TEKNOBGT

Cara Menghitung ATMR BPR untuk Pemula

Halo Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas bagaimana cara menghitung ATMR BPR. ATMR BPR merupakan salah satu indikator kesehatan bank yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban kepada nasabahnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung ATMR BPR secara lengkap dan mudah dipahami.

Apa itu ATMR BPR?

ATMR BPR merupakan singkatan dari Agunan Tertimbang Menurut Risiko Bank Perkreditan Rakyat. Istilah ini diperkenalkan oleh Bank Indonesia untuk menilai kualitas kredit yang diberikan oleh BPR. ATMR BPR digunakan untuk mengetahui seberapa besar risiko yang diambil oleh bank dalam memberikan kredit kepada nasabah. Semakin tinggi ATMR BPR, semakin rendah risiko yang diambil oleh bank dan semakin sehat kondisi keuangan bank tersebut.

Bagaimana Cara Menghitung ATMR BPR?

Untuk menghitung ATMR BPR, terdapat beberapa rumus yang harus diketahui. Berikut adalah rumus-rumusnya:

NoRumus
1ATMR = [0.5 x (1 – LTV)] + [0.35 x (1 – RDC)] + [0.15 x (1 – COF)]
2LTV = (Jumlah Pinjaman ÷ Nilai Agunan) x 100%
3RDC = (Jumlah Piutang ÷ Total Dana Pihak Ketiga) x 100%
4COF = (Beban Bunga + Beban Operasional ÷ Total Dana Pihak Ketiga) x 100%

ATMR adalah Agunan Tertimbang Menurut Risiko, LTV adalah Loan To Value, RDC adalah Risk Distribution Channel, dan COF adalah Cost of Funds. Penjelasan mengenai masing-masing rumus akan dijelaskan lebih lanjut pada sub judul berikutnya.

Cara Menghitung LTV

LTV merupakan rasio antara nilai pinjaman dengan nilai agunan yang diberikan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar nilai agunan yang diambil sebagai jaminan dalam suatu kredit. Semakin rendah rasio ini, semakin rendah risiko yang diambil oleh bank dalam pemberian kredit.

Untuk menghitung LTV, kita dapat menggunakan rumus berikut:

LTV = (Jumlah Pinjaman ÷ Nilai Agunan) x 100%

Contohnya jika kita ingin mengajukan kredit sebesar Rp.50.000.000 dengan agunan rumah seharga Rp.100.000.000, maka LTV yang dihasilkan adalah:

LTV = (50.000.000 ÷ 100.000.000) x 100% = 50%

Jadi, LTV dari contoh di atas adalah 50%.

Cara Menghitung RDC

RDC merupakan rasio antara jumlah piutang dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan seberapa besar bank mendistribusikan risiko kreditnya ke dalam portofolio kredit. Semakin kecil rasio ini, semakin rendah risiko yang diambil oleh bank dalam pemberian kredit.

Untuk menghitung RDC, kita dapat menggunakan rumus berikut:

RDC = (Jumlah Piutang ÷ Total Dana Pihak Ketiga) x 100%

Contohnya jika total piutang yang dimiliki oleh bank adalah Rp.30.000.000 dan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank adalah Rp.100.000.000, maka RDC yang dihasilkan adalah:

RDC = (30.000.000 ÷ 100.000.000) x 100% = 30%

Jadi, RDC dari contoh di atas adalah 30%.

Cara Menghitung COF

COF merupakan rasio antara beban bunga dan beban operasional dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga. Semakin kecil rasio ini, semakin rendah risiko yang diambil oleh bank dalam pemberian kredit.

Untuk menghitung COF, kita dapat menggunakan rumus berikut:

COF = (Beban Bunga + Beban Operasional ÷ Total Dana Pihak Ketiga) x 100%

Contohnya jika beban bunga dan beban operasional dari bank adalah Rp.5.000.000 dan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank adalah Rp.100.000.000, maka COF yang dihasilkan adalah:

COF = (5.000.000 ÷ 100.000.000) x 100% = 5%

Jadi, COF dari contoh di atas adalah 5%.

Cara Menghitung ATMR BPR

Setelah mengetahui cara menghitung LTV, RDC, dan COF, kita dapat menghitung ATMR BPR dengan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu:

ATMR = [0.5 x (1 – LTV)] + [0.35 x (1 – RDC)] + [0.15 x (1 – COF)]

Contohnya jika LTV dari contoh sebelumnya adalah 50%, RDC adalah 30%, dan COF adalah 5%, maka ATMR yang dihasilkan adalah:

ATMR = [0.5 x (1 – 50%)] + [0.35 x (1 – 30%)] + [0.15 x (1 – 5%)] = 0.575 atau 57,5%

Jadi, ATMR BPR dari contoh di atas adalah 57,5%.

FAQ

1. Apa itu ATMR BPR?

ATMR BPR merupakan singkatan dari Agunan Tertimbang Menurut Risiko Bank Perkreditan Rakyat. Istilah ini diperkenalkan oleh Bank Indonesia untuk menilai kualitas kredit yang diberikan oleh BPR.

2. Apa fungsi dari ATMR BPR?

ATMR BPR digunakan untuk mengetahui seberapa besar risiko yang diambil oleh bank dalam memberikan kredit kepada nasabah. Semakin tinggi ATMR BPR, semakin rendah risiko yang diambil oleh bank dan semakin sehat kondisi keuangan bank tersebut.

3. Apa saja indikator dalam menghitung ATMR BPR?

Indikator dalam menghitung ATMR BPR adalah LTV, RDC, dan COF.

4. Apa itu LTV?

LTV merupakan rasio antara nilai pinjaman dengan nilai agunan yang diberikan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar nilai agunan yang diambil sebagai jaminan dalam suatu kredit.

5. Apa itu RDC?

RDC merupakan rasio antara jumlah piutang dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan seberapa besar bank mendistribusikan risiko kreditnya ke dalam portofolio kredit.

6. Apa itu COF?

COF merupakan rasio antara beban bunga dan beban operasional dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga.

7. Bagaimana cara menghitung ATMR BPR?

Untuk menghitung ATMR BPR, terdapat beberapa rumus yang harus diketahui, yaitu ATMR = [0.5 x (1 – LTV)] + [0.35 x (1 – RDC)] + [0.15 x (1 – COF)].

Kesimpulan

Nah, itulah tadi cara menghitung ATMR BPR secara lengkap dan mudah dipahami. Dengan mengetahui cara menghitung ATMR BPR, kita dapat mengetahui seberapa besar risiko yang diambil oleh bank dalam memberikan kredit kepada nasabah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung ATMR BPR untuk Pemula