TEKNOBGT

Cara Menghitung Pajak PPH Pasal 25

Hello Sobat TeknoBgt, apakah kamu sudah paham bagaimana cara menghitung pajak PPH Pasal 25? Jangan khawatir, pada artikel kali ini kita akan membahas secara lengkap dan mudah dipahami. Pajak PPH Pasal 25 merupakan pajak penghasilan yang dibayar oleh wajib pajak badan atau perusahaan yang memperoleh penghasilan dari sewa, royalty, dan hibah. Yuk simak selengkapnya!

Apa Itu Pajak PPH Pasal 25?

Pajak PPH Pasal 25 adalah pajak penghasilan yang dibayar oleh wajib pajak badan atau perusahaan yang memperoleh penghasilan dari sewa, royalty, dan hibah. Jadi, jika perusahaan atau badan mendapatkan penghasilan dari jenis-jenis tersebut, maka wajib membayar pajak PPH Pasal 25.

Persyaratan Pajak PPH Pasal 25

Untuk membayar pajak PPH Pasal 25, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:

No.Persyaratan
1Wajib pajak badan atau perusahaan yang memperoleh penghasilan dari sewa, royalty, dan hibah
2Penghasilan yang diperoleh telah dipotong PPh pasal 22
3Tidak termasuk penghasilan yang bersifat penggantian modal atau pengembalian modal
4Tidak termasuk penghasilan yang bersifat kembalian biaya

Cara Menghitung Pajak PPH Pasal 25

Untuk menghitung pajak PPH Pasal 25, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Langkah 1: Hitung Penghasilan Bruto

Untuk menghitung pajak PPH Pasal 25, yang pertama harus dilakukan adalah menghitung penghasilan bruto terlebih dahulu. Penghasilan bruto adalah semua penghasilan yang didapatkan, termasuk pajak yang dipotong oleh pihak tertentu.

Langkah 2: Hitung Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Selanjutnya, hitunglah BPHTB yang didapat jika sewa gedung atau properti. BPHTB yang dikenakan berbeda-beda sesuai dengan harga properti, namun dihitung berdasarkan persentase dari nilai properti. Dalam perhitungan PPH Pasal 25, BPHTB dihitung sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan.

Langkah 3: Hitung Biaya Operasional

Jangan lupa, biaya operasional juga harus dihitung. Biaya operasional yang dapat dikurangkan dari penghasilan termasuk biaya sewa, listrik, air, telepon, dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan operasional bisnis. Biaya operasional yang dihitung harus sesuai dengan kenyataannya dan disertakan dengan bukti pembayaran.

Langkah 4: Hitung Penghasilan Neto

Penghasilan neto didapatkan setelah mengurangkan penghasilan bruto dengan BPHTB dan biaya operasional. Penghasilan neto adalah penghasilan yang akan dikenakan PPH Pasal 25.

Langkah 5: Hitung Pajak PPH Pasal 25

Setelah penghasilan neto didapat, selanjutnya hitunglah pajak PPH Pasal 25 dengan menggunakan persentase yang telah ditentukan oleh pemerintah. Persentase pajak PPH Pasal 25 adalah 2% dari penghasilan neto.

FAQ Pajak PPH Pasal 25

1. Siapa yang wajib membayar pajak PPH Pasal 25?

Wajib pajak badan atau perusahaan yang memperoleh penghasilan dari sewa, royalty, dan hibah.

2. Apakah penghasilan yang diterima dari hasil penjualan barang termasuk penghasilan yang dikenakan PPH Pasal 25?

Tidak, penghasilan dari hasil penjualan barang bukan termasuk penghasilan yang dikenakan PPH Pasal 25.

3. Apakah BPHTB harus dipotong sebagai pajak PPH Pasal 25?

Tidak, BPHTB dihitung sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan.

4. Bagaimana jika biaya operasional yang dikeluarkan melebihi penghasilan?

Jika biaya operasional melebihi penghasilan, maka tidak perlu membayar pajak PPH Pasal 25 karena penghasilan neto adalah nol atau minus.

5. Bagaimana cara membayar pajak PPH Pasal 25?

Untuk membayar pajak PPH Pasal 25, dapat dilakukan dengan cara transfer melalui bank atau melalui sistem online yang terhubung dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Penutup

Itulah pembahasan lengkap mengenai cara menghitung pajak PPH Pasal 25. Dengan pemahaman yang tepat, wajib pajak badan atau perusahaan dapat mencegah kesalahan dalam membayar pajak dan memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Pajak PPH Pasal 25