TEKNOBGT

Cara Perhitungan Metode FIFO

Halo Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai cara perhitungan metode FIFO. Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menghitung pengeluaran persediaan barang dan biasa digunakan oleh perusahaan maupun individu yang memiliki bisnis. Metode FIFO sendiri merupakan singkatan dari First In First Out yang artinya barang pertama yang masuk akan menjadi barang pertama yang keluar. Mari kita simak penjelasannya lebih lanjut.

Apa itu Metode FIFO?

Metode FIFO adalah salah satu metode penghitungan persediaan barang yang mengasumsikan bahwa barang pertama yang masuk akan menjadi barang pertama yang dibeli dan keluar. Metode ini sangat umum digunakan oleh perusahaan yang menjual barang-barang dengan ketentuan harga yang fluktuatif. Harga barang yang dijual dengan metode FIFO diperkirakan lebih tinggi dari harga beli barang yang baru.

Contohnya, jika perusahaan memiliki 5 unit barang yang dijual menggunakan metode FIFO, dan harga beli barang tersebut adalah Rp 100 ribu, Rp 110 ribu, Rp 125 ribu, Rp 130 ribu dan Rp 140 ribu, maka harga jual barang yang pertama dijual adalah Rp 100 ribu, kemudian selanjutnya adalah Rp 110 ribu, dan seterusnya.

Metode FIFO dapat membantu perusahaan dalam menghitung biaya pembelian barang, mengurangi kesalahan penghitungan harga pasar saat mengeluarkan persediaan barang, dan menjaga konsistensi harga dalam mencatat persediaan barang.

Setiap perusahaan harus menghitung persediaan barang mereka terlebih dahulu sebelum menerapkan metode FIFO. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan biaya produksi, penjualan, dan pendapatan untuk menentukan jumlah stok dan harga jual yang ideal.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat bagaimana proses perhitungan persediaan barang menggunakan metode FIFO.

Cara Perhitungan Metode FIFO

1. Tentukan Jumlah Barang

Langkah pertama dalam menghitung persediaan barang menggunakan metode FIFO adalah menentukan jumlah barang yang tersedia. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jenis barang yang tersedia serta jumlah unit atau nilai yang terkait dengan masing-masing barang.

Contohnya, sebuah perusahaan memiliki 50 unit persediaan barang dengan nilai total Rp 10 juta.

2. Tentukan Harga Barang

Setelah menentukan jumlah barang yang tersedia, langkah selanjutnya adalah menentukan harga barang yang akan digunakan dalam perhitungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung biaya pembelian dan biaya lainnya yang terkait dengan persediaan barang.

Contohnya, untuk setiap unit barang yang tersedia, biaya pembelian adalah Rp 200 ribu. Dengan demikian, harga total persediaan barang adalah 50 unit x Rp 200 ribu = Rp 10 juta.

3. Tentukan Nilai Persediaan Akhir

Setelah menentukan jumlah dan harga barang, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai persediaan akhir menggunakan metode FIFO. Dalam hal ini, perusahaan harus menghitung nilai persediaan barang terakhir yang tersedia.

Contohnya, untuk persediaan barang sebesar 50 unit, harga pembelian terakhir adalah Rp 220 ribu per unit. Dengan demikian, nilai persediaan akhir adalah 50 unit x Rp 220 ribu = Rp 11 juta.

4. Tentukan Nilai Persediaan Awal

Setelah menentukan nilai persediaan akhir, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai persediaan awal menggunakan metode FIFO. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan harga barang terakhir yang dibeli sebelum persediaan awal.

Contohnya, untuk persediaan barang sebesar 50 unit, harga pembelian terakhir adalah Rp 220 ribu per unit. Oleh karena itu, nilai persediaan awal adalah 50 unit x Rp 200 ribu = Rp 10 juta.

5. Hitung Pengurangan Persediaan Barang

Setelah menentukan nilai persediaan awal dan akhir, langkah selanjutnya adalah menghitung pengurangan persediaan barang yang terjadi selama masa transaksi. Pengurangan persediaan barang dapat diketahui dari jumlah unit barang yang dijual selama periode tertentu.

Contohnya, perusahaan telah menjual 20 unit barang selama periode tertentu. Dengan demikian, pengurangan persediaan barang adalah 20 unit x Rp 220 ribu = Rp 4,4 juta.

