Halo Sobat TeknoBgt! Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung BEO. Bagi kalian yang belum tahu, BEO adalah kepanjangan dari Biaya Operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam operasional suatu bisnis atau perusahaan. BEO sangat penting untuk diketahui agar bisnis atau perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam operasionalnya serta memperhitungkan profit yang akan didapatkan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian BEO
BEO merupakan biaya yang dikeluarkan dalam operasional suatu bisnis atau perusahaan. Biaya ini meliputi biaya-biaya seperti sewa, listrik, air, dan lain sebagainya yang dikeluarkan dalam satu periode tertentu. BEO merupakan salah satu unsur penting dalam perhitungan keuangan suatu bisnis atau perusahaan.
Macam-macam BEO
Ada beberapa macam BEO yang biasa dijumpai dalam suatu bisnis atau perusahaan.
No | Jenis BEO | Keterangan |
---|---|---|
1 | BEO Tetap | Biaya operasional yang tetap dan tidak berubah setiap bulannya, seperti gaji karyawan dan sewa gedung. |
2 | BEO Variabel | Biaya operasional yang berubah-ubah tergantung dari aktivitas bisnis atau perusahaan, seperti biaya bahan baku dan listrik. |
3 | BEO Semi Tetap | Biaya operasional yang sebagian tetap dan sebagian lainnya berubah-ubah, seperti biaya telepon dan internet. |
Dari tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa BEO dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu BEO Tetap, BEO Variabel, dan BEO Semi Tetap.
Cara Menghitung BEO
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung BEO. Berikut ini adalah cara-cara tersebut.
Menghitung BEO Tetap
Untuk menghitung BEO Tetap, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
BEO Tetap = Biaya Tetap + Biaya Variabel / Jumlah Barang Terjual
Contoh :
Jika Biaya Tetap sebesar Rp 5.000.000, Biaya Variabel sebesar Rp 2.000.000, dan Jumlah Barang Terjual sebesar 1000 unit, maka :
BEO Tetap = 5.000.000 + 2.000.000 / 1000 = Rp 7.000.000
Jadi, BEO Tetap sebesar Rp 7.000.000.
Menghitung BEO Variabel
Untuk menghitung BEO Variabel, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
BEO Variabel = Biaya Variabel / Jumlah Barang Terjual
Contoh :
Jika Biaya Variabel sebesar Rp 2.000.000 dan Jumlah Barang Terjual sebesar 1000 unit, maka :
BEO Variabel = 2.000.000 / 1000 = Rp 2.000
Jadi, BEO Variabel sebesar Rp 2.000.
Menghitung BEO Semi Tetap
Untuk menghitung BEO Semi Tetap, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
BEO Semi Tetap = Biaya Tetap + (Biaya Semi Tetap * Persentase Aktivitas) / Jumlah Barang Terjual
Contoh :
Jika Biaya Tetap sebesar Rp 5.000.000, Biaya Semi Tetap sebesar Rp 2.000.000, Persentase Aktivitas sebesar 75%, dan Jumlah Barang Terjual sebesar 1000 unit, maka :
BEO Semi Tetap = 5.000.000 + (2.000.000 * 75%) / 1000 = Rp 6.500.000
Jadi, BEO Semi Tetap sebesar Rp 6.500.000.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa itu BEO?
BEO merupakan biaya yang dikeluarkan dalam operasional suatu bisnis atau perusahaan.
Kenapa BEO perlu dihitung?
BEO perlu dihitung agar bisnis atau perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam operasionalnya serta memperhitungkan profit yang akan didapatkan.
Apa saja macam-macam BEO?
Ada tiga macam BEO, yaitu BEO Tetap, BEO Variabel, dan BEO Semi Tetap.
Bagaimana cara menghitung BEO?
Cara menghitung BEO berbeda-beda tergantung dari macam BEO yang akan dihitung.
Kesimpulan
Setelah membaca artikel ini, Sobat TeknoBgt diharapkan dapat memahami tentang cara menghitung BEO. BEO merupakan biaya penting dalam operasional suatu bisnis atau perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEO, bisnis atau perusahaan dapat memperhitungkan profit yang akan didapatkan serta membuat keputusan yang tepat dalam pengelolaan keuangan.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!