 100% = 60%
BEP = 10.000.000 / 60% = Rp. 16.666.667,-
Artinya, perusahaan harus menjual produk senilai Rp. 16.666.667,- untuk mencapai BEP.
FAQ Cara Menghitung BEP
Apa yang dimaksud dengan Total Biaya Tetap?
Total Biaya Tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan meskipun tidak ada produksi atau penjualan.
Apa yang dimaksud dengan Biaya Variabel per Unit?
Biaya Variabel per Unit adalah biaya yang berubah seiring dengan tingkat produksi atau penjualan.
Apa yang dimaksud dengan Harga Jual per Unit?
Harga Jual per Unit adalah harga yang dipatok oleh perusahaan untuk setiap produk yang dijual.
Apa yang dimaksud dengan Kontribusi Margin per Unit?
Kontribusi Margin per Unit adalah selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.
Kenapa perlu menghitung BEP?
Perlu menghitung BEP untuk mengetahui berapa banyak produk yang harus terjual agar tidak mengalami kerugian dan bisa mencapai keuntungan.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu menghitung BEP untuk mengetahui jumlah produk yang harus terjual agar tidak mengalami kerugian dan bisa mencapai keuntungan. Ada beberapa cara untuk menghitung BEP, yaitu dengan menggunakan rumus BEP 1, rumus BEP 2, dan rumus BEP 3. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt dalam menghitung BEP pada perusahaan. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!