6. Hitung Harga Jual Persediaan Akhir

Setelah menghitung pengurangan persediaan barang, langkah selanjutnya adalah menghitung harga jual persediaan akhir menggunakan metode FIFO. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan bahwa barang yang terjual adalah barang yang terakhir dibeli sebelum persediaan akhir.

Contohnya, untuk persediaan barang sebesar 30 unit, 20 unit dijual dengan harga_pembelian = Rp 220 ribu per unit dan 10 unit tersisa dengan harga_pembelian = Rp 200 ribu per unit. Dengan demikian, harga jual persediaan akhir adalah (20 x Rp 220 ribu) + (10 x Rp 200 ribu) = Rp 6,6 juta.

7. Hitung Harga Beli Persediaan Awal

Setelah menghitung harga jual persediaan akhir, langkah selanjutnya adalah menghitung harga beli persediaan awal menggunakan metode FIFO. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan bahwa barang yang tersisa adalah barang yang terakhir dibeli sebelum persediaan awal.

Contohnya, untuk persediaan barang sebesar 10 unit, harga_pembelian-terakhir adalah Rp 200 ribu per unit. Dengan demikian, harga beli persediaan awal adalah 10 x Rp 200 ribu = Rp 2 juta.

8. Hitung Harga Pokok Penjualan

Setelah menghitung harga beli persediaan awal, langkah selanjutnya adalah menghitung harga pokok penjualan (HPP) menggunakan metode FIFO. Dalam hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan harga beli persediaan awal dan harga jual persediaan akhir.

Contohnya, HPP dapat dihitung sebagai berikut:

NoKeteranganHarga
1Persediaan Awal (10 unit)Rp 2.000.000
2Pembelian Barang (40 unit)Rp 8.800.000
3Pengurangan Persediaan (20 unit)Rp 4.400.000
4Persediaan Akhir (30 unit)Rp 6.600.000
TotalRp 13.000.000

Jadi, harga pokok penjualan persediaan barang dengan menggunakan metode FIFO adalah sebesar Rp 13 juta.

FAQ

1. Apa perbedaan antara metode FIFO dengan metode LIFO?

Metode FIFO dan LIFO sama-sama digunakan dalam menghitung pengeluaran persediaan barang. Namun, perbedaan utama antara keduanya terletak pada bagaimana harga barang yang digunakan dalam menghitung pengeluaran persediaan barang. Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli akan menjadi barang pertama yang keluar, sedangkan metode LIFO mengasumsikan bahwa barang terakhir yang dibeli akan menjadi barang pertama yang keluar.

2. Apa keuntungan menggunakan metode FIFO?

Keuntungan menggunakan metode FIFO antara lain adalah dapat membantu perusahaan dalam menghitung biaya pembelian barang, mengurangi kesalahan penghitungan harga pasar saat mengeluarkan persediaan barang, dan menjaga konsistensi harga dalam mencatat persediaan barang.

3. Dapatkah metode FIFO digunakan untuk semua jenis bisnis?

Ya, metode FIFO dapat digunakan untuk semua jenis bisnis yang memiliki persediaan barang.

4. Apa yang harus dilakukan jika persediaan barang tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan?

Jika persediaan barang tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi atau membeli stok dari pihak ketiga.

5. Apa risiko yang mungkin terjadi jika perusahaan salah dalam menggunakan metode FIFO?

Jika perusahaan salah dalam menggunakan metode FIFO, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menghitung pengeluaran persediaan barang, mengalami keuntungan yang tidak akurat, dan mengalami kesalahan dalam memenuhi permintaan pelanggan.

Kesimpulan

Dalam dunia bisnis, menghitung persediaan barang secara akurat sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam perencanaan stok, memperkirakan keuntungan, dan memastikan pemenuhan permintaan pelanggan. Metode FIFO adalah salah satu metode yang digunakan dalam menghitung pengeluaran persediaan barang yang dapat membantu perusahaan dalam menghitung biaya pembelian barang, mengurangi kesalahan penghitungan harga pasar saat mengeluarkan persediaan barang, dan menjaga konsistensi harga dalam mencatat persediaan barang. Dengan mengikuti langkah-langkah perhitungan menggunakan metode FIFO, perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang harga pokok penjualan, nilai persediaan awal dan akhir, serta pengurangan persediaan barang. Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Perhitungan Metode FIFO