TEKNOBGT

Cara Menghitung Purposive Sampling

Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kamu sedang menyusun proposal penelitian atau sedang berkecimpung di dunia riset? Jika iya, pasti kamu tidak asing dengan istilah purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghitung purposive sampling dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Let’s get started!

1. Pendahuluan

Pertama-tama, sebelum membahas mengenai cara menghitung purposive sampling, mari kita ulas terlebih dahulu apa itu purposive sampling. Purposive sampling atau sampling bertujuan adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti memilih responden berdasarkan karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini biasa digunakan pada penelitian yang berfokus pada kelompok spesifik atau populasi yang terbatas.

Contohnya, jika penelitian kamu ingin mengetahui pendapat konsumen mengenai produk tertentu, kamu bisa menggunakan purposive sampling dengan memilih responden yang pernah menggunakan atau memiliki pengalaman dengan produk tersebut.

2. Cara Menghitung Purposive Sampling

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai cara menghitung purposive sampling. Ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan menggunakan teknik ini.

2.1 Tentukan Ukuran Populasi

Langkah pertama adalah menentukan ukuran populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan menjadi subjek dalam penelitian. Misalnya, jika kamu ingin mengetahui pendapat mahasiswa mengenai kualitas layanan perpustakaan di kampusmu, maka populasi dalam penelitian tersebut adalah seluruh mahasiswa di kampusmu.

2.2 Tentukan Besar Sampel yang Dibutuhkan

Setelah menentukan ukuran populasi, langkah selanjutnya adalah menentukan besar sampel yang dibutuhkan. Besar sampel biasanya ditentukan berdasarkan persentase dari populasi yang akan diteliti. Persentase ini dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan kondisi penelitian.

Contohnya, jika populasi kamu adalah 200 mahasiswa dan kamu ingin mengambil sampel sebesar 20%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Ukuran PopulasiBesar Sampel
20040

2.3 Tentukan Kriteria Seleksi

Setelah menentukan besar sampel, langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria seleksi. Kriteria seleksi adalah karakteristik atau ciri-ciri yang menjadi dasar pemilihan sampel. Misalnya, jika kamu ingin mengetahui pendapat mahasiswa mengenai kualitas layanan perpustakaan, kamu bisa memilih sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:

  • Mahasiswa yang pernah mengunjungi perpustakaan
  • Mahasiswa yang aktif menggunakan fasilitas perpustakaan
  • Mahasiswa yang telah menggunakan layanan perpustakaan dalam jangka waktu tertentu

2.4 Hitung Jumlah Sampel yang Dibutuhkan

Langkah terakhir adalah menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan berdasarkan kriteria seleksi yang telah ditentukan. Misalnya, jika kamu telah menentukan kriteria seleksi seperti pada langkah sebelumnya dan hasilnya terdapat 80 mahasiswa yang memenuhi kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Kriteria SeleksiJumlah Mahasiswa
Mahasiswa yang pernah mengunjungi perpustakaan100
Mahasiswa yang aktif menggunakan fasilitas perpustakaan120
Mahasiswa yang telah menggunakan layanan perpustakaan dalam jangka waktu tertentu80
Total300

Dari tabel di atas, jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian kamu adalah 60 mahasiswa (20% dari total 300 mahasiswa).

3. FAQ

3.1 Apa Beda Purposive Sampling dengan Random Sampling?

Purposive sampling memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian, sedangkan random sampling memilih sampel secara acak tanpa mempertimbangkan karakteristik tertentu.

3.2 Apakah Purposive Sampling Selalu Representatif?

Tidak selalu. Purposive sampling hanya dapat merepresentasikan populasi dalam kondisi tertentu saja. Jika karakteristik responden yang dipilih tidak mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan, maka hasil penelitian tidak dapat dijadikan generalisasi untuk populasi secara keseluruhan.

3.3 Kapan Harus Menggunakan Purposive Sampling?

Purposive sampling sesuai digunakan pada penelitian yang fokus pada kelompok spesifik atau populasi yang terbatas. Contohnya, penelitian mengenai pendapat konsumen terhadap satu produk atau penelitian mengenai perilaku mahasiswa di kampus tertentu.

4. Kesimpulan

Demikianlah cara menghitung purposive sampling yang dapat kamu gunakan dalam penelitianmu. Penting untuk diingat bahwa hasil penelitian dengan teknik purposive sampling hanya dapat merepresentasikan populasi dalam kondisi tertentu saja dan tidak dapat dijadikan generalisasi untuk populasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kondisi dan tujuan penelitian sebelum memilih teknik pengambilan sampel yang sesuai.

5. Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya!

Cara Menghitung Purposive Sampling